Selasa, 12 November 2013

lima langkah memilih asuransi penyakit kritis



Belakangan ini penyakit sepertinya bertambah banyak, makin menyeramkan dan bisa menyerang di usia muda. Semakin banyak orang yang mengalami pecah pembuluh darah di otak, kena serangan jantung, bahkan kanker pada usia yang cukup dini. Jika seorang pemberi nafkah utama terkena penyakit tersebut, dia tidak bisa bekerja lagi sehingga tidak dapat memberikan penghasilan untuk menghidupi keluarganya. 

Pada kondisi seperti ini, perlindungan dari asuransi penyakit kritis sangat diperlukan untuk mengganti penghasilan yang hilang ketika terkena penyakit kritis tersebut. Untuk mengatasi permasalahan ini, sekarang sudah banyak  tawaran asuransi penyakit kritis di luar sana. 

Tapi sebelum memilih, ada lima hal yang perlu Anda perhatikan sebelum membeli asuransi penyakit kritis antara lain.

1. Penyakit yang ditanggung  
Sesuai judulnya, biasanya asuransi menyakit kritis hanya menanggung penyakit tertentu dengan tingkat kekritisan tertentu pula. Berdiskusilah sedetail mungkin dengan pihak yang menawarkan asuransi penyakit kritis. Tanyakan penyakit kanker jenis apa saja dan mulai pada stadium berapa yang ditanggung dan yang tidak ditanggung.Ada baiknya Anda mengetahui nama penyakitnya. Ada produk asuransi penyakit kritis yang hanya menanggung kanker stadium lanjut yaitu mulai stadium 3 ke atas, dan ada juga asuransi penyakit kritis yang sudah menanggung saat Anda baru terdiagnosis  kanker stadium 1. 

2. Kondisi kesehatan tertanggung 
Jika Anda memiliki keluarga dengan sejarah penyakit kritis, pastikan kondisi seperti ini bisa diterima oleh perusahaan asuransi tersebut. Bila Anda sudah terdiagnosis tumor sebelum mendaftar asuransi, Anda  juga harus mencari produk asuransi penyakit kritis yang mau menerimanya.

3. Pertanggungan dan cara klaim 
Pastikan kita mengetahui secara detail pertanggungan yang bisa diperoleh.  Apakah dalam jumlah menyeluruh atau bertahap? Syarat syarat apa yang harus dipenuhi agar kita bisa mendapatkan pertanggungannya? Misal harus ada kuitansi dan rincian yang asli rumah sakit, dan sebagainya. 

4. Jumlah uang pertanggungan  
Besarnya jumlah uang pertanggungan yang diperlukan bergantung kepada jumlah hilangnya penghasilan sang penderita penyakit kritis selama  periode yang diasumsikan. 

Misalnya, keluarga Bapak A memiliki penghasilan Rp10 juta dan didiagnosis kanker stadium 3. Bapak A diperkirakan tidak dapat bekerja selama satu tahun karena fokus dengan pengobatannya. Maka besar uang pertanggungan yang diberikan asuransi minimal sekitar Rp132 juta, yang merupakan future value (nilai masa depan) dari  Rp10 juta x 12 bulan = Rp120 juta. Kemudian Rp120 juta ini dikalikan inflasi sebesar 10%. 

Uang pertanggungan dari asuransi penyakit kritis selain dapat menggantikan pendapatan bulanan untuk menghidupi keluarga juga diharapkan dapat meringankan biaya pengobatan. Pada masa satu tahun tersebut diharapkan juga terdapat penyesuaian mengenai gaya hidup misalnya untuk biaya transportasi dan biaya pengeluaran pribadi.

5. Bandingkan biaya dan keuntungan 
Jangan lelah menghubungi beberapa perusahaan asuransi dan membuat perbandingan. Sebagai pelanggan, Anda harus mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan memilih sesuatu hanya karena murah. Biaya yang harus dibayar juga harus diperhatikan, jangan sampai hanya karena ingin perlindungan yang sangat ideal, kantong Anda malah jadi bolong karena sebenarnya Anda tidak mampu membayar preminya.

Jadi perlu-tidaknya asuransi penyakit kritis tergantung dari kebutuhan, kemampuan, dan kesediaan produk yang sesuai. Bandingkan beberapa perusahaan dan tanyakan secara detail produk yang ditawarkan. Ingatlah bahwa produk asuransi itu harus sesuai dengan kebutuhan yang tertanggung!

Titis Syahluddin, CFP
Independent Financial Planner
PT. Quantum Magna
www.qmfinancial.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar