MEMAKNAI PESAN DARI GERAKAN ROMANTIK DALAM PUISI BERJUDUL ZWIELICHT KARYA JOSEPH VON EICHENDORFF
Gading Eko Nugroho
Jurusan Sastra
Jerman - Universitas Negeri Malang
E-mail: gadingnugroho88@gmail.com
ABSTRAK: Artikel
ini merupakan analisis karya sastra berupa puisi buah karya Joseph von
Eichendorff, yang merupakan sastrawan terkenal asal Jerman. Puisi yang ditulis
pada tahun 1815 ini adalah salah satu
karya sastra yang memiliki jiwa zaman Romantik. Di dalam puisi ini terdapat
banyak pemilihan kata yang merupakan ciri khas dari sang penulis dan sekaligus
mewakili zaman Romantik. Karya Joseph von Eichendorff hampir selalu menggunakan
kata-kata bertema alam. Didalamnya mengandung pesan kehidupan yang tertuang baik secara
tersirat dan tersurat sehingga mampu memberi manfaat bagi yang membacanya.
Kata
Kunci: sastra, puisi, alam, Romantik
Jika mendengar kata puisi, maka yang terlintas dala
pikiran kita adalah sebuah karya sastra berupa tulisan, yang liriknya ditulis
dengan penuh emosional, cenderung kepada ungkapan terhadap buah pikiran dan apa
yang dirasakan oleh penulisnya yang tentu mengandung banyak makna dan penuh
dengan estetika. Puisi dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan, entah
itu jenis, gaya, aliran, dan penulisan. Salah satu hal yang mempengaruhi
perkembangan puisi adalah perubahan zaman. Dalam artikel ini akan dibahas
mengenai perkembangan karya sastra, khususnya puisi dan perannya dalam sejarah
periodisasi sastra di negara Jerman.
Puisi
adalah karya sastra yang mengedepankan pada aspek estetika, terutama estetika
dalam penggunaan bahasa dan pemilihan kata. Kegiatan menulis dan membaca puisi
merupakan salah satu kegiatan apresiasi sastra. Apresiasi ini memungkinkan
terungkapnya makna dalam suatu karya. Puisi merupakan salah satu karya yang
kaya akan makna, oleh karena itu perlu untuk mengetahui cara dan
menginterpretasikan makna puisi. Interpretasi tersebut dilakukan dalam arti
yang luas sebagai proses pemaknaan guna menemukan makna dalam sebuah karya. Romantik
merupakan suatu gerakan sastrawi yang berkaitan erat dengan seni dan pemikiran. Romantik sekaligus menjadi bentuk perlawanan terhadap
sikap bangsawan kala itu. Para bangsawan cenderung beracuan pada pemikiran yang
rasional karena dipengaruhi oleh revolusi Perancis dan revolusi Industri.
Gerakan ini cenderung bergerak pada hal yang bersifat dramatis dan penuh dengan
fantasi. Emosi dan intusi merupakan aspek utama yang sangat ditekankan dan juga
sekaligus menjadi salah satu ciri khas dari gerakan romantik. Karya pada gerakan romantik banyak menekankan
refleksi dan konsepsi terhadap alam semesta. (Beutin, 170:1993)
LATAR
BELAKANG PERIODE
Latar belakang Historis
Gerakan ini bermula pada abad ke-18 hingga abad ke-19
yang dilatar belakangi oleh peristiwa Revolusi Perancis dan juga sekaligus
revolusi industri. Keduanya mengandung pemikiran – pemikiran idealis dan
rasional yang sangat menekankan pada pemikiran. Hal inilah yang membuat
sastrawan pada masa itu geram. Gerakan romantik merupakan revolusi melawan
norma – norma kebangsawanan, sosial, dan politik. Dampak dari kedua revolusi
ini dirasakan hingga di Jerman, terlihat dari karya sastra yang cenderung kaku
dan tidak berlandaskan pada perasaan.
Latar belakang Filosofis
Zaman ini dilatar belakangi oleh keinginan akan
kebebasan, kerinduan pada masa romantik dan tentu saja juga sebagai bentuk
perlawanan terhadap Aufklärung, “Die
Philosophischen Grundlagen der Romantik sind eine Gegenposition zur
Rationalität der Aufklärung” (http://www.literaturwelt.com/epochen/romantik.html).
Para sastrawan berpendapat bahwa manusia pada zaman itu selalu berorientasi
pada pemikiran yang ideal dan realistis dan cenderung tidak memperhatikan
perasaan.
KESUSASTERAAN
Ciri-ciri
Kesusasteraan
Ciri
– ciri karya sastra pada zaman ini adalah:
·
Berlawanan dengan
Aufklärung, yang mana karya sastra pada zaman romantik lebih menekankan pada
emosi.
·
Penuh dengan fantasi,
mimpi, dan harapan. Ciri – ciri ini digambarkan dengan banyaknya karya berupa
puisi dan dongeng.
