Sabtu, 06 September 2014

contoh makalah dan bahan sumber filsafat ilmu

BAB I
  PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

Ilmu filsafat disebut juga sebagai ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat eksistensial yang artinya, mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan filsafat menjadi dasar penggerak kehidupan, baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.
           Selain itu, Ilmu filsafat juga merupakan bagian dari filsafat pengetahuan (epistimologi) yang secara spesifik mengkaji tentang hakekat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang khas, maka ilmu filsafat ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dengan filsafat ilmu-ilmu sosial. Pembagian ilmu filsafat menjadi dua merupakan perbedaan ilmu-ilmu yang ditelaah atau dipelajari dari kedua ilmu tersebut. Tetapi kedua ilmu memiliki ciri-ciri keilmuan yang sama.
Jadi kita sangat memerlukan belajar ilmu filsafat untuk kehidupn sehari-hari untuk berkomunikasi sebgai makhluk individu maupun makhluk pribadi. Walaupun ilmu dibedakan menjadi dua, semuanya sangat penting untuk dipelajari sebagai dasar-dasar ilmu filsafat.
2.      Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud Filsafat Ilmu menurut para ahli filsuf?
2.    Bagaimana perkembangan Filsafat Ilmu?
3.    Apa-apa saja yang termasuk bidang pengetahuan?
3.      Tujuan
1.      Mempelajari dan mengetahui definisi Filsafat Ilmu menurut para ahli.
2.      Mengetahui tahap-tahap perkembangan Filsafat Ilmu.
3.      Mengetahui bidang pengetahuan.
4.      Pengertian Filsafat
1.         Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
2.         Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
5. Pengertian Ilmu
1.      Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.

2.      Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, bathin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir, dan sebagainya

BABII
SUMBER FILSAFAT ILMU
Filsafat dan Ilmu telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Keduanya termasuk dalam pengertian episteme (philosophia). Menurut filsuf besar Yunani Kuno, Aristoteles, episteme adalah suatu kumpulan yang teratur dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat. Filsafat dan ilmu merupakan perngetahuan rasional, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran manusia. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemetaan yang seakan tak terbatas ini. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang pada diri kita sendiri.
Kemudian Aristoteles membedakan episteme menjadi tiga bagian, yaitu:
1.                  Praktike (pengetahuan praktis)
2.                  Poietike (pengetahuan produktif)
3.                  Theoretike (pengetahuan teoritis)
Theoritike oleh Aristoteles dibedakan pula menjadi tiga kelompok, yaitu;
1.                  Mathematike (pengetahuan matematika)
2.                  Physike (pengetahuan fisika)
3.                  Prote Philosophia (Filsafat Pertama)
Filsafat Pertama adalah pengetahuan teoritis yang menelaah peradaan yang abadi, tidak berubah, dan terpisah dari materi. Dimana Aristoteles mendefinisikannya sebagai ilmu tentang asas-asas pertama. Kemudian definisi ini diperlengkap oleh Aristoteles menjadi suatu ilmu yang menyelidiki peradaan sebagai peradaan dan ciri-ciri yang tergolong pada objek ini berdasarkan sifat dasarnya sendiri.
Dua ratus tahun sebelum Aristoteles telah lahir seorang pemikir pertama yang dalam sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales. Ia mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asla mula, sifat dasar, dan struktur komposisi alam semesta. Menurutnya semua berasal dari air sebagai materi dasar kosmis.
Pada tahap berikutnya muncullah Pythagoras. Ia mengemukakan  ajaran metafisika bahwa bilangan merupakan intisari dari semua bendaserta dasar pokok dari sifat-safat benda. Pythagoras berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pemahaman filsafati. Pendapat iini mendapat pengukuhan dari fisuf besar Yunani yang lain, yaitu Plato. Plato menegaskan bahwa filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran, sedang filsafat merupakan pencariaan yang bersifat perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Plato memiliki murid yang sangat cemerlang di Akademinya ialah Aristoteles.
Selain sebagai seorang filsuf, Aristoteles juga seorang ilmuwan dan ada satu bidang pengetahuan yang dipeloporinya, yaitu pengetahuan penalaran (Analytika dan Dialektika). Aristoteles menulis enam judul naskah tentang pengetahuan penalaran, yaitu:
1.                  Categories
2.                  On Interpretation
3.                  Prior Analytics
4.                  Posterior Analytics
5.                  Topics
6.                  Sophistical Refutation
Alexander Aphrodisias menamakan enam naskah itu logika. Para pengulas menghimpun seluruh naskah menjadi satu dengan diberi judul Organon.
Dari selintas perkembangan filsafat dan ilmu yang telah diuraikan diatas, ternyata ada empat bidang pengetahuan, yaitu filsafat, ilmu, matematika, dan logika. Mereka memiliki ciri kekhususan tersendiri dan menempuh arah pertumbuhan yang berbeda.
1.    Filsafat
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagat raya yang berkembang ke arah kosmologi. Kemudian menjurus pada filsafat spekulatif (Plato) dan metafisika (Aristoteles). Pada zaman Romawi Kuno, Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM)  mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya. Di abad pertengahan filsafat merupakan sarana untuk menetapkan kebenran tentang Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia.
Kemudian filsafat berkembang melalui dua jalur. Jalur pertama adalah filsafat alam yang mempelajari benda dan peristiwa alamiah. Dan yang kedua adalah filsafat mental dan moral yang menyangkut tujuan dan kewajiban manusia.
Pada abad XX  filsafat menjadi dua ragam, yaitu filsafat kritis (analitik) yang membahas pertanyaan-pertanyaan tentang arti dari pengertian-pengertian yang dipergunakan dalam filsafat. Filsafat spekulatif adalah usaha menyusun sebuah system ide-ide umum yang berpautan, logis, dan perlu yang dalam kerangka itu setiap unsur dapat ditafsirkan. Karakteristik filsafat
·            Sifat menyeluruh 
Seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini akan membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling hebat. Di atas langit masih ada langit. contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-apa.
·            Sifat mendasar
yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
·            Sifat spekulatif
dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.
2.    Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
Pada zaman Reanissance abad XIV – XVI terjadi pekembangan baru. Para tokoh memperkenalkan metode matematik dan metode eksperimental untuk mempelajari alam. Sehingga Filsafat Alam memperoleh arti khusus sebagai penelaahan yang sistematis terhadap alam melalui pemakaian metode-metode yang diperkenalkan oleh pembaharu dari zaman Renaissance dan awal abad XVII.
Pada abad XVII Filsafat Alam sesungguhnya bukanlah pengetahuan filsafat, melainkan pengetahuan yang kini dikenal sebagai Ilmu Alam. Perkembangan ilmu itu mencapai puncak kejayaan di tangan Newton. Ilmuwan Inggris ini merumuskan teori gaya berat dan kaidah-kaidah mekanika dalam karya tulis yang diberi judul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, terbit tahun 1687. Pada abad XVIII, philosophia naturalis memisahkan diri dari filsafat dan para ahli menyebutnya kembali dengan nama Fisika.

3.    Matematika
Matematika sejak semula menjadi pendorong bagi perkembangan filsafat. Sejak permulaan hingga dewasa ini filsafat dan matematika terus-menerus saling mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika dan begitupn sebaliknya. Selanjutnya matematika merupakan sumber penting yang tak kering-kering sejak zaman kunosampai abad modern bagi pemikiran filsafati karena memberikan berbagai persoalan untuk direnungkan.
Sejak zaman modern hingga abad XX ini filsafat dan matematika berkembang terus melalui pemikiran tokoh-tokoh filsuf dan juga ahli matematika seperti Descartes, Gottfried Wilhelm von Leibniz, Auguste Comte, Henri Poincare, Whitehead dan Bertrand Russell.

4.    Logika
Merupakan bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui.
Walaupun tidak termasuk dalam episteme, logika adalah sepeneuhnya jenis pengetahuan rasional. Menurut Aristoteles, logika merupakan alat ilmu di luar episteme yang justru diperlukan untuk mempelajari kumpulan pengetahuan rasional.
Pada abad pertengahan wibawa Aristoteles diakui dan dijadikan mata pelajaran wajib dalam pendidikan untuk warga bebas. Kemudian logika yang dikembangkan Aristoteles diperlengkap oleh para ahli logika dan terkenal dengan sebutan logika tradisional. Tetapi, pada abad XX dikembangkanlah logika yang kemudian tergolong sebagai logika modern oleh para ahli matematika seperti George Boole, Augustus De Morgan, dan Gottlob Frege. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar