MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Belajar dan Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak Asep Sunandar
Oleh
Lika Chusnul Aissyah
140241600502
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
PROGRAM S1 PENDIDIKAN
BAHASA JERMAN
Desember 2015
Keterkaitan Kindergarten
di jerman dengan metode Quantum Learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan anak usia pra sekolah yang
dikenal dengan nama Kindergarten diprakarsai oleh seorang tokoh pendidikan
Jerman bernama Friedrich Wilhelm August Fröbel, lahir 21 April 1782 di
Oberweißbach, Thüringen (Thuringia). Kindergarten, berasal dari kata „Kinder =
Anak-anak, dan Garten = Taman“. Menurut Fröbel, anak-anak adalah benih
kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dan perawatan, sepertinya halnya kuncup
bunga yang ada di taman. Fröbel menamakan lembaga kegiatan dan bermain anak
yang didirikannya dengan nama „Kindergarten“ pada tahun 1840. Bangunan yang
memiliki dua ruangan tersebut, yang satu ditata dengan menempatkan kursi dan
meja, sedangkan satu raungan lainnya dibuarkan sebagai ruangan terbuka untuk
bermain. Di luar ruangan terdapat sebuah taman di mana anak-anak dapat menanam
berbagai jenis tumbuhan bunga, sayur dan juga biji-bijian. Bentuk-bentuk bola,
balok kayu, ubin, tongkat dan cincin yang dirancang Fröbel yang kemudian kita
kenal dengan nama „Fröbelgaben“ (bahasa Jerman) atau Froebel Gifts (bahasa
Inggris), adalah sarana bagi anak-anak untuk belajar dengan bermain, untuk
membantu mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik mereka. Froebel gifts
kemudian banyak diadaptasi oleh dunia pendidikan di banyak negara dan merupakan
salah satu bagian materi penting di lembaga pendidikan anak pra sekolah.
Sedangkan kegiatan lain yang biasanya
dilakukan adalah menyanyi, menari dan mendengarkan dongeng yang dibacakan
dengan maksud meningkatkan keterampilan fisik dan imajinasi anak. Menurut
Fröbel, anak-anak harus dibiarkan menciptakan kegiatan mereka sendiri, dan
peran guru adalah untuk mengembangkan kreativitas mereka.
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, maka dirumuskan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini dirinci sebagai berikut.
1.
Bagaimana Kindergarten di jerman?
2.
Bagaimana Bagaimana Quantum Learning untuk Kindergarten
3.
Bagaimana
analisis
keterkaitan Kindergarten di jerman
dengan Quantum Learning?
T
ujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di
atas, maka ditentukan pula tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan
Kindergarten di jerman
2. Mendeskripsikan
Quantum Learning untuk Kindergarten
3.
Mendeskripsikan
analisis keterkaitan Kindergarten di
jerman dengan Quantum Learning
PEMBAHASAN
Kindergarten di jerman
Di Jerman Kindergarten tidak termasuk
dalam lingkup wajib belajar. Sebutan SEKOLAH di Jerman dimulai di Sekolah Dasar
hingga tingkat Sekolah Lanjutan Atas. Setelah genap berusia 3 tahun biasanya
anak-anak memasuki Kindergarten, sehingga hari pertama di Kindergarten bagi
setiap anak berbeda-beda, tidak mengikuti waktu awal semester seperti di
sekolah pada umumnya. Sampai anak-anak tersebut berumur 6 tahun mereka
mengikuti pendidikan pra sekolah ini. Beberapa tahun belakangan ini sudah
banyak Kindergarten yang menerima anak pada usia 2 tahun, tetapi biasanya tempat
yang disediakan sangat terbatas. Hampir setiap komunitas daerah dari satu
kecamatan memiliki Kindergarten, yang disediakan oleh pemerintah daerah maupun
swasta. Biasanya anak-anak memasuki Kindergarten yang ada di wilayah
masing-masing.
Formulir pendaftaran untuk memasuki Kindergarten dapat
diunduh dari situs komunitas daerah maupun Kindergarten itu sendiri, formulir
yang telah diisi bisa dikirimkan melalui pos atau langsung ke kedua lembaga
tersebut. Kemudian tiap keluarga akan mendapatkan satu BUKU dari Kindergarten
yang harus dilengkapi dengan berbagai data antara lain; - Data anak dengan
lampiran Akte Kelahiran. - Lampiran catatan pemeriksaan kesehatan anak,
ditandatangani oelh Dokter anak yang bersangkutan. - Data kedua orang tua,
nomor telfon rumah, kantor dan ponsel. - Nama lain selain orang tua yang berhak
menjemput anak dari Kindergarten, nomor telfon dan status hubungan kekerabatan
dengan anak tersebut. - Nomor rekening bank. Pembayaran tiap bulan akan langsung
dipotong dari saldo rekening di bank. Besarnya biaya pendidikan tiap
Kindergarten berbeda-beda, dan biasanya bagi satu keluarga yang memiliki anak
tunggal membayar sedikit lebih tinggi dibandingkan keluarga yang memilik anak
dua ataupun lebih.
Buku tersebut harus dibawa dan
diserahkan kepada pihak Kindergarten pada hari pertama masuk, dan akan
dikembalikan kepada orang tua setelah ditandatangani oleh pimpinan
Kindergarten. Rutinitas pagi hari sampai sekitar pukul 10 adalah bermain di
ruangan. Tiap anak bisa memilih sendiri permainan atau kesibukan lain yang akan
dilakukannya. Segala jenis permainan tersedia di sana seperti Lego, Balok kayu,
mobil-mobilan, kereta api, puzzel, boneka, dan berbagai pilihan lain. Kegiatan
seperti menggambar, melukis dengan cat air, atau membuat kerajinan tangan dari
kertas ataupun kain adalah juga pilihan yang disenangi. Atau bermain
masak-masakan di dapur mini, maupun berdagang di mini market.
Bagaimana Quantum
Learning untuk Kindergarten
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan
seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum
learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan
Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negatif.
Tokoh
utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis, pencetus
dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter mematangkan
dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp. Dengan dibantu oleh
teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon
dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicoba
gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di SuperCamp salama tahuan
awal 1980-an. DePorter menjelaskan bahwa metode ini dibangun berdasarkan
pengalaman dan penelitian terhadap 2.500 siswa dan sinergi pendapat ratusan
guru di SupeCamp. Prinsip-prinsip dan metode-metode Quantum Learning ini
dibentuk di SuperCamp.
Pada
tahap awal perkembangannya, Quantum Learning dimaksudkan untuk membantu
meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah tetapi
lama kelamaan orang menginginkan DePorter untuk mengadakan program-program
Quantum Learning bagi orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dan
metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan
bagi pengajaran di sekolah.
Keunggulan
Quantum Learning
1. Pembelajaran
kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan
sekedar transaksi makna.
2. Pembelajaran
kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
3.
Pembelajaran
kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan
ketertiban.
Kelemahan
Quantum Learning
1. Membutuhkan
pengalaman yang nyata
2. Waktu
yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
3. Kesulitan
mengidentifikasi ketrampilan siswa
Bagaimana analisis
keterkaitan Kindergarten di jerman
dengan Quantum Learning?
Selain melatih otak untuk mengingat kosakata dengan
metode ini, schӧnes papier an der Wand juga dapat melatih ketrampilan untuk penguasaan kosakata.
Sudah dijelaskan bahwa cara untuk mewujudkan schӧnes
papier an der Wand adalah dengan
mengkreasikan membentuk gambar dan warna stiky
note berisi kosakata bahasa Jerman yang ditempelkan di dinding. untuk
menggunakan metode ini, peserta didik dituntut untuk memiliki ketrampilan dalam
mewujudkan nya. Karena tanpa ketrampilan atau hanya dengan menempelkan stiky note yang berisi kosakata bahasa
Jerman, berarti peserta didik belum bisa dikatakan menggunakan metode schӧnes
papier an der Wand. sebenarnya dalam setiap aktivitas otak yang dilakukan
oleh manusia selalu melibatkan dua fungsi otak, yaitu belahan otak kiri dan
belahan otak kanan. Otak kiri untuk melakukan pemikiran, persepsi, sedangkan
otak kanan untuk memberikan gambaran secara visual. Jika seseorang hanya
mengaktifkan salah satu belahan otaknya dalam beberapa aktivitas, terjadi
ketidakseimbangan fungsi kerja otak pada manusia, maka peserta didik tersebut
akan mudah menghadapi kesulitan terutama kesulitan dalam menghafal hal kecil
tapi sangat penting seperti kosakata bahasa, terutama bahasa Jerman.
model ini adalah model yang cukup menyenangkan yang
digunakan untuk menghafal kosakata yang telah dicatat sebelumnya. Namun demikian,
untuk menemukan kosakata baru pun tetap diajarkan oleh pendidik, peserta didik
diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, lalu
peserta didik mencatat kosakata yang tidak dimengerti sehingga ketika sampai
rumah peserta didik sudah memiliki bekal pengetahuan, untuk menggunakan metode schӧnes
papier an der Wand . Adapun
langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut.
1.
Peserta didik mencatat kosakata yang tidak dimengerti
dari topik pengajaran yang telah diajarkan
2. Peserta didik menulis kosakata yang tidak dimengerti didalam stiky note
3.
Peserta didik mendesain gambar untuk menempelkan stiky note ke dinding
4.
Peserta didik menempelkan stiky note di dinding dengan desain yang telah dibuat
5.
Setelah metode schӧnes
papier an der Wand sudah dilakukan,
peserta didik dapat menghafalkan kosakata tersebut setiap hari
Contoh visualisasi metode schӧnes
papier an der Wand berbentuk
Barbel
Tausand = 1000 Eins = satu
Zehn = sepuluh Elf = sebelas Zwolf = dua belas Dreizig = tiga belas Hundert = seratus Einundzwanzig = 21 Funfzehn = 15 Dreisig = 30 Acht = 8 Siebzig = 70
PENUTUP
Simpulan
metode schӧnes papier an der Wand dipandang mempunyai porsi besar dan strategis dalam upaya mendongkrak
keberhasilan proses peserta didik untuk penghafalan kosakata dalam bahasa
Jerman. Karena ia bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan peserta didik,
sehingga peserta didik diharapkan mampu menggunakan metode schӧnes papier an der Wand dengan baik dan
efektif agar penghafalan kosakata yang awalnya susah untuk dihafalkan menjadi
mudah dan kreatif. Oleh karena itu, diharapkan dengan schӧnes
papier an der Wand menjadi salah
satu metode yang mampu menjawab kebutuhan peserta didik dalam menghafalkan
kosakata bahasa Jerman.
Saran
Metode schӧnes papier an der Wand ini dirancang untuk memudahkan peserta didik dalam
menghafalkan kosakata bahasa Jerman dengan mudah. Dengan metode ini, diharapkan
pembelajaran bahasa Jerman lebih efektif dan lebih kreatif dalam mengembangkan schӧnes
papier an der Wand dan mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik baik yang dilihat dari proses Maupun
hasil akhir dalam pembelajaran. Karena kosakata pembelajaran bahasa Jerman
sangat berperan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu penulis berharap
kepada pembaca atau pun pengguna metode schӧnes papier an der Wand ini agar bisa mengembangkan dan menyempurnakan sesuai
dengan kondisi masing-masing di lapangan.
DAFTAR RUJUKAN
Keraf,Goris.2007.DIKSI DAN GAYA BAHASA.PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Kassel,Gesamthocschule.1994.Lesen als Verstehen.Druckhaus
Langenscheidt:Berlin
Ross,Betsy.2010.BUKU SAKU LENGKAP
PERCAKAPAN SEHARI-HARI DALAM BAHASA JERMAN UNTUK PEMULA.TransMedia Pustaka
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/perbedaan-otak-kiri-dan-otak-kanan.html
https://saripedia.wordpress.com/tag/bagian-bagian-karya-ilmiah/
http://mohamadakil.blogspot.co.id/2010/05/mengoptimalkan-kerja-otak-kiri-dan-otak.html
http://munasyahidahxibahasa.blogspot.co.id/2012/10/kosa-kata-bahasa-jerman.html
metode
schӧnes papier an der Wand
Peserta
Didik Pendidik Diri sendiri Lingkungan Output pesera didik 1. Membentuk
kepribadian peserta didik 2.
dapat membantu peserta didik
dalam segi aspek Kognitif 3.
dapat mengaplikasikan metode schӧnes papier an der Wand dengan
baik 4. peserta
didik dapat menyeimbangkan otak kanan dan kiri untuk lebih efektif belajar 1. Dapat
menumbuhkembangkan keuletan peserta didik 2.
Dapat meciptakan kreativitas
tersendiri bagi peserta didik 3. Peserta
didik dapat memanfaatkan Lingkungan yang ada disekitarnya dalam penggunaan
metode schӧnes papier an der Wand 1. Mempermudah
peserta didik dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman 2.
Menjadikan peserta didik sebagai
siswa yang lebih mandiri dalam mencari bentuk metode schӧnes papier an der Wand 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar