Rabu, 30 September 2020

Gramatika Bahasa Jerman

 

 Gramatika Jerman

Mempelajari bahasa Jerman tidaklah sulit sebab pengucapan kata-katanya hampir sama seperti penulisannya. Tetapi bila diteliti lebih mendalam, kenyataannya tidak semudah itu. Banyak kata-kata dalam bahasa Jerman tidak diucapkan sebagaimana biasa dilakukan dalam bahasa kita (Indonesia). 
Dalam tulisan ini dibahas berbagai jenis kata seperti kata benda, kata sandang, kata kerja, kata ganti, kata depan, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan dan kata penghubung. 
Pendek kata, tulisan ini ditujukan kepada seluruh golongan pembaca, baik mereka yang baru mulai belajar (pemula), para siswa sekolah lanjutan tingkat atas jurusan IPS/Bahasa ataupun mereka yang telah pernah mendalami bahasa Jerman dari buku-buku lain. Tulisan ini kiranya dapat dijadikan pelengkap atau pembanding. 
Selamat belajar! Semoga bermanfaat. 
GELERNT IST GELERNT!

Pronomina persona dan pronomina milik (Die Personalpronomen und das Possessivpronomen)
Pronomina persona (Die Personalpronomen)
Pelaku dalam kalimat dapat berasal dari kata ganti (pronomina) atau dari kata benda (nomina). Kata ganti yang bertindak sebagai pelaku dalam kalimat yaitu kata ganti persona. 
Pelaku-pelaku yang berasal dari kata ganti persona yakni: 
ich = saya, aku wir = kami, kita
du = kamu, kau ihr = kamu semua, kalian
er = dia (lk.) sie = mereka, dia (pr.)/jamak
sie = mereka, dia (pr.)/tunggal Sie = Anda
es = itu

Aku sudah tidak melihatnya. - Ich habe ihn nicht gesehen.
Apakah Anda sudah memanggil saya? - Haben Sie mich gerufen?
Ya, aku sudah memanggil kamu. - Ja, ich habe dich gerufen.
Dia sudah menjumpainya. - Er hat ihn gezeichnet.

Pronomina milik (Das Possessivpronomen)
Kata ganti milik menyatakan kata ganti yang berkaitan atas kepemilikan suatu benda atau barang. Contoh: Itu milik saya. 
Pronomina milik dipakai sebagai:
ü sebuah kata sandang (sebelah kiri kata benda)
Das ist mein Hund. – Itu adalah anjingku.
ü sebagai pronomina (berdiri sendiri tanpa kata benda)
Wem gehört der Hund? Das ist meiner. – Milik siapa anjing itu? – Itu milik saya.

Pronomina milik dalam bahasa Jerman, yaitu :
mein - saya punya
dein - kamu punya
sein, ihr - dia (lk./pr.) punya
unser - kami (kita) punya
euer - kamu punya
ihr - mereka punya
Ihr - Anda punya 

Bentuk-bentuk verba (die Formen des Verbes)
• Infinitiv yaitu bentuk dasar dari kata kerja. Artinya bentuknya masih asli (belum diubah). Bentuk ini disebut pula Nennform. Misalnya: arbeiten, lernen, gehen. Pembahasan lebih lanjut dalam sub bab kata kerja (das Verbe). 
• Stamm yaitu akar dari verba. Jadi yang dinamakan infinitiv yaitu Akar verba + akhiran – en atau –n atau : Stamm + Endung –en atau –n. Sebagian besar verba dalam bahasa Jerman berakhiran –en hanya beberapa berakhiran –n misalnya verba dengan –er dan –el: klappern – gemetar; schütteln - mengocok. Dan verba-verba sein – adalah; tun – melakukan.
• Präteritum yaitu bentuk “sedang pada masa lampau”. Atau sama seperti dalam bahasa Inggris bentuk Past Tense atau bentuk kata kerja ke II.
Partizip I yaitu “perbuatan yang sedang dilakukan” atau bentuk ini sepadan dalam – “ing-form” dalam bahasa Inggris, yang lazim dikenal dengan “The Present Participle”. Bentuk demikian ini dalam bahasa Jerman disebut dengan Mittelwort der Gegenwart (Kata alat untuk waktu kini). Contoh partizip I: schreib-end (dari infinitiv schreiben - menulis), lieg-end (dari verba liegen – terletak), lächel-nd (dari verba lächeln – tersenyum). Akhiran (Endung) dari Partizip I yaitu - end atau – nd. 
• Partizip II yaitu “perbuatan yang sudah selesai dikerjakan” atau bentuk kata kerja ke III, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan bentuk “The Past Participle”. Bentuk ini disebut pula Mittelwort der Vergangenheit (Kata alat untuk waktu lampau). Contoh Partizip II: ge-schrieb-en, ge-arbeit-et (dari infinitif arbeiten – bekerja), aus-ge-ruht (dari infinitif ausruhen – beristirahat). Akhiran (Endung) ini biasnya: - en atau – et, kadang hanya – t). Fungsi dari Part. II ini adalah sebagai berikut:
1) Yang terpenting fungsi Part II yakni pembentukan waktu lampau (Perfekts) dengan verba bantu haben/sein ataupun pembentukan kalimat pasif (Passivs) dengan werden/sein. 
Contoh:
Udo ist eingeschlafen. – Udo sudah tertidur.
Der Backofen wird auf 250 Grad vorgeheizt. (werden – Passiv)
(Oven penggorengan sudah dipanaskan mencapai 250 derajat).
Das Fenster ist geöffnet. (sein – Passiv)
(Jendela sudah dibuka).

2) Fungsi dari Part II yang lain hampir sama seperti Part I, yakni:
v Sebagai adjektiva attributif. Di sini punya 2 arti yaitu satu aktip: der angekommene Zug (kereta api yang sudah tiba) dan satu pasip: das geöffnete Fenster (jendela, yang sudah dibuka/sudah terbuka).
v Sebagai kata benda, dimana adjektiva attributif ditambah akhiran. Misal: der Verletzte – orang yang luka, ein Verletzter - seorang yang terluka
v Sebagai tambahan. 
Contoh: 
Der Fußballspieler wurde verletzt vom Platz getragen.
(Pemain sepak bola yang luka ditandu keluar halaman)

Waktu lampau “sedang” (das Präteritum)
Verba-verba lemah yaitu jika verba-verba dalam pembentukan waktu lampaunya harus ditambahkan akhiran te, test dan sebagainya seperti disebutkan di atas di ujung akar verba sesuai jenis pelaku . Contoh: spielen – bermain; reden – berbicara; antworten – menjawab; öffnen – membuka dan passen – cocok, tepat.


Ich spielte redete antwortete öffnete paßte
du spieltest redetest antwortetest öffnetest paßtest
er spielte redete antwortete öffnete paßte
wir spielten redeten antworteten öffneten paßten
ihr spieltet redetet antwortetet öffnetet paßtet
sie spielten redeten antworteten öffneten paßten
Sie spielten redeten antworteten öffneten paßten

Waktu kini “sedang” (das Präsens)
Waktu kini “sedang” yaitu bila suatu tindakan atau pekerjaan masih sedang dilakukan. Dalam bahasa Jerman, bentuk demikian dikenal dengan istilah Präsens. Bentuk ini ekuivalen dengan bentuk waktu di dalam bahasa Inggris, The Present Tense, The Simple Present atau The Present Continuous Tense. Untuk memberi gambaran bagaimana bentuk ini diterapkan dalam kalimat, kita ambil 3 (tiga) verba seperti machen (membuat atau melakukan), pflücken (memetik) dan suchen (mencari). Konyugasi dari verba-verba ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Dari tabel ini tampak konyugasi dari ke tiga verba. Akar (der Stamm) dari kata kerja machen yaitu mach, pflücken yakni pflück dan suchen ialah such. Sedangkan en atau n dinamakan akhiran (der Endung). Dalam contoh-contoh ini, huruf-huruf yang ditulis dengan huruf miring merupakan akhiran. 
Penjelasan: 
ich = saya, aku wir = kami, kita
du = kamu, kau ihr = kamua semua, kalian
er = dia (lk.) sie = mereka, dia (pr.)/jamak
sie = mereka, dia (pr.)/tunggal Sie = Anda
es = itu
Selanjutnya agar dipahami bahwa jika akar verba “sudah” berakhir dengan sebuah huruf d atau t, sementara untuk pelaku du, er, sie, atau es harus kita tambahkan st atau t, maka untuk menjaga jangan sampai terjadi duplikasi t atau berakhir dengan dt pada pelaku-pelaku tersebut, terhadap verba-verba seperti ini kita harus menambahkan sebuah huruf e ekstra di belakang akar verbanya. 
Contoh : Vati schneidet das Gras. - Ayah memotong rumput. 

Hapalkan verba-verba berikut ini bersama artinya!
rechnen – berhitung trinken – minum
trocknen – mengeringkan zeichnen – menggambar, menandatangani
begegnen – berjumpa dengan leugen – berdusta
rufen – memanggil erwarten – berharap
gehen – pergi kommen – datang
regnen – hujan atmen – bernapas
leugnen – menyangkal

 

 

 


Waktu kini “sudah” (das Perfekt)
Demikian pula dalam bahasa Jerman, kita dapat membuat bentuk ke III dari infinitiv. Misalnya untuk kata bermain (to play) ini, dalam bahasa Jerman ialah spielen. Bentuk ke III: dari verba ini yaitu gespielt, yang disebut sebagai Partizip II. Dari contoh tersebut diketahui bahwa Partizip II dalam bahasa Jerman dimulai dengan ge dan diakhiri dengan t, terkecuali verba-verba kuat yang lazimnya tidak beraturan. 
Contoh lain: 
Tunggal : Ich habe geliebt - Saya sudah mencintai
Jamak: Wir haben geliebt - Kami sudah mencintai

Waktu lampau “sudah” (das Plusquamperfekt)
Selain bentuk waktu kini sudah selesai dikerjakan seperti diuraikan sebelumnya, bahasa Jerman seperti bahasa lain mengenal pula bentuk waktu lampau sudah selesai dilakukan. Bentuk seperti ini dalam bahasa Jerman dikenal dengan nama das Plusquamperfekt (Bentuk Selesai - lampau). Jika dibandingkan dengan bahasa Inggris, bentuk ini ekuivalen dengan bentuk The Past Perfect Tense atau The Pluperfect. Jadi dalam bentuk ini, kata kerja bantu yang digunakan adalah sama dan tetap yakni haben (mempunyai) dan sein (ada, adalah). Jika digunakan sebagai verba bantu, makna dari ke dua verba ini adalah “sudah” atau “telah”. 

Das Plusquamperfekt = subjekt + Präteritum dari haben/sein + partizip 2 (V3) 

Beispiel:
Ich glaube ihm nicht, denn er hatte mich schon zweimal betrogen.
Saya tidak mempercayainya sebab dia telah menipu saya 2 kali.
Sie fiel vom Stuhl. Sie hatte 18 Stunden lang Schreibmaschine geschrieben.
Dia (pr.) jatuh dari kursi. Dia (pr.) sudah mengetik selama 18 jam.

Akan datang pada waktu kini (Das Futur I)
Futur I yaitu salah satu nama dari enam bentuk waktu (Zeitformen) yang dimiliki oleh verba-verba Jerman. Futur I yaitu suatu bentuk dimana perbuatan atau tindakan berorientasi ke masa yang akan datang dan dalam bahasa Inggris sepadan dengan bentuk The Future Continuous Tense atau The Future Tense. Das Futur I memiliki 2 penggunaan atau fungsi-fungsi yaitu:
1) Waktu tengah malam dari kejadian kata kerja kepada titik waktu bicara yaitu pada saat pembicaraan menyatakan masa depan. 
Contoh:
Ich werde dich dann besuchen. - Saya akan mengunjungi kamu kemudian.
Wir werden Sie um sieben wecken. - Kami akan membangunkan Anda jam 7.
Er wird morgen kommen. - Dia (lk.) akan datang di pagi hari.
Penjelasan:
Kata-kata seperti dann, um sieben, morgen menyatakan bahwa kejadian kata kerja adalah masa yang akan datang. Sejalan dengan makna itu, orang dapat mengganti kalimat-kalimat tersebut dengan:
Ich besuche dich dann. - Saya mengunjungi kamu kemudian.
Wir wecken Sie um Sieben. - Kami membangunkan Anda pukul 7.
Er kommt morgen. - Dia (lk.) datang pagi hari.
2) Persamaan waktu dari kejadian verba kepada titik waktu bicara dan menekankan suatu dugaan.

 


Contoh:
Er wird im Hotel sein. – Dia akan berada dalam hotel.
Sie wird in der Küche sein. – Anda akan berada di dapur.
Sie werden Hunger haben. – Mereka akan merasa lapar. 

Futur I = Präsens dari werden + Infinitiv

Akan datang pada waktu lampau (Das Futur II)
Futur II yaitu nama untuk salah satu dari 6 bentuk waktu yang berbeda dalam verba-verba Jerman. Futur II merupakan bentuk akan datang di waktu lalu. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan bentuk The Past Future Tense yaitu perbuatan yang akan dilakukan di tinjau dari sisi masa lampau. Das Futur II memiliki 2 cara penggunaan atau fungsi-fungsi yaitu:
1) Waktu malam hari yaitu pada saat pembicaraan dimana kata kerja menekankan sesuatu yang masih tidak terjadi terhadap datangnya penyelesaian akhir. Penyelesaian akhir ini akan menunjukkan titik waktu yang diharapkan.
Contoh:
In drei Jahren werden wir unser Ziel erreicht haben. 
Dalam tiga tahun kami sudah akan mencapai tujuan kami.
Im Jahre 2000 wird die Bevölkerung der Erde die 3-Billionen-Grenze überschritten haben. 
Dalam tahun 2000 penduduk bumi sudah akan melampaui batas 3 milyar.

Jika 2 kalimat ini kita buat dalam bentuk Futur I, maka keduanya akan menjadi: 
In drei Jahren haben wir unser Ziel erreicht. 
Dalam waktu tiga tahun kami sudah mencapai tujuan kami.
Im Jahre 2000 hat die Bevölkerung der Erde die 3-Billionen-Grenze überschritten. Dalam tahun 2000 penduduk bumi sudah melampaui batas 3 milyar.
2) Bentuk lama dari kejadian kata kerja kepada titik waktu bicara yaitu pada saat pembicaraan yang menekankan kata kerja dari pembicara sebagai penutupan yang diharapkan. 
Contoh:
Sie wird sich verletzt haben. 
Anda sudah akan terhinakan.
Es wird die Verzweiflung gewesen sein, die ihn dazu geführt hat.
Itu sudah akan menjadi keadaan putus asa, jika mengantarkan itu kepadanya. 

Futur II = Präsens dari werden + Infinitiv Perfekt

 

 

 

 

 



Nomina dan artikel (das Substantiv und der Artikel)
Nomina (das Substantiv)
Kata benda dalam bahasa Jerman selain dikenal dengan sebutan das Substantiv juga disebut dengan nama das Nomen. Kedua istilah ini berasal dari bahasa Latin. Arti kata benda adalah kata yang mengacu kepada benda baik konkret maupun abstrak. Contoh kata benda konkret seperti Junge, Baum, Haus. Sedangkan contoh kata benda abstrak seperti Erkenntnis usw . 
Dalam bahasa Jerman, kata benda terbagi kedalam 3 jenis (Geschlecht) yaitu jantan disebut maskulinum (männlich) misalnya Garten; Vater, betina ) betina dinamakan femininum atau (weiblich) seperti Tulpe; Tochter dan netral dikenal dengan neutrum atau neutral (sächlich) umpamanya Gras, Wetter. Penjelmaan Substantiv dari ketiga jenis ini dikenal dengan sebutan das Genus des Substantivs.

Kata sandang (der Artikel)
Artikel yang tentu dan tidak tentu
Sebagaimana diketahui bahwa artikel atau kata sandang berdiri di sebelah kiri dari kata benda dan memberi tanda apakah suatu kata benda berjenis jantan, betina atau netral. Misalnya:
der Baum - ein Baum - pohon
die Linde - eine Linde - pohon linde
das Blatt - ein Blatt - daun, lembar
Der, das, dan die dinamakan kata sandang yang tentu sementara ein, eine dinamakan kata sandang tidak tentu. Artikel der untuk kata benda berjenis jantan , die untuk betina dan das untuk netral . Dan bentuk jamak dari ketiga kelamin ini hanya satu yaitu die. Dalam bahasa Jerman artikel yang tentu disebut der bestimmte Artikel dan artikel yang tidak tentu dikenal dengan der unbestimmte Artikel.
Perhatikan!
æ Jangan sampai tertukar menempatkan kata sandang yang tentu ini di depan kata bendanya. Tidak terdapat pedoman khusus dalam penentuan jenis kata sandang, jadi terpaksa Anda harus menghapal kata benda beserta artikelnya!
das Benzin - bensin
der Strand - pantai berpasir
die Gefahr - bahaya
das Boat - perahu, kapal api
æ Dalam Kamus Umum Bahasa Jerman – Indonesia, umumnya Anda akan menjumpai singkatan w, m atau s sesudah urutan kata benda. W berarti weiblich (=betina), m berarti männlich (=jantan) dan s berarti sächlich (=netral).
Kata-kata lain boleh disisipkan di antara artikel dan kata benda, misalnya adjektiva atau bentuk partisip-partisip:
der blühende Baum - pohon yang sedang mekar
ein altes goldbraunes Blatt - sebuah daun sawo matang emas tua
keine einzige Blüte - bukan satu-satunya kuntum
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kita membedakan antara:
1) Artikel yang tentu :
der Birnbaum vor unserem Haus - pohon pir bagi rumah kami
2) Artikel tidak tentu :
eine Wiese mit einem Birnbaum - suatu rerumputan dengan pohon pir
3) Tanpa artikel :
ein Tisch aus Birnbaum - sebuah meja dari pohon pir

 


4) Artikel negatif :
weit und breit kein Baum, nur Sand und Steine.
(kemana-mana tiada ada pohon, hanya pasir dan batu) 

Perbandingan (Komparation)
Sebagaimana dimaklumi bahwa tingkat perbandingan dalam adjektiva akan selalu ada dalam setiap bahasa termasuk Indonesia. Tingkat perbandingan adjektiva dalam bahasa Jerman dinamai Komparation atau Der Vergleich yaitu suatu tingkat dalam adjektiva seperti tingkat biasa (Positiv atau die Grundstufe), tingkat lebih (Komparativ atau die erste Steigerungsstufe) dan tingkat paling/ter (Superlativ atau die zweite Steigerungsstufe). 
Contoh: sauber - bersih.
Tingkat perbandingannya sebagai berikut:
sauber (bersih) – sauberer (lebih bersih) – am saubersten (paling bersih)
schön (indah) – schöner (lebih indah) – am schönsten (paling indah)
klein (kecil) – kleiner (lebih kecil) – am kleinsten (paling kecil)
Contoh lain :
Mein Bleistiff ist dünn, dein Bleistiff ist dünner, sein Bleistiff ist am dünnsten.
(Pensil saya halus, pensil kamu lebih halus, pensil dia paling halus). 

Pronomina (das Pronomen)
Dalam bahasa Indonesia, kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nama lain. Kita telah mengetahui bahwa salah satu rumpun kata benda adalah pronomina. Pronomina selalu dimiliki dalam setiap bahasa termasuk bahasa Jerman. 
Untuk mempelajari lebih lanjut, sebaiknya kita mengulang pelajaran kita mengenai pronomina orang sebagaimana telah dibahas dalam bab Verba :
ich = saya, aku wir = kami, kita
du = kamu, kau, engkau ihr = kamu sekalian
er = dia (laki-laki) sie = dia (perempuan) - jamak
sie = dia (perempuan) – tunggal Sie = Anda
es = itu
Bentuk kesopanan, orang memakai Sie (Anda). Pemakaian du (kamu, engkau, kau) dalam bahasa Jerman antara anggota keluarga : anak boleh berkata du kepada orang tua, kepada kakek-nenek, kepada paman atau tante. Sehingga timbullah 2 macam verba untuk maksud ini yakni siezen (=menyapa dengan “Sie”) dan duzen (=menyapa dengan “du”). 
Ich habe deinen Bruder nicht gesehen.
Ich habe ihn nicht gesehen.
Baik Bruder maupun ihn terlihat dibuat dengan namval ke 4 dari pronomina orang : Haben Sie mich gesehen?
Ja, ich habe dich gerufen.
Udo hat seinen Freund gezeichnet. Er hat ihn gezeichnet.
Jorg küßt Inge. Er küßt sie.
Die Mutter trägt (= mendukung) das Kind. Sie trägt es.
Haben Sie uns gesucht, Herr Lehrer? – uns = mereka
Ja, ich habe euch gesucht, Kinder. - euch = kamu sekalian, kalian.
Wir haben die Kleider bestellt. Wir haben sie bestellt. Kleider = rok.
Darf ich Sie anrufen, fräulein Müller?

 


anrufen = memanggil, menilpon.
dürfen = diizinkan, diperbolehkan.

Pronomina bertanya (Interrogativpronomen)
Dalam bahasa Jerman untuk menanyakan seseorang, hal atau benda, orang menggunakan kata-kata tanya seperti wer (siapa), was (apa), welcher/was für ein (yang mana/apa jenis)? 
Ada 2 bentuk kata-kata tanya yaitu:
æ Pada pertanyaan secara langsung (Hauptsatz): 
Wer ist der Täter? - Siapa pelakunya?
æ Pada pertanyaan tidak langsung (Nebensatz):
Keiner weiß, wer der Täter ist.- Tidak seorang pun tahu siapa pelakunya.
wer – pemakaian tunggal atau jamak hanya untuk orang. Deklinasinya sbb.:
NOM wer
AKK wen
DAT wem
GEN wessen
Beispiel:
Wessen Mantel ist das? - Keine Ahnung, wessen Mantel das ist.
(Mantel siapa itu?) - Saya tidak punya dugaan mantel siapa itu.

was – dapat berfungsi sebagai pronomina tidak tentu. Penggunaan tunggal atau jamak hanya untuk benda. Tanpa deklinasi.
Beispiel:
Was ist passiert? - Keiner weiß genau, was passiert ist.
(Apa yang terjadi?) - Tidak seorang pun tahu secara tepat apa yang terjadi.
Sebagaimana Anda telah tahu bahwa untuk membuat kalimat bertanya yaitu dengan kata-kata tanya baik untuk pertanyaan langsung maupun pertanyaan tak langsung. Kedua bentuk ini lazimnya memakai metode ,,pertanyaan-W” artinya semua kata-kata tanya akan diawali dengan huruf W: was, wer, wo, wann dan sebagainya. Namun masih ada metode lain untuk membuat bertanya yaitu dengan ,,pertanyaan Ja-Nein” yang dimulai dengan konjungsi ob:
æ Pertanyaan langsung :
Was suchen Sie hier? - Apa yang Anda cari di sini?
Ist das Bild echt? - Adakah lukisan itu asli?
æ Pertanyaan tidak langsung:
Darf ich wissen, was Sie hier suchen? - Boleh saya tahu apa yang Anda cari di sini?
Keine Ahnung, ob das Bild echt ist. - Saya tidak punya dugaan apakah lukisan itu 
asli?
Yang banyak digunakan yaitu pronomina bertanya wer (siapa). Pertanyaan yang ditujukan kepada satu orang atau lebih: Wer kommt heute abend? Ini artinya ditujukan kepada banyak orang seperti bertanya : Welche Leute kommen heute abend?
Selanjutnya diperhatikan bahwa wer dapat bertanya baik kepada orang laki-laki maupun orang perempuan. 4 kasus yaitu:
1. wer
2. wessen
3. wem
4. wen

Pronomina relatif (Relativpronomen)
Pronomina relatif yaitu: der/die/das, welcher/welche/welches, was/wo/woher dan wohin. Untuk der/die/das, deklinasinya sama seperti bentuk demonstratif. Untuk welcher/welche/welches, deklinasinya menyerupai pronomina tidak tentu welcher/welche/welches. Bentuk welcher/welche/ welches agak kuno dan hanya dipakai dalam bahasa tulisan. Was dapat dipakai sebagai pronomina relatif tanpa deklinasi. Demikian pula wo/woher/wohin, dapat juga digunakan sebagai pronomina relatif tanpa deklinasi. Pronomina relatif was lazimnya mengacu kepada pronomina tidak tentu. 
Contoh:
Ich weiß etwas, was du nicht weißt.
Pronomina relatif wo woher wohin mengacu kepada tempat.
Contoh:
Das ist Satzburg, wo Mozart geboren wurde. – Itu Satzburg dimana Mozart dilahirkan.

Numeralia (die Zahlen)
Bilangan (Die Zahlen)
Kata bilangan disebut pula numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang atau barang. Dalam bahasa Jerman disebut die Zahlen. Hal-hal yang akan dibahas dalam bagian ini bilangan biasa, bilangan berpangkat, pecahan, bobot, persamaan mathematis dan lain-lain. 


Kalimat pasif (das Passiv)

Kalimat pasif sebenarnya merupakan kebalikan dari kalimat aktif. Jika pada kalimat aktif, yang dikenai pekerjaan/perbuatan oleh subjek atau dikenal sebagai objek, lazim diletakkan di ujung kalimat, sementara pada kalimat pasif, objek penderita menjadi subjek dalam kalimat pasif dan ditempatkan di awal kalimat. Misal:
Pak Ali memukul anjing. - kalimat aktif
Anjing dipukul oleh pak Ali. - kalimat pasif
Bentuk pasif (Die Formen des Passivs)
Seperti bahasa asing yang lain, bahasa Jerman juga mengenal bentuk pasif dalam susunan kalimatnya. Dalam bahasa Jerman, orang membedakan ada 2 bentuk pasif yakni pasif dengan memakai werden (das werden-Passiv) dan bentuk pasif dengan memakai verba bantu sein (das sein-Passiv). Pemakaian sein-Passiv dalam bahasa lain lebih umum sebab kata kerja ini ekuivalen seperti bahasa Inggris to be, Prancis être. Kedua bahasa yang disebutkan terakhir hanya memakai 1 verba bantu sedangkan dalam bahasa Jerman, ada 2 kata kerja bantu untuk membentuk kalimat pasif. Setelah itu diikuti oleh kata kerjanya dalam bentuk ke tiga (V3) atau sering disebut Partizip II. Jadi kalimat pasif dalam bahasa Jerman memiliki struktur :
Passiv = subjekt + werden/sein + Partizip II (V3)
1) werden-Passiv
Bentuk pasif dengan memakai werden yaitu sebagian besar dibentuk dengan verba objek akkusatif. Contoh:
Zwei Professoren begutachten die Arbeit.
(Dua orang mahaguru menjelaskan pekerjaan itu)
Die Arbeit wird von zwei Professoren begutachtet.
(Tugas itu dijelaskan oleh dua orang mahaguru itu).

 


Jadi:
Kalimat Aktif (Aktivsatz) Kalimat Pasif (Passivsatz)
Subjek = Subjekt → tetap bei atau durch
Objek akkusatif (Akkusativobjekt) → Subjek = Subjekt
es/man (sebagai subjek) → (dihilangkan)
Kasus lain → (tetap tidak berubah)
Orang dapat pula membentuk kalimat pasif yang bukan orang untuk beberapa verba tanpa objek akkusatif yaitu:
- dengan objek datif: Man hilft ihm. → Ihm wird geholfen.
- dengan objek kata depan: Man denkt an sie. → An sie wird gedacht.
- tanpa objek: Man arbeitete lange. → Es wurde lange gearbeitet. 
Partizip II dibentuk dari werden oleh bentuk pasif worden, oleh adjektiva predikat dan oleh kata benda geworden. Bandingkan!
Er ist geprüft worden. (Passiv =Pasif)
Er ist alt geworden. (Adjektiv =Adjektiva)
Er ist Klempner geworden. (Substantiv = Kata Benda)
2) sein-Passsiv
Orang hanya dapat membentuk sebuah sein-Passiv sesuai aturan pada salah satu bentuk werden-Passiv yang mungkin. Bentuk pasif bukan orang, yaitu bentuk pasif dari verba-verba tanpa objek akkusatif pada sein-Passiv adalah tidak mungkin. Bentuk sein-Passiv hanya dipakai dalam bentuk Präsens dan Präteritum. 
Contoh:
Die Straße war von Lampen erleuchtet. – Jalan diterangi oleh lampu-lampu.
Die Wiese ist durch einen Zaun abgegrenzt. – Rerumputan dibatasi oleh sebuah tali kendali.
Berikut ini beberapa kalimat pasif dalam beberapa waktu dalam Tempora.
l Präsens : Der Stein wird geschliffen.
(Kala kini) (Batu diasah.)
Die Fische werden gefangen.
(Ikan-ikan ditangkap.)
l Präteritum : Der Stein wurde geschliffen.
(Kala lampau) Die Fisches wurden gefangen.
l Perfekt : Der Stein ist geschliffen worden.
(Kala lalu-belum usai) Die Fische sind gefangen worden.
l Plusquamperfekt : Der Stein war geschliffen worden.
(Kala lalu-usai) Die Fische waren geschliffen worden.
Selain itu untuk membuat kalimat pasif dapat pula memakai verba bantu yang lain misalnya müssen atau dürfen, perhatikan contoh berikut ini.
l Präsens : Der Stein muß geschliffen werden.
(Batu harus diasah.)
Die Häusser dürfen gebaut werden.
(Rumah-rumah boleh didirikan.)
l Präteritum : Der Stein mußte geschliffen werden.
Die Häusser durfen gebaut werden.
l Perfekt : Der Stein hat geschliffen werden müssen.
Die Häusser haben gebaut werden dürfen.
l Plusquamperfekt : Der Stein hatte geschliffen werden müssen.
Die Fische hatten gebaut werden dürfen.
Jika sebuah kalimat pasif ingin dibuat menjadi sebuah anak kalimat atau kalimat tambahan, maka urutan katanya akan berubah seperti contoh di bawah ini.

 


Beispiele:
Hier ist die Werkstatt, wo die Diamanten geschliffen werde.
(Ini adalah bengkel, dimana intan-intan diasah.)
Er ist noch nicht sicher, ob die Häusser gebaut werden dürfen.
(Belum pasti, apakah rumah-rumah diijinkan untuk dibangun.)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar