BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu filsafat disebut juga sebagai
ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat eksistensial yang artinya, mempunyai
hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan filsafat menjadi dasar
penggerak kehidupan, baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.
Selain
itu, Ilmu filsafat juga merupakan bagian dari filsafat pengetahuan (epistimologi)
yang secara spesifik mengkaji tentang hakekat ilmu atau pengetahuan ilmiah.
Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang khas, maka
ilmu filsafat ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dengan filsafat
ilmu-ilmu sosial. Pembagian ilmu filsafat menjadi dua merupakan perbedaan
ilmu-ilmu yang ditelaah atau dipelajari dari kedua ilmu tersebut. Tetapi kedua
ilmu memiliki ciri-ciri keilmuan yang sama.
Jadi kita sangat memerlukan belajar ilmu filsafat untuk
kehidupn sehari-hari untuk berkomunikasi sebgai makhluk individu maupun makhluk
pribadi. Walaupun ilmu dibedakan menjadi dua, semuanya sangat penting untuk
dipelajari sebagai dasar-dasar ilmu filsafat.
2.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud Filsafat Ilmu
menurut para ahli filsuf?
2. Bagaimana perkembangan Filsafat Ilmu?
3.
Apa-apa
saja yang termasuk bidang pengetahuan?
3. Tujuan
1. Mempelajari dan mengetahui definisi Filsafat Ilmu menurut
para ahli.
2. Mengetahui tahap-tahap perkembangan Filsafat Ilmu.
3. Mengetahui bidang pengetahuan.
4.
Pengertian Filsafat
1.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
2.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat
tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
5. Pengertian
Ilmu
1. Ilmu diartikan sebagai suatu
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala
tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan,
ilmu ekonomi dan sebagainya.
2. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan
atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, bathin, dan sebagainya,
seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir, dan sebagainya
BABII
SUMBER
FILSAFAT ILMU
Filsafat
dan Ilmu telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Keduanya termasuk dalam
pengertian episteme (philosophia). Menurut filsuf besar
Yunani Kuno, Aristoteles, episteme adalah
suatu kumpulan yang teratur dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri
yang tepat. Filsafat dan ilmu merupakan perngetahuan rasional, yaitu
pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran manusia. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam
kesemetaan yang seakan tak terbatas ini. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita
berterus terang pada diri kita sendiri.
Kemudian Aristoteles
membedakan episteme menjadi tiga
bagian, yaitu:
1.
Praktike
(pengetahuan praktis)
2.
Poietike
(pengetahuan produktif)
3.
Theoretike
(pengetahuan
teoritis)
Theoritike oleh
Aristoteles dibedakan pula menjadi tiga kelompok, yaitu;
1.
Mathematike
(pengetahuan
matematika)
2.
Physike
(pengetahuan
fisika)
3.
Prote
Philosophia (Filsafat Pertama)
Filsafat
Pertama adalah pengetahuan teoritis yang menelaah peradaan yang abadi, tidak
berubah, dan terpisah dari materi. Dimana Aristoteles mendefinisikannya sebagai
ilmu tentang asas-asas pertama. Kemudian definisi ini diperlengkap oleh
Aristoteles menjadi suatu ilmu yang menyelidiki peradaan sebagai peradaan dan
ciri-ciri yang tergolong pada objek ini berdasarkan sifat dasarnya sendiri.
Dua
ratus tahun sebelum Aristoteles telah lahir seorang pemikir pertama yang dalam
sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales. Ia mengembangkan
filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asla mula, sifat dasar, dan
struktur komposisi alam semesta. Menurutnya semua berasal dari air sebagai
materi dasar kosmis.
Pada
tahap berikutnya muncullah Pythagoras. Ia mengemukakan ajaran metafisika bahwa bilangan merupakan
intisari dari semua bendaserta dasar pokok dari sifat-safat benda. Pythagoras
berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pemahaman
filsafati. Pendapat iini mendapat pengukuhan dari fisuf besar Yunani yang lain,
yaitu Plato. Plato menegaskan bahwa filsuf adalah pencinta pandangan tentang
kebenaran, sedang filsafat merupakan pencariaan yang bersifat perekaan terhadap
pandangan tentang seluruh kebenaran. Plato memiliki murid yang sangat cemerlang
di Akademinya ialah Aristoteles.
Selain
sebagai seorang filsuf, Aristoteles juga seorang ilmuwan dan ada satu bidang
pengetahuan yang dipeloporinya, yaitu pengetahuan penalaran (Analytika dan
Dialektika). Aristoteles menulis enam judul naskah tentang pengetahuan
penalaran, yaitu:
1.
Categories
2.
On
Interpretation
3.
Prior
Analytics
4.
Posterior
Analytics
5.
Topics
6.
Sophistical Refutation
Alexander
Aphrodisias menamakan enam naskah itu logika. Para pengulas menghimpun seluruh
naskah menjadi satu dengan diberi judul Organon.
Dari
selintas perkembangan filsafat dan ilmu yang telah diuraikan diatas, ternyata
ada empat bidang pengetahuan, yaitu filsafat, ilmu, matematika, dan logika. Mereka
memiliki ciri kekhususan tersendiri dan menempuh arah pertumbuhan yang berbeda.
1.
Filsafat
Filsafat dimulai oleh Thales
sebagai filsafat jagat raya yang berkembang ke arah kosmologi. Kemudian
menjurus pada filsafat spekulatif (Plato) dan metafisika (Aristoteles). Pada
zaman Romawi Kuno, Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha
untuk mencapainya. Di abad pertengahan filsafat merupakan sarana untuk
menetapkan kebenran tentang Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia.
Kemudian
filsafat berkembang melalui dua jalur. Jalur pertama adalah filsafat alam yang
mempelajari benda dan peristiwa alamiah. Dan yang kedua adalah filsafat mental
dan moral yang menyangkut tujuan dan kewajiban manusia.
Pada abad XX filsafat
menjadi dua ragam, yaitu filsafat kritis (analitik) yang membahas
pertanyaan-pertanyaan tentang arti dari pengertian-pengertian yang dipergunakan
dalam filsafat. Filsafat spekulatif adalah usaha menyusun sebuah system ide-ide
umum yang berpautan, logis, dan perlu yang dalam kerangka itu setiap unsur dapat
ditafsirkan. Karakteristik filsafat
Seseorang ilmuwan tidak akan pernah
puas jika hanya mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia
ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya dengan moralitas,
serta ingin yakin apakah ilmu ini akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini akan
membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling hebat. Di atas langit masih ada
langit. contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-apa.
·
Sifat mendasar
yaitu sifat yang tidak saja begitu
percaya bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses
penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri
benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan yang melingkar
yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
·
Sifat spekulatif
dalam menyusun sebuah lingkaran dan
menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhirnya
dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun
pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.
2. Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
Pada zaman Reanissance abad XIV – XVI terjadi pekembangan
baru. Para tokoh memperkenalkan metode matematik dan metode eksperimental untuk
mempelajari alam. Sehingga Filsafat Alam memperoleh arti khusus sebagai
penelaahan yang sistematis terhadap alam melalui pemakaian metode-metode yang
diperkenalkan oleh pembaharu dari zaman Renaissance dan awal abad XVII.
Pada abad XVII Filsafat Alam sesungguhnya bukanlah
pengetahuan filsafat, melainkan pengetahuan yang kini dikenal sebagai Ilmu
Alam. Perkembangan ilmu itu mencapai puncak kejayaan di tangan Newton. Ilmuwan
Inggris ini merumuskan teori gaya berat dan kaidah-kaidah mekanika dalam karya
tulis yang diberi judul Philosophiae
Naturalis Principia Mathematica, terbit tahun 1687. Pada abad XVIII, philosophia naturalis memisahkan diri
dari filsafat dan para ahli menyebutnya kembali dengan nama Fisika.
3. Matematika
Matematika sejak semula menjadi pendorong bagi perkembangan
filsafat. Sejak permulaan hingga dewasa ini filsafat dan matematika
terus-menerus saling mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika
dan begitupn sebaliknya. Selanjutnya matematika merupakan sumber penting yang
tak kering-kering sejak zaman kunosampai abad modern bagi pemikiran filsafati
karena memberikan berbagai persoalan untuk direnungkan.
Sejak zaman modern hingga abad XX ini filsafat dan
matematika berkembang terus melalui pemikiran tokoh-tokoh filsuf dan juga ahli
matematika seperti Descartes, Gottfried Wilhelm von Leibniz, Auguste Comte,
Henri Poincare, Whitehead dan Bertrand Russell.
4. Logika
Merupakan bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas,
aturan, dan tata cara penalaran yang betul. Penalaran adalah proses pemikiran
manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan
runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui.
Walaupun tidak termasuk dalam episteme, logika adalah sepeneuhnya jenis pengetahuan rasional.
Menurut Aristoteles, logika merupakan alat ilmu di luar episteme yang justru diperlukan untuk mempelajari kumpulan
pengetahuan rasional.
Pada abad pertengahan wibawa Aristoteles diakui dan
dijadikan mata pelajaran wajib dalam pendidikan untuk warga bebas. Kemudian
logika yang dikembangkan Aristoteles diperlengkap oleh para ahli logika dan
terkenal dengan sebutan logika tradisional. Tetapi, pada abad XX
dikembangkanlah logika yang kemudian tergolong sebagai logika modern oleh para
ahli matematika seperti George Boole, Augustus De Morgan, dan Gottlob Frege.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar