Cornelsen
Volker Borbein und Marie-Claire Loh eac-Wieders
Lekrorat: Pierre Le Borgne
Jllustrationen: Detlef Surrey
Layo ut und tec hnische Umsetzung: Annika Preyhs
fi.ir Buchgesta ltung Umschlaggestaltung: Cornel sen Verlag Des ign
ISBN 978-3-589-01501-6 Jeder ist kii ufli ch
ISBN 978-3-589-01502-3 Ti:idlicher Cock ta il
ISBN 978-3-589 -01 503-0 Taro rt: Krankenhaus
www.lextra .de
www.cornelsen.de
Die lntern etadresse n und
-datei en, die in diesem Werk angegeben sind , wurden vor Drucklegung ge
pri.ift . Der Verl ag i.ibernimmt kein e Gewiihr fi.ir di e Aktualitiit und den
lnha lt dieser Adressen und Dateien oder solche,
di e mit ihnen verlinkt sind .
1. Auflage,
1. Druck 2008
© 2008 Co
rnelsen Verlag, Berlin
Das Werk und se in e Teile
sind urheberrechtlich geschi.itzr. Jede Nutzung in anderen als den geserzlich
zugelassenen Fallen beda rf der vorherigen schrifr-lichen Einwilligung des
Verlages. Hinweis zu den §§ 46, 52 a UrhG: Weder da s Werk noch seine Teile
di.irfen ohne eine solc he Einwilligung eingesca nnt und in ein Netzwerk ein
gestellt oder sonst i:i ffenrlich zugiinglich ge macht werden. Di es gilt auch
fi.ir lntranets von Schulen und sonstigen Bildungseinrichrungen.
Druck : CS-Druck Corne lse nSti.irtz, Berlin
ISBN 978-3-589-01504-7
@ lnh alt gedruckr auf sii
urefre iem Papi er aus nac hh altige r Forstwirtschafr.
Die beigelegte Audio-CD macht diesen Krimi auch zum
vergnuglichen Horerlebnis.
Sie konnen diese spannende Geschichte in Ihren
CD-Spie-ler einlegen oder uber einen mp3-Player zu Hause, bei einer
Auto-, Zug- oder Busfahrt
anhoren und genie/Sen .
10 Juli - 11.10
“Masuklah”
Bertram Bizioes memasuki ke ruangan
musik kecil yang di dalamnya terletak piano, 3 buah kursi
dan sebuah paperstand dan telepon
Bertram
Biziös bernyanyi sudah sejak 4 tahun sebagai penyanyi Tenor di Teater kota di Kassel. Ia berasal dari Hungaria.
Tingginya 1,76 cm. Dia memiliki mata hijau dan rambut pirang gelap sepanjang
bahunya. Ia berbadan kurus dan terlihat lebih muda daripada umurnya yang sudah
50 tahun. Di bulan Oktober dia
memutuskan apakah kontraknya akan diperpanjang atau tidak. Peran impiannya
adalah bermain sebagai Don Jose dalam
Opera “Carmen” karya dari George Bizett.
Tony Kroeger sudah sejak 2 tahun berprofesi aktif sebagai Solorepetitor di Teater kota. Ia mempersiapkan diri untuk menjadi Dirigent. Tony berusia 25 tahun. Ketika ia mengawali di Teater, ia mengajak rekannya dari Spanyol, tingginya 1,82 cm, berkulit gelap, hampir seluruh rambutnya berwarna hitam, coklat,
7
“Maaf
atas keterlambatan saya dan membuat suasana tidak nyaman...” kemudian dering
telepon memotong pembicaraan mereka.
“Baiklah,
saya mengetahui informasi yang penting”, jawab Tony sambil telepon.
“Biarkan
kami memulai duet dengan Carmen-Don Jose. Jose putus asa. Carmen tidak ingin
tahu lagi tentangnya, meskipun dia telah mengorbankan karir kemiliterannya dan
lebih suka menjadi seorang penjahat. Tony menunggu beberapa detik.
“Apakah
kamu sudah siap?”
Bertram
menganggukkan kepalanya. Dia mulai bernyanyi: “~Ayo, kita pergi ke tempat lain.
Kita mulai hidup baru, jauh dari sini, tempat yang jauh~”
Bertram gugup. Dan dia menyanyi dengan suara fals.
“Apa
kamu baik-baik saja”? tanya Tony dengan khawatir
“Iya,
sebenarnya sudah baik, hanya...” suaranya gemetar.
“Aku sudah bilang, kalau kamu dapat mempercayaiku. Apa
yang harus aku lakukan untukmu? ”
Bertram ingin tahu akan ceritanya.
8
“Aku
dulunya berada di Intendanten”, aku dulu juga terlambat, dan lalu
Giueppe yang merebut posisiku, akhirnya Giuseppe yang tampil perdana untuk
menyanyi Di Rosi Don Jose. Tapi aku tidak yakin, tapi...”
Di
suasana yang ramai, Bertram keluar masuk ke ruangan kecil.
“Untuk
perannya aku mau kerjakan semuanya”, ucap dia lirih.
“Dapatkah
kita mencoba lagi? Waktu kita sangat banyak.” Sambil Tony Kroeger bersandar di mesin percetakan.
Konsenkuesi di dalam Teater itu besar.
10. Juli
- 12.45
Konsenkuesi di dalam Teater itu besar.
9
10. Juli –
malam hari
“ Bagimana kamu hari ini?”
Bertram tidak menjawab pertanyaan nya.
Ia memandang Istrinya Kristina. Mereka berkenalan saat Bertram mendapat
undangan Orkestra di Staatstheater Budapest. Kristina adalah pemain biola dan
satu tahun lebih muda dari Bertram. Mereka bermimpi dapat membangun karir
bersama-sama di Berlin.
Kristina bertanya lagi tentang pertanyaan
nya tadi, dan Bertram tetap tidak menjawabnya.
“Aku akan mengambilkan dulu minuman untuk kita. Kamu mau
minum apa?” Bertram tidak menjawabnya, ia berjalan ke dapur dan membawa botol
anggur merah “Untuk kita!” kata nya
sambil mengangkat gelasnya, kemudian mereka duduk di sofa. Kristina tak bertanya-tanya lagi.
10
“Aku tahu semuanya, bahwa ada yang sedang kamu
khawatirkan, bicarakan saja itu denganku.”
“Tadi pagi aku latihan dengan Tony Kroeger dan itu tidak
berjalan dengan baik. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku. Tahukah kamu
. . .” dengan suara takut kemudian Bertram memeluk Kristina.
“Bicaralah dengan tenang.”
“Intendanten sudah setuju untuk percobaan ini,
kami berbicara sangat lama, dia puas dengan pekerjaan ku tetapi . . .” Bertram
menghentikan ceritanya sejenak.
Bertram mengambil nafas sejenak.
“Dia ingin tampil perdana. Intendanten dan
sutradara masih belum mengambil keputusan, apakah aku atau Giuseppe yang akan
bernyanyi kemudian perlahan-lahan aku merasa bodoh. Di sini,
di teater ini selalu ada dua tempat, bukan hanya satu! Aku bernyanyi sangat
bagus seperti Giuseppe. Aku merasa seperti pemain sepak bola, dari pemain
penting menjadi pemain biasa yang terkadang hanya mempunyai waktu setengah hari
berada di tempat musik.”
Kristina menyelanya “Sayang, kamu menyanyi dan bermain
lebih baik dari partnermu. Aku pikir itu tidak adil jika
Giuseppe dan kamu disamakan.”
“Selain itu, Intendanten mengatakan bahwa pentas perdana ini akan
dihadiri oleh agensi musik yang berperan sangat penting di Jerman,
11
kamu tahu apa artinya untuk kita kan?”
Bertram dan Kristina saling berpelukan dan suasana
menjadi sunyi.
Keduanya berpikir tentang mimpi mereka yaitu menempati
panggung yang mewah di kota yang besar dan mereka akan menjadi pemain biola dan
pemain orchestra terbaik di dunia.
Bertram mengocok pilihannya dan dia mendapat nomor urut pertama.
Bertram dan Kristin berharap bahwa tahun “terbaik” tidak
berpihak terus kepada Tenors.
“Apakah aku harus telanjang, agar aku dapat pentas di
Perdana?” Tanya Bertram dengan mood yang kurang baik ke Kristin.
Kristin tersenyum.
“Aku mempunyai ide bagus, biarkan aku yang mengatasinya.
Kamu tonton saja semuanya pasti berjalan lancar, aku berjanji padamu.”
Kristina berdiri dan pergi ke dapur kemudian mengambil
botol Champain dari dalam kulkas.
12
“Iya, semua nya tidak sesuai dengan harapan kami, jadi semuanya berlangsung sangat lama. Tapi aku sekarang ada di sini berbincang denganmu.”
“Apakah kamu sudah mematuhi aturannya?” Tanya
Klara.
“Aturan?
Aturan apa? Apa yang harus aku
patuhi? Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud.” Tanya Giuseppe.
“Apakah kamu sudah berbicara dengan istrimu?” mendekati
Giuseppe.
“Ah! Itu yang kamu maksud. Hmm.. aku belum mengatakannya,
jangan terlalu terburu – buru, itu hal
yang tidak penting, pasti akan aku selesaikan dengan baik.” Jawab Giuseppe.
13
“Bagiku, itu sangat penting. Kita bisa melihatnya, kalau
kamu tidak berbicara dengannya, bagimana kalian akan berpisah?” suara Klara
seperti berharap.
“Aku
mencintaimu, kita akan pindah dan hidup bersama. Kira – kira kemana kita akan
pindah? Ke Kota atau pinggiran Kota? Menurutku rumah mewah yang indah di . . .”
“Tidak,
tidak ada rumah mewah, aku ingin rumah sederhana yang di kelilingi
kebun di pedesaan. Disana lebih nyaman.. kemudian kita bisa duduk di taman dan
menghirup udara segar sambil memanggang dan minum anggur merah.”
“Apakah
kamu sudah berpikir, kalau teater ada di tengah – tengah kota dan kita harus
menempuh jarak yang jauh untuk bekerja? Membayangkan nya
saja aku malas, satu jam perjalanan. Apalagi saat musim dingin, jalanan pasti
sangat licin.”
“Kamu
tidak harus membayangkan bahwa setiap hari adalah musim dingin dan setiap hari
jalanan pasti licin.”
“Kita
bisa kembali ke suasana gembira lagi? Kita tidak perlu bertengkar.” Giuseppe
melihat Klara dan tersenyum padanya.
“Aku
sangat mencintaimu, aku selalu menunggu kedatanganmu atau pertemuan kita,
pelukanmu dan ciumanmu. . .
“selebihnya, apa yang ingin kau
lakukan pada Kristin?” Tanya Klara sungguh – sungguh.
14
“Kristin? Aku tidak tahu, aku belum berbicara dengannya.”
Jawab Giuesppe.
“Sesekali aku melihatnya, dia berada di
dekatmu dan itu membuatku cemburu.”
15
17 Juli –malam
hari
Nathalie Bezauber menunggu suaminya Giuseppe dengan
cemas. Harusnya Giuseppe sudah sampai rumah dari tadi. Latihan percobaannya
selalu berlangsung lebih lama,
dan ada sesuatu yang janggal. Lalu akhirnya dia mendengar suara pintu dibuka.
Dia sangat senang.
“Hallo!” sambutnya.
Giuseppe tidak menghampiri Nathalie yang berada di
ruang tengah, ia bergegas langsung menuju kamar mandi.
“Hari ini kamu sibuk seharian, apakah kamu tidak
memberikan aku satu pun ciuman?”
Tidak ada jawaban sama sekali, hanya terdengar pancuran
air dari kamar mandi saja. Nathalie kesal. Akhir – akhir ini Nathalie merasa
16
tidak penting lagi bagi suami nya,
kemudian Nathalie tahu bahwa Giuseppe berjalan menuju kamar. Lalu dia
mendatanginya.
“Hm, kamu terlihat segar.” kata Nathalie
“Jelas saja, aku baru saja selesai mandi.” Jawab Giuseppe
dengan kasar.
“Apakah aku tidak mendapatkan ciuman darimu?”
“Kita sudah bertemu tadi pagi” jawab Giuseppe menolak.
Kata – kata Giuseppe membuat Nathalie ingin marah dan
geram.
“Singkat sekali! Tadi pagi kita hanya bertemu sebentar!
Sangat singkat!”
“Tadi pagi aku tidak punya banyak waktu, di teater sangat
menguras banyak tenaga.”
Nathalie mengeluh “Kita sudah tidak mempunyai waktu untuk
bersama. Sebagian besar waktumu dihabiskan di teater, terkadang aku
mengunjungimu ke teater agar aku dapat melihatmu saja.”
“Apakah kamu ingin mengengkangku?” gumam Giuseppe.
“Tidak, tidak. Aku hanya ingin sedikit waktumu untuk
hubungan kita. Kita bisa pergi ke Ӓgypter sebelum kamu pergi ke teater”
“Tidak bisa, aku rasa tidak bisa. Lalu berapa lama kita
harus pergi ke percobaan itu? Di samping
itu aku sudah menawarkan Betram tumpangan untuk mengantarnya ke
rumah, karena mobil nya
mengalami masalah.”
“Mungkin dia bisa berangkat dengan yang lain dan kita
bisa menghabiskan malam berdua saja, aku sudah mempunyai rencan
17
apa yang akan aku makan dan aku bisa beristirahat di
tenda lalu. . .”
“Aku bilang tidak bisa! Tidak bisa! Aku harus tetap
mengantar Betram pulang. Kamu bisa pergi dengan temanmu ke Restaurant seperti
yang kamu lakukan biasanya!” Giuseppe berkata dengan nada tinggi.
Air mata tiba – tiba jatuh ke pipi Nathalie.
Nathalie berdiri. Dia tidak mau Giuseppe melihatnya
menangis. Tidak disangka, sakit kepala tiba-tiba menyiksanya.
Pertama, Nathalie berpikir bahwa dia stress karena
percobaan itu dan terlalu lama berdiri di panggung. Tapi kenapa Giuseppe terasa
sangat janggal. Lama-lama Nathalie berpikir bahwa mungkin Giuseppe mencintai
orang lain. Perselingkuhan. Dia sangat berpikir keras tentang itu. Dia tidak
bisa menahannya lagi, dia harus mengetahui yang sebenarnya. Dia mengambil buku
telepon dan mencari nomor seorang detektif. Dia mencatat beberapa nama. Mana
yang harus dihubungi? Akhirnya dia memilih nomer pertama, karena nomer kedua
tidak menjawab.
Kemudian nomer telepon yang pertama bernama Patrick
Reich. Nama yang merdu dan bagus. Akhirnya dia memilih nomer yang pertama.
“Selamat siang, dengan detektif Patrick Reich. Ada
yang bisa saya bantu?”
18
19. Juli - Sore hari
Suasana di Kantin teater hari ini sangat bagus. Bertram
merayakan ulang tahunnya. Dia telah mengundang beberapa rekannya dan anggota
orkresta ke pesta.
“Selamat ulang tahun !” Giuseppe di Rossi mengucapkan
selamat ulang tahun lebih dulu. “Kamu merayakan ulang tahun yang keberapa, hari
ini?”
Giuseppe sangat tahu,bahwa Bertram merahasiakan usianya.
“Manusia
itu beranjak tua seperti apa yang dirasakannya. Dan saya rasa sekarang ini sangat sehat” jawab Betram
ragu – ragu .
“Semoga semua keinginanmu dapat terwujud, Bertramm”.
Jawab Giuseppe dengan serius.
“Apa maksudmu, Giuseppe?”
19
“Emm..., aku ingin engkau berhasil, atas apa yang kamu
peroleh. Sekali lagi,selamat.”
Bertram tidak tahu, bagaimana dia harus menanggapinya. Ia
kembali duduk.
“Apa yang kamu katakan kepada Giuseppe?”, tanya Kristin
penasaran.
“Tidak
ada yang penting”, jawab Bertram. “
” Dia selalu berbicara omong kosong, kamu tahu kan?”
Madeleine,
penyanyi, yang menyanyikan lagu Carmen berdiri
dan meminta perhatian hadirin yang datang dengan
memukul cangkir kopi dengan garpu.”
“Bertramm, atas nama semua rekan, aku ucapkan selamat
ulang tahun, semoga diberikan kesehatan dan sukses selalu. Penontonmu
menyukaimu dan mempercayaimu.”
Giuseppe batuk. Dia tidak mengerti.
Dia adalah Favorit penonton. Kristin
memandang jengkel ke arah Giuseppe. Dia sudah memahami benar maksud dari
batuknya. Kristin menyembunyikan kemarahnya dengan baik.
“Mau kue lagi, Tuan di Rossi?”
“Iya, Rasanya enak sekali. Apakah kamu memasaknya
sendiri?”
“Bukan aku, aku hanya memberikan resep kepada pelayan
kantin ”
Intendan memandang
singkat untuk mengucapkan selamat kepada Bertram. Percakapan semakin terdengar
keras. Theaterwitze membentuk sebuah
lingkaran.
“Sudahkah kau mengenalinya” tanya Giuseppe.
“Seorang pahlawan harus mati. Dia akan ditembak mati
dengan sebuah Pistol” semuanya
20
tertawa." Ketika sedang tertawa terbahak-bahak Giuseppe memanggil
dengan suara keras, “Tahukah kalian guyonan terbaru? Begini: Penyanyi
terpopuler di Teater kota . . . ”
“Itu sangat lucu” kata Kristin. “Sekarang Giuseppe
berkata tentang dirinya .”
Giuseppe berdiri. Dia menyangga dirinya dengan kedua
tangannya di atas meja. Para tamu menunggu. Dia menyentuh tangan kanannya dan
berdiri tanpa bantuan lalu memandang ke arah penonton. Dia bergulat di udara
dan suasana menjadi hening. Giuseppe tidak mampu lagi menahan kakinya. Ia
kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah.
Sesaat kemudian, dokter darurat sudah disana. Di
dalam Ambulance, Giuseppe mencoba untuk bangun. Dia membutuhkan perawatan di
rumah sakit selama satu hari. Setelah melalui beberapa pemeriksaan, dia di
diagnosa: reaksi alergi terhadap kacang-kacangan. Ketika mengetahui hasil
pemeriksaan, ia terbesit sesuatu
Sebelum
“Percobaan” masih ada sedikit perubahan.
21
21 Juli – Pagi hari
“Aku suka sekali melewati rute ini. Pemandangan di
sini sangat indah” kata Constanze.
“Iya, Hutan disini sangat tenang.”. Patrick
lampu sein dan menepi ke pinggir.
“Ya Tuhan, kita bukan satu-satunya yang berjalan di taman
ini.” Constanze menunjuk mobil yang sangat banyak sebelum ke Sababurg.
“Taman ini sangat besar, tidak aka nada yang mengganggu
kita. Ayo,
kita lari – lari kecil sebentar, lalu kita pergi makan.” Usul Patrick.
“Ya, ya, aku tahu.
Seperti biasanya, kita berlari satu putaran lagi untuk pemanasan terakhir.
Setelah itu, kita bisa bicarakan
22
kasus
barumu. Tapi, pertama-tama kita bisa menjadi pasangan yang normal dulu.”
Constanze tertawa.
“Jangan
berlebihan Constanze.” Patrick menciumnya.
Mereka
berdua jogging bersama–sama. Mereka jogging minimal satu jam dalam satu minggu
dan mereka saling mengerti. Mereka
bertemu secara kebetulan karena sama–sama mengikuti Französisch-Kurs di
Volkshochschule. Berawal dari mencintai bahasa Prancis
menjadi cinta bagi Patrick dan Constanze. Patrick umur 10 tahun lebih tua dari
Constanze, tetapi perbedaan usia sama sekali tidak mengganggu mereka.
Cuacanya sangat hangat di 21 Juli ini. Patrick dan
Constanze merayakan nya dengan minum bir di gelas yang
besar dan menyajikan makanan.
Sementara itu waktu sudah menunjukan jam 13.30 dan
Restoran pun tidak terlalu penuh karena orang Jerman suka makan lebih awal.
“Bisakah kamu ikut denganku pergi ke Teater?” Kata
Patrick tiba- tiba.
“Aku akan ikut jika itu permintaanmu dan jika di izinkan.
Aku menjawab ya.” Jawab Constanze antusias.
“Hm, bisa .. aku tidak bermaksud, tapi itu ide yang
bagus. Hm, aku berpikir lebih dari apa yang terjadi di balik layar tentang
kehidupan di teater, aktor, penyanyi dan lain nya
. . .” kata Patrick dengan malu.
23
“Oh tidak, sepertinya aku membahas tentang kasus barumu
kan?”
“Kita akan pergi ke Opera di teater.. ya! Pergi ke Opera.
Itu sangat bagus.” kata Patrick dengan cepat.
“Hm, aku mengerti. Kamu membutuhkanku agar kamu bisa
menyembunyikan kasus baru dan itu berhubungan dengan teater.” Jawab Constanze,
mengerti.
“Iya, kamu benar. Giuseppe adalah penyanyi terkenal,
tenor, umur paru baya, lumayan terkenal. Dia mempunyai perut yang rata, rambut
yang pirang dengan sedikit sisa dibagian belakang, memakai pakaian hitam, syal
putih yang terbuat dari sutera, topi Borsalino-Hut, orang yang genit dan
perayu.”
“Dia mempunyai kharisma yang menarik. Dia mempunyai orang
yang dia cintai yaitu Klara dan dia masih mempunyai istri yang bernama
Nathalie. Di dekatnya juga ada wanita yang bernama Kristin. Giuseppe memberi 3
wanita itu hadiah seperti bunga dan
lainnya.”
Constanze terkejut “wah, benar – benar pecinta sejati,”
“Iya,
tetapi tidak semua orang suka dengan kharismanya. Dia pingsan setelah memakan
sepotong kue di ulang tahun rekannya Betramm. Dan sekarang tersebar rumor bahwa
24
ada yang ingin menyingkirkan Giuseppe.” Patrick
mengklarifikasi sebagai dektektif.
“Untuk apa Bertram melakukannya? Aku tidak mengerti.
Apakah dia tertarik dengan laki-laki?” Tanya Constanze.
“Wah, kamu berpikir terlalu
jauh. Tidak, Bertram adalah saingannya.”
“Apakah Bertram juga mempunyai kharisma yang sama?”
Patrick menatap istrinya dan tersenyum.
“Dia orang Hungaria, dia berbicara dengan logatnya, dia
11 tahun lebih tua dari Giuseppe dan lebih besar dari segalanya. Dia mempunyai
gaya rambut, rambutnya kira-kira sebahu. Aku selalu melihat dia memakai pakaian
warna merah. Dia memakai Pierching
tindik di kuping
kirinya. Apakah itu cukup?” kata Patrick.
“Seperti
musisi sungguhan. Lalu kenapa dia ingin menyingkirkan Giuseppe?”
“Karena
keduanya akan tampil menyanyi tanggal 22 September di acara Premiere. Tapi hanya satu yang akan
terpilih.” Patrick menjelaskan.
“Makanan
kita sudah datang, mari kita makan. Selamat Makan!” kata Constanze.
“Bon appétit, mon amour!” kata Patrick
dengan bahasa Prancis.
25
Akhir
Juli, Awal Agustus
Nathalie dan suaminya
menghabiskan 2 pekan di sebuah pulau terbesar di Jerman, di Rügen. Nathalie dan suaminya terinspirasi untuk liburan ke Pulau
tersebut karena cerita dari teman–teman nya, terutama dari Badeort Binz.
Salah satu pelukis favorit dari Natalie adalah Caspar David Friedrich. Natalie
pasti telah melihat lukisan terkenal yang berupa pemandangan di alam, yang
panjangnya 119 m berupa pesisir pantai putih, yang menjadi simbol bagi pulau
tersebut. Giuseppe dan Nathalie melakukan perjalanan yang panjang dengan
bersepeda. Dia mengulur waktunya selama mungkin di tempat dengan udara segar itu, bermain
kapal Boots,
26
piknik siang
hari di pantai, membaca, dan mengobrol dengan orang lain. Malam harinya dia
habiskan di daerah setempat yang nyaman, makan ikan khas daerah setempat, dan
membuat perencanaan untuk hari yang akan datang. Tidak ada pembahasan mengenai
pekerjaan dan teater. Intinya dia senang karena semua itu tadi. Waktu berlalu
begitu cepat.
.
Nathalie sangat
bahagia. Dia merasakan suaminya dekat kembali. Itu seperti awal hubungan
mereka. Nathalie menatap optimis masa depannya.
.
Akhir Agustus
mulai lagi percobaan ,,Carmen“. Rutinitas
mereka yang baru mempengaruhi privasi
dan profesi di kehidupan Giuseppe dan Nathalie. Semua berjalan sebagaimana
mestinya. Nathalie mengharapkan dirinya bisa kembali ke Rügen. Tapi itu
hanya sebuah mimpi.
4 September
Nathalie merasa sendiri lagi. Dia ingin berbicara dengan teman baiknya yang
berada di kota Göttingen. Dia telah menentukan jadwal dengan teman
nya untuk sore nanti. Nathalie mencari kunci mobilnya yang tidak
berada di tempat biasanya. Pasti suaminya
dapat menemukannya di tempat yang tak terduga. Nathalie menelepon
suaminya, tetapi tidak berhasil. Dengan S-Bahn
Nathalie pergi ke Teater.
27
“Dapatkah kalian beri tahu, dimana suamiku berada?”, tanya Nathalie ke
Penjaga jalan.
“Sebentar. Saya coba hubungi lewat telepon
rumah untuk mencarinya”. Natahalie pun
menunggu.
“Sebentar.
Akan kucoba lagi ”. kata Penjaga jalan.
Itu bukanlah pertama kalinya Natahalie mencari suaminya di teater. Ketika
dia menjahit pakaian suaminya, dia mendengar suara gaduh yang bersumber dari
dalam ruangan.
Aneh. Giuseppe berada di depan pintu yang terbuka setengah. Nathalie mencoba
mengabaikan apa yang dilihatnya di dalam ruangan. Kecemasannya yang amat sangat
menjadikan dia mengakui nya dan tidak bisa memungkirinya.
Suaminya tidak sendiri. Klara Fall memeluknya. Nathalie mengeluarkan teriakan
keputusasaan dan kekecewaan.
Dia hanya ada satu pikiran: pergi dari sini. Dia melarikan diri. Nathalie menangis marah. Giuseppe berlari di
belakang istrinya. Klara Fall tidak tahu apa yang harus dilakukan
nya di tempat rias.
Di tangga dia mencoba untuk menahannya. Nathalie mendorong suaminya. Kemudian dia kehilangan keseimbangan. Dia
melihat suaminya dengan penuh ketidak percayaan.
Dalam waktu singkat muncul banyak sekali pikiran di kepalanya. Nathalie jatuh
dari tangga dan tergeletak tak bernyawa.
28
4 September
Dengan panik Giuseppe lari sambil membungkuk ke istrinya. Dia masih
bernafas. Dengan tenang, ia mengeluarkan handphone dari tas dan memanggil
dokter darurat. Klara berdiri diam-diam di atas tangga dan mengawasinya.
Lima menit kemudian dokter datang. Dia memeriksa Nathalie dan melihat
Giuseppe.
“Kaki kiri nya
patah. Saya telah memberi pertolongan pertama dan obat rasa sakit untuk Istrimu
dan tidak ber efek samping.”
Paramedis menempatkan Ny. Bezauber pada
tandu.
“Kita membawa mereka ke rumah sakit. Apakah kau mau ikut ke dalam ambulan?”
29
“Sayangnya,
aku tidak bisa. Aku harus melakukan sesuatu yang sangat mendesak. Aku akan
menemuinya nanti.”
Giuseppe kembali ke tempat kecelakaan. Dalam keadaan melamun, dia terbayang
peristiwa istrinya tadi.
Klara turun tangga dan memeluk Giuseppe. Kamu sudah melakukan suatu hal
yang besar, sekarang kita memiliki lebih banyak waktu, dan aku menyukainya.
Klara ingin menciumnya. Giuseppe berbalik meninggalkan Klara.
“Gila! aku
tidak sengaja melakukannya. Aku sekarang harus bicara dengan Intedanten
dan aku akan mengambil cuti untuk hari ini dan besok. Kemudian aku akan pergi
menemui istriku yang sedang dirawat di rumah sakit.”
“Itu hanya
alasan saja!” apakah kamu ingin menyingkirkan ku,
karena kamu mempunyai permasalahan dengan Kristin ?”
“Apa kamu
sudah gila?”
“Dimana pun
kamu berada, kamu tidak bisa menghindari kenyataan. Makanya semua orang berada
di Teater!”
“Itu tidak
benar. Sekarang aku menyadari betapa aku mencintai istriku. Hal ini untuk kita .
. .”
“Tunggu! Ingat Jose. Dia mencetak Carmen nya
juga!” ancam Klara. Dia pergi. Tiba-tiba Giuseppe ketakutan.
30
7 September
Keadaan di teater sangat kacau. Pada tanggal 22 September akan
diselenggarakan pertunjukan opera yang baru.
Latihan “Carmen” dilakukan secepat
mungkin. Semua yang terlibat didalamnya mengalami stres : dirijen, penyannyi orkestra, sutradara, penata panggung,
pelukis, teknisi dan terutama para penyanyi laki-laki dan perempuan. Paduan
suara juga sedang mengalami masalah. Karena pementasan “Carmen " yang akan
dinyanyikan dalam bahasa Prancis.
Direktur terlihat sering memantau untuk memastikan bahwa jadwal pementasan
tetap sesuai rencana. Gladi bersih akan berlangsung pada 20 September.
Bagi Patrick Reich
persoalan ini belum selesai. Masih ada yang belum dia ketahui, bagaimana bisa
Natahlie terjatuh dari tangga. Apakah jatuhnya itu merupakan suatu kecelakaan?
bukankah seharusnya Giuseppe ikut menderita?
31
Dimana posisi Klara Fall dan Kristin Trigantin waktu kejadian? Kabar yang
lain mengatakan bahwa Giuseppe juga
dikaitkan dengan Kristin? Pertanyaan demi pertanyaan yang muncul tidak satu pun
terjawab oleh Patrick Reich.
Patrick tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berbicara dengan klien nya .
Dia memanfaatkan waktu untuk dapat menonton teater. Dia selama itu kenal
dekat dengan penjaga. Dia telah membawakan sebotol Cognac untuk penjaga
itu. Patrick dapat bergerak dengan leluasa tanpa kesulitan di teater.
Tiba-tiba Patrick menyadari Kristin
dan Giuseppe yang sedang berhadapan. Patrick tidak memahami apapun meskipun dia
begitu kelelahan. Dia kira ada sesuatu yang aneh, yaitu keduanya saling
berbisik-bisik, hampir tidak ada suaranya. Apakah hal tersebut berkaitan dengan
isu?
“Permisi!”
Pengamatannya Patrick terganggu dengan pekerja panggung yang bekerja depan
sisi panggung.
“Hentikan”, jawabnya dan mendorong
pekerja panggung menghadap dinding supaya tidak bisa bergerak. Ketika ia akan
meneruskan pengamatannya, Kristin dan Giuseppe telah menghilang. Patrick pun kehabisan akal,
dimana ia harus menemukan mereka dengan melalui jalan Labyrin, tangga atau
ruangan.
“Sial”,
pikirnya. “ketika aku tidak bisa kembali lagi kesini, dan tidak dapat
menghubungi client ku.”
Beberapa jam kemudian Patrick sudah berdiri di depan kasur Natahalie
32
“Maafkan saya, apa yang terjadi dengamu, Ny. Bezauber. Saya harap rasa
sakit mu segera hilang”
“Aku akan
segera sembuh. Terima kasih atas obat yang telah kau berikan,
sehingga saya merasa lebih baik dan baik
lagi sehingga kondisi kepala saya terasa lebih baik. Seingatku rasanya begitu sakit.”
Air mata berlinang di wajah
Natahlie. Patrick terlihat dari jendela. Jiwanya terguncang. Meskipun demikian
dia harus menyampaikan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan kejelasan. Dia
berpikir sejenak, apakah dia nantinya mesti menjenguk sekali lagi. Patrick
tahu, bahwa tidak ada waktu yang tepat untuk mengutarakan pertanyaaan semacam
itu. Pada akhirnya dia pun bertekad dengan mengambil kursi dan duduk di samping
kasur Natahlie.
“Ny Bezauber. Saya ada disini dengan
beberapa pertanyaan penting, tolong jangan marah kepadaku.”
Ny. Bezauber mencoba untuk duduk. Dengan tangan kanannya dia menarik
dirinya sambil berpegangan sedangakan tangan kirinya berpegangan pada tempat tidur.
“Sampaikan
saja pertanyaanmu. Hal yang lebih buruk seharusnya tidak terjadi.”
“Ny. Bezauber, masih ingatkah anda dengan peristiwa kecelakaan di tangga
itu. Apakah mungkin itu terjadi atas ulah suami anda dengan cara mendorong
anda?”
“Tidak,” jawab Nathalie dengan posisi seperti menodongkan pistol.
“Tidak dalam hidupku”
Dia membiarkan
pegangannya terlepas dan meletakkan tergeletak di ranjang. Dengan tenang ia
menambahkan: “penghianatan” Ya!... Tapi...Tidak.”
33
“Ny. Bezauber, pertanyaan terakhir. Selanjutnya akan ku tinggalkan kau
sendiri. Apakah mungkin terjadi, bahwa Klara Fall masih mempunyai suami
simpanan lain?” seorang perempuan yang bekerja di teater?
“Saya tidak tahu lagi, apa yang dapat saya
percaya dan tidak. Siapa wanita lain itu?”
“Kristin
Trigantin.”
Ketika Nathalie Bezauber hendak menjawab, terdengar bunyi ketukan dari
pintu. Dokter datang dengan seorang perawat untuk memeriksa pasien.
Patrick Reich mengucapkan salam
singkat kepada pasiennya dan meninggalkan rumah sakit tanpa pertanyaan yang
belum terjawab.
34
19 September
Patrick Reich memasuki jalan
untuk menuju ke gedung teater.
Dia mengangguk pada penjaga pintu dan berjalan masuk. Dia ingin berbicara dengan Giuseppe. Dia berlari
ke arah ruang ganti dan mengamatinya. Di situ
rupanya! “Gisuppe di Rosssi” berada pada pintu ketiga. Sebelum detektif mengetuk, dia mengintip ruangan Giuseppe
yang sedikit terbuka. Ruangan itu gelap. Sebagai seorang detektif, ini pertama
kalinya dia melihat peristiwa di dalam ruangan. Dari cermin kaca dia melihat
sebuah bayangan seperti sedang menggeledah laci lemari. Tiba-tiba dia melihat
bayangan botol. Kemudian menghilang dari pandangan Patrick. Orang itu pergi
keluar begitu cepat dengan mengambil
35
botol itu dan memasukan ke dalam tasnya. Patrick menunggu
hingga Giuseppe pergi, agar dia dapat masuk ke ruang ganti. Dia sangat cepat
sehingga Patrick tak bisa menututinya. Di atas meja terdapat sebuah botol Whiskey
yang rasanya sudah tidak enak. Patrick mengetahuinya dari Nathalie: “Gisuppe
tidak membutuhkan pencuci mulut sebagaimana penyanyi
lainnya. Untuk mencuci mulut ia selalu meneguk Whiskeyn untuk mengurangi bau mulutnya.
Patrick Reich mengambil sebuah botol
minuman. Dia menanyai beberapa orang. ini sebuah percobaan, dan tidak ada
seorang pun yang membicarakannya. Dia mencari penyebab tentang kecelakan Klara.
Klara lebih kecil dari pada Nathalie dan sangat langsing.
Rambutnya yang pirang pendek sangat serasi dengan lipstik ungu yang mewarnai
bibirnya. Dia terlihat modern, ia duduk dengan mengenakan jeans dan kaos yang
sangat ketat hingga tidak pantas untuk dilihat. Dia mengamati Patrick Reich dan
berkata di antara pada dua orang perokok.
“Apakah kamu seorang detektif nya Nathalie?”
Patrick Reich mengangguk. Suara
wanita itu menarik perhatiaannya.
“Kamu akan
tahu, apakah aku tidur dengan Giuseppe. Haruskah aku berkata jujur? sepertinya
tidak perlu. Aku percaya, Kristin sudah
mempunyai kekasih baru.
36
Tetapi kamu harus mempercayaiku bahwa Giuseppe akan kembali padaku. Katakan
saja itu pada Nathalie.”
Patrick sangat kagum dengan
keterbukaan wanita itu. Dia mengambil rokoknya dan dia mendengarkan dengan
seksama.
“Aku ingin mengajukan beberapa
pertanyaan padamu. Apakah kamu ada di sana saat kecelakaan itu? “
“Tidak. Ketika aku datang, Nathalie
sudah tergeletak dengan kakinya berada pada tangga.”
“ Apakah kamu tahu, apa yang sebenar nya terjadi?”
“Tidak.”
“ Menurutmu, apakah mungkin istri
dari Tuan di Rossi mendorongnya?”
“Awalnya aku berpikir begitu. Namun
ketika aku berbicara kepada Giusepee, dia tidak sependapat denganku. Bahkan dia
ingin kembali bersama istrinya dan kami pun berpisah.”
“Kapan itu terjadi?”
“Kecelakaan itu terjadi pada siang
hari. Pada pertengahan bulan september.”
“ Terima kasih
tuan Detektif”
Patrick pun berjalan keluar. Dia
akan menelpon Nathalie. Mungkin dia mengetahuinya.
37
HALAMAN 11
20.
September - 18.30
Satu jam lagi kegiatan geladi untuk persiapan acara akan
dimulai. Anggota orkes, penyanyi wanita dan penyanyi pria sudah menunggu di
kantin. Mereka telah mengenakan kostumnya masing-masing, tidak lama lagi mereka
akan tampil. Sebuah gambar warna-warni membangunkan kenangan liburan di
Spanyol. “Carmen” dengan sedikit musik
instrumen.
“30
menit lagi acara geladi bersihnya akan dimulai” musik sudah berdeting dengan
keras. Kegelisahan mulai terasa. Suara musik sudah
terdengar keras hingga ke kantin. Jauh dari tempat duduk lainnya Betram bersama
dengan temannya menempati sebuah meja kecil. Kristin berbicara dengan
temannnya. Dia memegang tangan pria itu. Dalam naskah teater itu tidak
dituliskan bahwa keduanya itu merupakan pasangan. Dua hari
38
sebelumnya Betram menerima kabar bahwa
rekan kerjanya yang berasal dari Itali akan menyanyikan lagu Don Jose pada
acara geladi itu. Siapa yang berdiri diatas panggung acara itu, itu juga kali
pertama. Ini merupakan sebuah hukum.
“Lima
menit lagi.” Kristin memegang erat
tangan temannya.
“
Aku harus segera pergi. Aku pikir :
semuanya baik-baik saja. Kamu juga melihatnya.”
Kristin bangun dan pergi meninggalkan kantin. Bertram
tetap tinggal dan duduk ditempat yang sama. Dia heran semuanya terasa sepi.
Acara itu sebagaimana dibayangkan berlangsung hingga
berakhir tanpa adanya sutradara ataupun dirijen.
Seperempat jam kemudian Bertram pergi meninggalkan
kantin. Ia berjalan ke arah ruangan teater. Dia
tidak ingin duduk di ruangan penonton. Ia ingin sendiri. Pengeras suara serasa mengikutinya hingga ke panggung.
Dengan pelan dia bernyanyi dan mengamati panggung dari balik cermin kaca.
Jam
22.30. Pertunjukan hampir selesai.
Sebuah
tempat di Sevilla vor der Stierkampfrena. Escamillo, der berühmte Stierkampfrena, berjalan menuju ke
arena. Di samping pria itu tergeletak Carmen. Seorang teman wanitanya
memperingatkan akan Jose. Dia tidak memperhatikan peringatan itu.
39
Semua menarik ke Arena. Carmen tinggal
bersama Jose kembali tinggal di dekat arena. Jose selalu mencintai Carmen,
tidak seperti Carmen yang sangat tidak mencintai Jose. Kekasih barunya bernama
Escamillo. Carmen menolak untuk kembali tinggal bersama Jose dan ingin memulai
hidup baru dengan Escamillo. Dia ingin memeliki kebebasan. Carmen ingin melemparkan cincin pada
Jose. Dia bertidak sebagai seorang pemimpi dan yang lainnya berada di
bawah kaki.
Betram hanya mendengarkan sebagian lagu itu. Dia berpikir
dia dapat mendengarkannya di lain kesempatan. Ketika di kantin Kristin pernah
berkata; “Semuanya baik-baik saja, kamu juga melihatnya. “ apa maksud dari
perkataan itu? Apa yang sudah terjadi padanya, pikir Betram, penyanyi
pertama? Apa maksud dari semua ini...?
Betram tidak dapat berpikir hingga
akhir. Sebuah jeritan mendesak panik melalui pengeras suara. Kemudia diikuti
dengan lompatan. Gaya absolut.
Betram melompat dan berlari kearah
panggung.
Dia tidak mempercayai matanya melihat: Giuseppe di Rossi berada
disamping Carmen, ia tergeletak diatas
tanah karena tertimpa keras dengan sebuah lampu sorot, dari atas ketinggian 15
meter dari atas plavon yang jatuh menimpannya.
Semuanya baik-baik saja?
Bertram merasa mual.
40
21
September
Patrick Reich, bersama dengan penonton lainya mengambil bagian
dalam pembukaan acara geladi. Semua menangkapnya.
Tetapi tidak dengan seorang pembunuh yang
berada di atas panggung. Dia harus mengakui
dirinya sendiri, bahwa hasil analisis yang didapatnya dari pengamatannya
sangatlah salah.
Patrick
langsung menanyai informasi pada temannya, komisaris utama kriminal Richard
Tauber. Beberapa menit kemudian munculah Richard bersama dengan anggotanya berada pada lokasi kejadian: jaksa pengadilan,
mengamankan barang-barang bukti dan polisi, menjaga
pintu masuk sehingga tak seorangpun boleh keluar masuk dari ruangan teater.
Richard secara pribadi tertarik untuk menjadi seorang teknisi dan bertanggung
jawab.
41
Bekerja sama memeriksa ruangan teater dari Giuseppe di
Rosi dan memberikan sebuah surat yang ditemukan di laci. Surat itu berisikan
sesuatu yang berharga pengalaman cinta dari Klara Fall yang sangat menggebu
pada kekasihnya Giuseppe.
Ricahrd mempersilahkan Patrick.
“Dapatkah kamu menemukan suatu
perbandingan antara ucapan Klara Fall dan Giuseppe? “
Banyak pernyataan dari pandangan
temannya Patrick dan langsung memahaminya.
Tauber menyuruh Klara Fall untuk
datang.
“Ibu Fall, apakah anda
mengenal surat ini?”
“Bolehkah saya melihatnya?”
“ Tentu... Anda dapat melihatnya. Ibu Fall ini tulisan tanganmu?”
Klara Fall membutuhkan beberapa
waktu untuk menjawab
“Mungkin. Meskipun...”
“ Katakan pada saya, kapan anda
menulisnya?”
Tidak ada reaksi.
“ Tolong bacakan dengan keras tanggalnya.”
Mengembalikan surat
Klara Fall pada komisar.
Dia mulai menangis, pertama dengan
pelan dan lambat laun semakin keras. Seluruh tubuhnya gemetar. Richard
memberikannya waktu. Dia tahu pengalamannya: tidak lama lagi kebenaran
berpengalaman.
Tidak beberapa lama Klara
menenangkan dirinya. Dengan sapu tangan hadia dari kekasihnya, ia menyeka air
matanya. Dia terkesan lega. Dengan kalimat yang pendek dan suara yang pelan
tetapi tegas:
“Giuseppe sudah menjadi seorang lelaki dalam hidupku. Kami saling mencintai. Kami mempunyai mimpi mempunyai masa depan berkumpul bersama.
42
Kita menjalankannya bersamanya, sungguh semuanya. Dan kemudian sentakan. Dia ingin kembali untuk bersama istrinya lagi. Kepada cintanya,
kepada cintanya yang abadi. Kecuali berpihak padaku wanita lainnya? Tidak
pernah dan tidak pernah lagi. Ya, tentu, baginya aku sangatlah jelek,
memanipulasi lampu sorot, bahwa sudah
tepat waktunya untuk runtuh. aku tidak membuat kesalahan.
“Nyonya Fall, silakan berdiri. Aku mengambil keputusan sementara
adalah penyebab pembunuhan ini.”
22. September
Acara pertama berlangsung tanpa adanya insiden. Betram
Biziӧs
merayakannya. Nyonya Bezauber mengirimkan sebuah nota atas pengorbanan Patrrich
Reich
Tidak ada komentar:
Posting Komentar