Jumat, 19 September 2025

FAKTOR AI DI ERA DIGITAL MASA KINI YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

                                             FAKTOR AI DI ERA DIGITAL MASA KINI YANG 

                                                    MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

 

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi yang di bina oleh

Bapak ..............................

 

 

 

Oleh :


 

 

 

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SMA NEGERI 9 MALANG

Jl. Puncak Borobudur No.1, Mojolangu, Kec. Lowokwaru,

Kota Malang, Jawa Timur

 

                                                                             BAB I

PENDAHULUAN

 

Pada bab pendahuluan ini dibahas tentang (1.1) latar belakang, (1.2) rumusan masalah dan (1.3) tujuan penelitian.

 

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi digital telah membawa manusia memasuki era baru yang ditandai oleh kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). AI bukan lagi sekadar konsep futuristik, melainkan telah menjadi bagian nyata dalam kehidupan sehari-hari—mengatur rekomendasi belanja, membantu diagnosis medis, hingga menggantikan peran manusia dalam proses produksi dan pelayanan.

Dalam konteks sosiologi, perubahan yang dipicu oleh AI dapat dianalisis melalui Teori Perubahan Sosial William F. Ogburn, yang menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara perkembangan material (teknologi, industri, sains) dan perkembangan nonmaterial (norma, etika, budaya, hukum). AI sebagai produk material berkembang sangat cepat, sementara adaptasi nilai-nilai sosial terhadap teknologi ini sering kali tertinggal. Fenomena ini disebut sebagai cultural lag—keterlambatan budaya dalam merespons kemajuan teknologi.

Masalah tersebut teramati pada munculnya berbagai dampak sosial. Di satu sisi, AI meningkatkan efisiensi, akses informasi, dan kualitas layanan dan di sisi lain, muncul tantangan seperti pengangguran akibat otomatisasi, krisis privasi, dan berkurangnya interaksi sosial yang bermakna.

Lebih jauh, AI juga menggeser cara manusia memaknai seperti berpikir, belajar, dan bahkan “berkomunikasi”, maka nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, refleksi, dan tanggung jawab etis perlu dipertahankan dan diperkuat.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya memahami AI sebagai alat teknologi, tetapi juga sebagai faktor perubahan sosial yang kompleks. Makalah ini disusun untuk mengkaji terkait faktor-faktor yang mendorong


perkembangan AI di era digital, serta dampaknya terhadap struktur sosial dan nilai-nilai kemanusiaan, dengan pendekatan teori perubahan sosial sebagai landasan analisis.

 

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas disusun dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1.2.1 Apa saja faktor utama yang mendorong perkembangan AI di era digital?

1.2.2 Bagaimana perkembangan AI mencerminkan perubahan sosial menurut teori Ogburn?

 

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui faktor utama yang mendorong perkembangan AI di era digital

1.3.2 Untuk mengetahui perubahan sosial menurut teori Ogburn

  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

Pada bab Kajian Pustaka ini dibahas tentang (2.1) Teori (Artificial Intelligence) AI, (2.2) Teori Perubahan Sosial William F. Ogburn.

 

2.1 Teori (Artificial Intelligence) AI

Menurut Harvei Desmon Hutahaean (2016) Kecerdasan Buatan berasal dari bahasa Inggris “Artificial Intelligence” atau disingkat AI, yaitu Intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas, sedangkan Artificial artinya buatan. Kecerdasan buatan yang dimaksud di sini merujuk pada mesin yang mampu berpikir, menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.

Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas.

Pernyataan tersebut juga dapat dijadikan definisi dari AI. Definisi ini menunjukkan bahwa AI adalah bagian dari komputer sehingga harus didasarkan pada sound theoretical (teori suara) dan prinsip-prinsip aplikasi dari bidangnya.

Prinsip-prinsip ini meliputi struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan, algoritma yang diperlukan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut, serta bahasa dan teknik pemrograman yang digunakan dalam mengimplementasikannya. Teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang- bidang seperti robotika, penglihatan komputer, jaringan saraf tiruan, pengolahan bahasa alami, pengenalan suara, dan sistem pakar.

 

2.2 Teori Perubahan Sosial William F. Ogburn

Menurut William Ogburn pengertian perubahan sosial dengan membuat batasan ruang lingkup perubahan tersebut. Ogburn menjelaskan bahwa perubahan sosial itu mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun immateriil dengan penekanan yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur-unsur kebudayaan yang immateriil.

pengertian tertentu, walau tidak memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan Suatu teori yang terkenal dalam sosiologi mengenai perubahan dalam masyarakat adalah teori ketertinggalan budaya (cultural lag)

Teori tersebut mulai dengan kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya seperti diuraikan sebelumnya, tetapi ada bagian yang tumbuh cepat, sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat. Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan cultural lag (artinya ketertinggalan kebudayaan). Juga suatu ketertinggalan (lag) terjadi apabila laju perubahan dari dua unsur masyarakat atau kebudayaan (mungkin juga lebih) yang mempunyai korelasi tidak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur lainnya.  

Menurut teori ini, perkembangan material cenderung lebih cepat daripada perkembangan nonmaterial. Hal ini menyebabkan adanya kesenjangan atau gap antara keduanya. Gap ini kemudian menimbulkan dampak perubahan sosial yang dapat bersifat positif atau negatif. Dampak positif adalah dampak yang menguntungkan bagi masyarakat, seperti peningkatan kesejahteraan, pengetahuan, dan kreativitas. Dampak negatif adalah dampak yang merugikan bagi masyarakat, seperti konflik, ketidakadilan, dan krisis.

 


BAB III

PEMBAHASAN

 

Pada bab Pembahasan ini dibahas tentang (3.1) Faktor utama yang mendorong perkembangan AI di era digital, (3.2) Perubahan Sosial William F. Ogburn, (3.3) Nilai-nilai humanistik di tengah dominasi teknologi.

 

3.1 Faktor utama yang mendorong perkembangan AI di era digital

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengembangan AI meliputi Efesiensi dan Otomatisasi, Pengambilan keputusan yang lebih baik, Personalisasi Layanan,  Inovasi dan Kreativitas dan Keamanan dan Prediksi.

3.1.1 Efesiensi dan Otomatisasi

Salah satu alasan utama mengapa AI mendominasi era ini adalah kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi dan otomatisasi. AI dapat menjalankan tugas-tugas rutin dan berulang dengan kecepatan dan akurasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan manusia. Misalnya, dalam industri manufaktur, robot AI dapat bekerja 24/7 tanpa lelah, mengurangi kesalahan dan meningkatkan produktivitas. Di sektor layanan pelanggan, chatbot AI dapat menangani pertanyaan dan masalah pelanggan dengan cepat, memberikan jawaban instan, dan mengurangi beban kerja manusia. Otomatisasi yang disediakan oleh AI tidak hanya menghemat waktu tetapi juga mengurangi biaya operasional secara signifikan.

 

3.1.2 Pengambilan keputusan yang lebih baik

AI juga memainkan peran penting dalam membantu bisnis dan individu membuat keputusan yang lebih baik. Dengan analisis data yang mendalam dan kemampuan machine learning, AI dapat mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin tidak terlihat oleh manusia. Dalam sektor keuangan, AI digunakan untuk menganalisis pasar saham dan memprediksi pergerakan harga, membantu investor membuat keputusan yang lebih bijak. Di bidang kesehatan, AI dapat menganalisis gambar medis dan mendeteksi penyakit lebih awal daripada metode konvensional. Kemampuan AI untuk memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.

 

3.1.3 Personalisasi Layanan

AI telah membawa personalisasi layanan ke tingkat yang baru. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat mempelajari preferensi dan perilaku pengguna untuk memberikan rekomendasi yang sangat spesifik dan relevan. Misalnya, platform streaming seperti Netflix dan Spotify menggunakan AI untuk merekomendasikan film, acara TV, dan musik yang sesuai dengan selera pengguna. Di e-commerce, AI dapat mempersonalisasi pengalaman berbelanja dengan menampilkan produk yang paling mungkin diminati oleh pelanggan. Personalisasi ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga mendorong penjualan dan loyalitas merek.

 

3.1.4 Inovasi dan Kreativitas

AI juga membuka peluang baru untuk inovasi dan kreativitas. Teknologi AI memungkinkan pengembangan produk dan layanan yang sebelumnya tidak mungkin terwujud. Misalnya, dalam industri game, AI digunakan untuk menciptakan karakter dan alur cerita yang lebih kompleks dan realistis. Di dunia seni, AI telah digunakan untuk menghasilkan karya seni dan musik yang orisinal. Selain itu, AI juga membantu dalam penelitian ilmiah dengan mempercepat proses penemuan dan inovasi. Kemampuan AI untuk belajar dan berkembang membuka pintu bagi kreativitas yang lebih besar di berbagai bidang.

 

3.1.5 Keamanan dan Prediksi

AI juga memainkan peran penting dalam meningkatkan keamanan dan prediksi di berbagai sektor. Dalam bidang keamanan siber, AI digunakan untuk mendeteksi dan mencegah serangan siber dengan menganalisis pola dan perilaku yang mencurigakan. Di bidang transportasi, AI digunakan dalam sistem manajemen lalu lintas untuk memprediksi dan mengurangi kemacetan, serta dalam kendaraan otonom untuk meningkatkan keselamatan di jalan. Di sektor kesehatan, AI membantu dalam prediksi penyebaran penyakit dan manajemen risiko kesehatan, memungkinkan tindakan pencegahan yang lebih efektif. Kemampuan AI untuk memproses data dalam jumlah besar dan mengidentifikasi ancaman atau masalah sebelum terjadi membuatnya menjadi alat yang sangat berharga dalam meningkatkan keamanan dan prediksi.

 

Dengan semua manfaat yang ditawarkan oleh AI, tidak mengherankan jika teknologi ini terus berkembang dan mendominasi berbagai aspek kehidupan kita. Untuk merayakan dan mendorong inovasi di bidang AI.

 

3.2 Perubahan Sosial William F. Ogburn

Menurut William F. Ogburn menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara perkembangan material dan perkembangan nonmaterial dalam masyarakat. Perkembangan material adalah perkembangan yang berkaitan dengan alat-alat fisik yang digunakan oleh manusia, seperti teknologi, sains, dan industri. Perkembangan nonmaterial adalah perkembangan yang berkaitan dengan aspek-aspek nonfisik yang dimiliki oleh manusia, seperti budaya, agama, hukum, dan norma.

Berdasarkan perubahan sosial dari William F. Ogburn, dapat dianalisis bahwa teknologi AI merupakan salah satu faktor perkembangan material yang memicu perubahan sosial. Teknologi AI dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa contoh dampak positif dan negatif dari teknologi AI terhadap perubahan sosial:

3.2.1 Dampak positif:

A. Teknologi AI dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, industri, pertanian, hingga militer. Contohnya adalah penggunaan robot untuk mengajar siswa di sekolah, penggunaan algoritma untuk mendiagnosis penyakit dan meresepkan obat, penggunaan chatbot untuk melayani pelanggan dan transaksi online, penggunaan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, penggunaan drone untuk memantau kondisi tanaman dan hama, serta penggunaan senjata pintar untuk melindungi negara dari ancaman.

B. Teknologi AI dapat meningkatkan pengetahuan dan kreativitas manusia dengan memberikan akses informasi yang luas dan cepat. Contohnya adalah penggunaan mesin pencari untuk mencari informasi yang dibutuhkan, penggunaan asisten virtual untuk membantu pekerjaan dan kegiatan sehari-hari, penggunaan sistem rekomendasi untuk menyarankan produk, layanan, atau konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, serta penggunaan generative adversarial network (GAN) untuk menciptakan karya seni, musik, atau tulisan yang unik dan orisinal.

 

3.2.2 Dampak negatif

A. Teknologi AI dapat menimbulkan ketimpangan sosial antara kelompok yang memiliki akses dan kemampuan untuk menggunakan teknologi AI dengan kelompok yang tidak. Contohnya adalah adanya digital divide atau kesenjangan digital antara negara maju dan negara berkembang dalam hal infrastruktur, sumber daya, dan literasi digital, adanya skill gap atau kesenjangan keterampilan antara pekerja yang memiliki keterampilan digital dengan pekerja yang tidak, serta adanya income gap atau kesenjangan pendapatan antara pekerja yang digantikan oleh teknologi AI dengan pekerja yang tidak.

 

B. Teknologi AI dapat menimbulkan pengangguran masal akibat digantikannya pekerja manusia oleh mesin atau komputer. Contohnya adalah adanya penurunan jumlah pekerja di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi, seperti manufaktur, transportasi, perbankan, dan ritel. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan, meningkatnya kemiskinan, menurunnya kesehatan mental, dan menipisnya rasa percaya diri pekerja.

 

C. Teknologi AI dapat menimbulkan diskriminasi sosial akibat adanya bias atau prasangka yang terkandung dalam data, algoritma, atau sistem yang digunakan oleh teknologi AI. Contohnya adalah adanya diskriminasi ras, gender, usia, agama, atau kelompok minoritas dalam hal penerimaan kerja, pemberian kredit, penegakan hukum, atau layanan publik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakadilan, ketidakpercayaan, dan konflik sosial.

 

D. Teknologi AI dapat menimbulkan masalah privasi akibat adanya pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan penggunaan data pribadi pengguna oleh teknologi AI tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Contohnya adalah adanya pelacakan lokasi, perilaku, preferensi, atau kebiasaan pengguna melalui smartphone, media sosial, aplikasi online, atau perangkat IoT (Internet of Things). Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia, pencurian identitas, penyalahgunaan data, atau serangan siber.

 

E. Teknologi AI dapat menimbulkan dilema etika dan moral akibat adanya ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang dianut oleh manusia dengan nilai-nilai yang diimplementasikan oleh teknologi AI. Contohnya adalah adanya pertanyaan tentang tanggung jawab, akuntabilitas, transparansi, keadilan, keamanan, kemanusiaan, atau keberlanjutan dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik antara manusia dengan mesin atau komputer.

Oleh karena itu, AI merupakan salah satu faktor perkembangan material yang memicu perubahan sosial. Teknologi AI memiliki dampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Dampak positif adalah dampak yang menguntungkan bagi masyarakat, seperti peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam berbagai bidang, peningkatan pengetahuan dan kreativitas manusia. Dampak negatif adalah dampak yang merugikan bagi masyarakat, seperti ketimpangan sosial antara kelompok yang memiliki akses dan kemampuan.

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) di era digital dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu efisiensi dan otomatisasi, pengambilan keputusan yang baik, inovasi, kreativitas, dan personalisasi layanan. AI tidak hanya memengaruhi sektor teknologi, tetapi juga merambah ke bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Teknologi AI yang canggih dapat menjalankan tugas rutinitas kegiatan dengan lebih cepat dibandingkan manusia, AI juga sangat membantu dalam mendeteksi dan mencegah serangan siber dengan menganalisis pola dan perilaku yang mencurigakan. Menurut teori perubahan sosial dari William F. Ogburn, perkembangan AI mencerminkan proses cultural lag (kesenjangan budaya), di mana perubahan pada aspek material (teknologi AI) berlangsung lebih cepat dibandingkan aspek nonmaterial (nilai, norma, hukum). Masyarakat sering kali belum siap secara etika, hukum, dan sosial untuk menyesuaikan diri dengan dampak AI yang cepat. Hal ini dapat menimbulkan tantangan baru seperti ketimpangan pekerjaan, penyalahgunaan data, dan bias algoritma. Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga menyiapkan adaptasi nilai dan kebijakan agar dampak AI tetap positif dan merata.

 

SARAN

Saran yang dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan AI di era digital masa kini ,baik dalam pemerintahan, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu:

1. Meningkatkan literasi digital, agar masyarakat memahami cara kerja dan dampak AI.  

2. Mendorong regulasi yang etis dan adil, untuk menghindari penyalahgunaan data dan diskriminasi oleh sistem AI.  

3. Mengembangkan keterampilan masa depan (future skills), seperti berpikir kritis, kreativitas, dan pemrograman, agar manusia tetap relevan di dunia kerja yang terdampak AI.  

4. Menguatkan nilai sosial dan etika, supaya kemajuan teknologi tidak mengabaikan kemanusiaan dan keadilan sosial.  

 

Dengan langkah tersebut, perkembangan AI dapat terarahkan untuk membawa manfaat besar bagi kehidupan masyarakat secara adil dan berkelanjutan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

https://blog.soca.ai/2025/06/11/tren-teknologi-ai-2025/

 

https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/perubahan-sosial-menurut-william-f-ogburn-dan-contohnya-23BmfjjEV8v

 

https://www.kompasiana.com/asepsetiawan3992/686a6e0d34777c6c2868ba92/paradigma-pedagogi-transformatif-dan-baru-di-abad-ai-rancangan-kurikulum-berbasis-imajinasi-kritis?page=all&page_images=1#goog_rewarded

 

https://repository.pancabudi.ac.id/perpustakaan/lokalkonten/1514370416_116_2_BAB_II.pdf

 

file:///C:/Users/USER/Downloads/04+PERUBAHAN+SOSIAL+DALAM+KEHIDUPAN+BERMASYARAKAT%20(1).pdf

 

https://eprints.uny.ac.id/8856/3/BAB%202%20-%2006413244029.pdf

 

https://copilot.microsoft.com/chats/wGL31R4abv7q6ja1DEjjp

 

https://dqlab.id/5-alasan-mengapa-kecerdasan-buatan-ai-mendominasi-abad-ini

 

https://www.sman7-tpi.sch.id/perubahan-sosial-akibat-munculnya-teknologi-ai/

 


 

 

 

 

 

 

 

Senin, 08 Februari 2021

Die Wohnung (Rumah- rumah di Jerman)

 Jerman termasuk di antara negara yang paling padat penduduknya. Angka penduduk per kilometer per­segi berjumlah hampir 4.405 di München, 3.849 di Berlin, dan hanya 72 di negara bagian Mecklenburg-Vorpommern. Sekitar 34 juta orang, atau 42 persen, tinggal di komune dan kota kecil dengan jumlah penduduk sampai 20.000 jiwa. Lebih dari 30 persen tinggal di kota besar berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa yang berjumlah 81 di Jerman.Secara rata-rata, untuk rumah tangga di Jerman tersedia penghasilan dan pendapatan sebesar 2.900 Ero per bulan. Bagian terbesar dari uang itu dikeluarkan untuk sewa rumah dan untuk tempat tinggal. Namun untuk mobil dan mobilitas pada umumnya, serta untuk makan dan minum dipakai masing-masing sekitar sepuluh persen dari pendapatan pula.

Penduduk negara maju cenderung memilki pilihan yang berbeda dari negara berkembang. Pada awal tahun 2014, Quartz, media online asal New York menyatakan bahwa warga Jerman cenderung memilih untuk tinggal di hunian sewa. Hal ini dikarenakan harga hunian sewa sangat murah dibanding mengangsur properti pribadi, tingginya jumlah pasokan hunian sewa, dan dukungan pemerintahnya dalam hal regulasi. Tak hanya harga yang mendorong masyarakat Jerman cenderung memilih hunian sewa. Pemerintah Jerman seolah memang tidak mendukung pemebelian rumah. Jerman tidak membiarkan pemilik rumah mengurangi pembayaran bunga KPR dari pajak. Selain itu, secara historis, kenaikan harga rumah di Jerman pun meningkat sangat lambat.  Dibanding dengan negara-negara tetangganya, hanya 44 persen warga Jerman yang punya rumah atau apartemen pribadi.Tapi pada dasarnya orang jermanpun ingin memiliki rumah atau tempat tinggal sendiri.

Jerman mempunyai beberapa jenis rumah seperti halnya:

1.       Fachwerkhaus
           merupakan rumah tua di jerman yang terbuat dari campuran tanah liat dan jerami, atau batu bata dengan kerangka kayu yang nampak pada dinding luarnya. Biasanya rumah tua seperti ini mempunyai ciri-ciri dengan atap yg di lengkapi dengan cerobong asap yang terletak di atas perapian. Rumah seperti ini banyak kita temui di desa-desa jerman.

2.        Apartement / Wohnung
           apartement atau kamar yang di sewakan oleh private atau organisasi relatife lebih mahal. Apartemen memiliki lebih banyak, harganya juga bervariasi tergantung dari jenis , besar kamar, jarak ke kota, dll. Biasanya harga sewa apartemen atau kamar jenis ini tidak termasuk biaya listrik, gas dan air. Harga sewa apartemen di jerman di bagi menjadi 2, yaitu : sewa (kaltmiete) dan sewa+utilietes (warmmiete). kaltmiete adalah harga sewa kamar tanpa air dan gas. Sedangkan warmmiete sudah termasuk biaya air, listrik dan gas.

3.        Reihenhause
           reihenhaus  merupakan suatu rumah yang terletak di pinggiran sungai rhein. Biasanya reihenhaus ini terlihat besar dan bertingkat, di dalamnya di tinggali oleh beberapa keluarga.


4.  Einfamillienhaus

            Einfamillienhaus adalah rumah yang ditempati hanya untuk satu keluarga. Di Jerman, kebanyakan orang memilih bertempat tinggal bersama dengan keluarga lain, karena harga yang lebih terjangkau. Dan di Jerman, Einfamillienhaus ini harganya cukup mahal.


Tata rumah di jernan tidak jauh dengan rumah di Indonesia akan tetapi mereka mempunyai ciri tersendiri dalam penataannya. ruangan rumah di sana terdiri dari kamar tidur, dapur, balkon, ruang tamu, kamar mandi, gudang, lorong, garasi. Kamar mandi yang mereka miliki adalah kamar mandi yang sangat bersih karena mereka mengkondisikan kamar mandi mereka kering , biasanya lantai kamar mandi mereka di lapisi karpet dan mereka menggunakan tisu sebagai pembersih setelah buang air besar ataupun kecil, mereka memberikan tempat khusus untuk mandi. Lorong yang ada di rumah merekapun di gunakan seminimalis mungkin untuk menempatkan rak-rak buku dll. Mereka juga mempunyai halaman belakang yang berupa taman, biasanya mereka menempatkan kursi untuk berjemur di musim panas.

Selasa, 12 Januari 2021

Positiv, Komparativ und Superlativ

 

Komparativ und Superlativ

Tingkat perbandingan kata sifat dalam Bahasa Jerman di kenal ada tiga:

·         Tingkat Positiv atau disebut tingkat dasar - der Positiv (die Grundstufe).

·         Tingkat Komparativ atau disebut tingkat lebih - der Komparativ (die Höherstufe).

·         Tingkat Superlativ atau disebut tingkat paling - der Superlativ (die Höchststufe).

A. der Positiv - Tingkat dasar/biasa

Der Positiv adalah merupakan bentuk dasar dari kata sifat yang akan ditemui dalam kamus. Tingkat dasar kata sifat ini digunakan :

·         untuk menggambarkan seseorang, sesuatu atau kegiatan.

o    Sie ist schön.

o    Anton ist klug.

·         untuk menggambarkan suatu persamaan dengan mempergunakan “wie”

o    Er ist hübsch wie Tom Hanks.

Catatan :

“wie” selain berdiri sendiri, juga dapat digabungkan dengan kata lain seperti “so”, “genauso”,”gleich” “ebenso” untuk menggambarkan suatu tingkat persamaan (Gleichheit).

·         “so ….. wie” - Mein Bruder ist so klug wie mein Vater.

·         “genauso …. wie” - Bali ist genauso interessant wie Thailand.

·         “gleich …. wie” - Das Hotel ist gleich hoch wie der Kokosbaum.

·         “ebenso …. wie” - Sie ist genauso groß wie ich.

Sedangkan untuk ketidaksamaan perbandingan (Ungleichheit) digunakan :

·         “nicht/kein so…..wie” - Dein Bruder ist nicht so alt wie mein Bruder.

·         der Komparativ +”als” - Dein Bruder ist älter als mein Bruder.

 

B. der Komparativ - Tingkat lebih

          Der Komparativ digunakan untuk menyatakan tingkat perbandingan lebih. Dibentuk dengan ketentuan sebagai berikut :

1.    Menggunakan “als”.

o    Hamid ist älter als Joko.

o    Indonesien ist größer als Malaysien.

2.    Bentuk kata sifat pada tingkat lebih (Komparativ) akan mengalami penambahan akhiran “er”. Contoh :

o    schön - schöner

o    klug - klüger

o    klein - kleiner usw.

3.    Pada umumnya kata sifat yang dirubah ke dalam bentuk Komparativ akan mengalami penambahan Umlaut apabila kata sifat tersebut memiliki huruf vokal (a = ä)-(u = ü)-(o = ö). Contoh :

o    arm - ärmer

o    jung - jünger

o    dumm - dümmer

o    hoch - höher usw.

4.    Apabila kata sifat yang berakhiran dengan “el” akan dipergunakan dalam bentuk Komparativ, yang perlu diperhatikan sebelum menambahkan “er” pada kata sifat tersebut adalah menghilangkan huruf “e” sebelum huruf “l” apabila dikonjugasikan. Contoh :

o    dunkel - dunkler

o    edel - edler

5.    Apabila kata sifat yang berakhiran dengan “er” akan dipergunakan dalam bentuk komparativ, yang perlu diperhatikan sebelum menambahkan “er” pada kata sifat tersebut adalah menghilangkan huruf “e” sebelum huruf “r” apabila dikonjugasikan. Contoh :

o    teuer - teurer

o    sauer - saurer

Komparativ dapat dibentuk dengan tiga cara yaitu :

1.    Kata Sifat sebagai Predikatif (Prädikative Adjektive)

o    Ich bin kleiner als meine Schwester.

o    Rita ist schöner als Soraya.

2.    Kata Sifat sebagai Kata keterangan (Adverbiale Adjektive)

o    Eric läuft schneller als ich.

o    Sie spricht besser Deutsch als Rita.

3.    Kata Sifat sebagai Pelengkap dari kata benda (Attribut zu einem Nomen) dan kata sifat itu sendiri (Attribut zu eine Adjektiv).

o    Rita ist die schönste Frau im Dorf.

o    Indonesien ist das kleinere Land als China.

o    Der Zug ist ein schnelleres Verkersmittel als das Auto.


C. der Superlativ - Tingkat paling tinggi

Der Superlativ digunakan untuk menyatakan sesuatu dalam bentuk tingkat paling tinggi, dibentuk dengan ketentuan sebagai berikut :

1.    Kata Sifat dalam bentuk Superlativ pada umumnya dibentuk dengan menambahkan “st”.

o    schön = am schönsten- atau der/das/die schönste

o    klug = am klügsten- atau der/das/die klügste

o    klein = am kleinsten- atau der/das/die kleinste

o    sauber = saubersten- atau der/das/die sauberste usw.

2.    Tetapi kata sifat yang berakhiran dengan “d”,”t”,”s”,”ß”,”z”, “x” dan “sch” akan dipergunakan dalam bentuk Superlativ, akan mengalami penambahan “est” untuk memudahkan pengucapan kata sifat tersebut. Contoh :

o    laut = am lautesten- atau der/das/die lauteste

o    frisch = am frischesten- atau der/das/die frischeste

o    mild = am mildesten- atau der/das/die mildeste

o    heiß = am heißesten- atau der/das/die heißeste

o    kurz = am kürzesten- atau der/das/die kürzeste   usw.

3.    Sama halnya dengan bentuk Komparativ, kata sifat yang dirubah ke dalam bentuk Superlativ akan mengalami penambahan Umlaut apabila kata sifat tersebut memiliki huruf vokal (a = ä)-(u = ü)-(o = ö). Contoh :

o    arm = am ärmsten- atau der/das/die ärmste

o    jung = am jüngsten- atau der/das/die jüngste

o    dumm = am dümmsten- atau der/das/die dümmste

o    hoch = am höchsten- atau der/das/die höchste usw.

 

Superlativ dapat dibentuk dengan tiga cara yaitu :

1.    Kata Sifat sebagai Predikatif (Prädikative Adjektive) - dibentuk dengan : am + kata sifat +st+en.

o    Ich bin am kleinsten.

o    Hamid findet Ida am schönsten.

2.    Kata Sifat sebagai Kata keterangan (Adverbiale Adjektive)- dibentuk dengan : am +kata sifat+st+en.

o    Das Flugzeug fliegt am schnellsten.

o    Schümacher fährt am besten.

3.    Kata Sifat sebagai Pelengkap dari kata benda (Attribut zu einem Nomen) dan kata sifat itu sendiri (Attribut zu eine Adjektiv). Apabila dikombinasikan dengan bestimmten Artikel (der,das,die) dan possessive Artikel (mein, dein, uns usw) dengan menambahkan “st” sebelum kata sifat tersebut dikonjugasikan.

o    Der Junge ist der lauteste Knabe.

o    Rita ist meine beste Freundin.


Berikut beberapa rangkuman tingkat perbandingan kata sifat :

a.   Selain ketentuan-ketentuan diatas yang harus diperhatikan dalam membentuk kata sifat “Komparativ dan Superlativ“, terdapat juga kata sifat yang tidak beraturan (Unregelmässig)yang perlu kiranya di hapal sebagai berikut :

Grundform

Komparativ

Superlativ

prädikativ

attributiv

viel

mehr

am meisten

der/das/die meiste

sehr

mehr

am meisten

der/das/die meiste

gern

lieber

am liebsten

der/das/die liebste

gut

besser

am besten

der/das/die beste

nah

näher

am nächsten

der/das/die nächste

hoch

höher

am höchsten

der/das/die höchste

b.   Kata sifat yang berakhiran “a” tidak akan mengalami perubahan apabila dikonjugasikan, contoh :

·         rosa - der rosa Pullover

·         lila - die lila Bluse

·         prima - eine prima Idee usw.

c.  Kata sifat dibawah ini akan berubah menjadi :

·         links - der linke Arm

·         rechts - der rechte Arm

d.  Apabila kata “wenig”,”viel”,”etwas”,”nichts”- bertemu dengan kata sifat dalam suatu kalimat tanpa ada kata benda , maka otomatis kata sifat tersebut berubah menjadi NEUTRUM ARTIKEL (kata benda netral). Contoh :

·         Roma hat wenig Neues gesehen. (neu - kata sifat).

·         Hast du viel Gutes vom deiner Freundin gehört? (gut - kata sifat).

·         Auf Bali ist etwas Komisches passiert. ( komisch - kata sifat).

·         Ich habe nichts Interessantes im Fernsehen gesehen. (interessant - kata sifat).

e.  Komparative dibentuk dengan akhiran -er

f.   Superlativ :

1.   Tanpa kata benda : “am + kata sifat dengan akhiran -sten”

2.   Di depan kata benda : “der/das/die + kata sifat dengan akhiran -    (e)ste”

g.  Untuk membuat kalimat persamaan : “bentuk dasar kata sifat(die Grundform)+ wie”

h.  Untuk membuat kalimat tidak persamaan : “kata sifat bentuk Komparativ + als”

i.   Perubahan-perubahan lain dari kata sifat dalam pembentukan komparativ atau superlativ seperti berikut ini:

 

 

Grundform

Komparativ

Superlativ

prädikativ

attributiv

1). penambahan -est setelah d,t,s,ß,sch,x,z

alt

Älter

am ältesten

der/das/die älteste

groß (kecuali)

Größer

am größsten

der/das/die größeste

weiss

weisser

am weissesten

der/das/die weisseste

schwarz

schwärzer

am schwärzesten

der/das/die schwärzeste

gesund

gesünder

am gesündesten

der/das/die gesündeste

frisch

frischer

am frischesten

der/das/die frischeste

2). ler - rer   dunkel - dunkler, sauer - saurer (komparativ)

sauer

Saurer

am sauersten

der/das/die sauerste

teuer

Teurer

am teuersten

der/das/die teuerste

dunkel

dunkler

am dunkelsten

der/das/dei denkelste

edel

Edler

am edelsten

der/das/die edelste

3). Perubahan Umlaut (a = ä, u =ü, o = ö)

arg

Ärger

am ärgsten

der/das/die ärgsten

arm

Ärmer

am ärmsten

der/das/die ärmste

dumm

dümmer

am dümmsten

der/das/die dümmste

grob

Gröber

am gröbsten

der/das/die gröbste

jung

Jünger

am jüngsten

der/das/die jüngste

klug

Klüger

am klügsten

der/das/die klügste

4). Perubahan bentuk Komparativ dan Superlativ secara umum

schnell

schneller

am schnellsten

der/das/die schnellste

fleißig

fleißiger

am fleißigsten

der/das/die fleißigste

tief

Tiefer

am tiefsten

der/das/die tiefste

klein

Kleiner

am kleinsten

der/das/die kleinste

braun

brauner

am braunsten

der/das/die braunste