·
Lebih menekankan pada
karya seni musik dan seni lukis. Musik pada zaman ini memiliki irama yang
mendayu seperti karya Beethoven. Sedangkan karya seni lukisnya lebih banyak
pada menggambarkan kondisi senja, alam, lingkungan, dan hutan belantara yang
digambarkan menyimpan banyak misteri di dalamnya.
Karya Sastra
- Friedrich
Schlegel (1772-1829)
Lucinde (Roman 1799)
- August
Wilhelm Schlegel (1767-1845)
gab zusammen mit seinem Bruder von 1798-1800 die
Zeitschrift "Athenaeum" heraus
- Novalis
(Friedrich von Hardenberg 1772-1801)
Hymnen
an die Nacht
(Gedichte 1797)
Heinrich
von Ofterdingen
(Romanfragment 1802)
- Ludwig
Tieck (1773-1853)
Der
gestiefelte Kater
(Drama 1797)
zusammen mit Wilhelm Heinrich Wackenroder (1773-1798):
Herzensergießungen
eines kunstliebenden Klosterbruders (1797)
Theoretische Schriften (1796)
- Clemens
Brentano (1778-1842)
Gedichte
zusammen mit Achim von Arnim (1781-1831) ab 1805 Des
Knaben Wunderhorn (Volksliedsammlung)
- Joseph von
Eichendorff (1788-1857)
Gedichte
Aus
dem Leben eines Taugenichts (Novelle 1826)
- Ernst
Theodor Amadeus (E.T.A.) Hoffmann (1776-1822)
Das
Fräulein von Scuderi (Novelle 1819)
- Jakob Grimm
(1785-1863) und Wilhelm Grimm (1786-1859)
Kinder
und Hausmärchen
(1812,1815,1822)
Deutsches
Wörterbuch (ab
1854, nach ihrem Tod fortgesetzt, 1961 abgeschlossen)
ANALISIS PUISI
Karya
sastra yang dianalisis dalam artikel
ini adalah sebuah puisi dari zaman Romantik karya Joseph von Eichendorf
dengan judul Zwielicht. Berikut isi dari puisi tersebut:
Zwielicht
Dämmrung will die Flügel spreiten,
Schaurig rühren sich die Bäume,
Wolken zieh’n wie schwere Träume -
Was will dieses Grau´n bedeuten?
Hast ein Reh du lieb vor andern,
Laß es nicht alleine grasen,
Jäger zieh’n im Wald’ und blasen,
Stimmen hin und wider wandern.ss
Hast du einen Freund hienieden,
Trau ihm nicht zu dieser Stunde,
Freundlich wohl mit Aug’ und Munde,
Sinnt er Krieg im tück’schen Frieden.
Was heut müde gehet unter,
Hebt sich morgen neu geboren.
Manches bleibt in Nacht verloren -
Hüte dich, bleib’ wach und munter!
Biografi
Pengarang
Joseph von Eichendorff adalah salah satu penyair dan
penulis yang paling berpengaruh pada zaman Romantik. Ia lahir tahun 1788 di
keluarga bangsawan Katolik di Silesia. Eichendorff mempelajari Ilmu Hukum di
Halle dan Heidelberg, dan kemudian di Wina dan Berlin. Selama studinya, ia
berkenalan dengan beberapa penulis dan penyair, seperti Achim von Arnim dan
Heinrich von Kleist. Dia bekerja di Dinas Sipil Prusia dan kemudian pindah
dengan keluarganya ke Berlin. Karena sering sakit, ia pensiun di tahun 1843,
dan mencurahkan diri sepenuhnya untuk menulis. Salah satu karyanya yang paling
terkenal adalah puisi berjudul Mondnacht.
Eichendorff meninggal pada tahun 1857 di Neisse.
Interpretasi Puisi Zwielicht
·
Bait pertama
Maksud dari Dämmrung
will die Flügel spreiten adalah ketika senja mulai muncul maka menandakan sore hari, hari mulai gelap, dan muncul
perasaan yang aneh. Hal itu mengisyaratkan bahwa alam menggambarkan ketidak
pastian: “was will dieses Graun
bedeuten?” (baris ke empat). Pemilihan kata Zwielicht, Dämmerung, schaurig, dan schwere Träume. Pemaknaan
tentang apa yg dimaksud dalam kata-kata tersebut tergantung pada sudut pandang
masing-masing pembaca karena benar-benar mengandung ketidak pastian.
·
Bait kedua
Bait ini menceritakan hal yg berbeda
dengan bait pertama. Tema inti yang dibahas dalam bait ini adalah Hutan. Hal
ini ditunjukkan dengan penggunaan kata Reh,
Jäger, Wald, blasen, Stimmen, yang juga merupakan ciri khas tulisan karya
Joseph von Eichendorff. Reh (Rusa)
digambarkan sebagai suatu hal yang paling dicintai dibanding apapun. Dalam hal
ini penulis mengibaratkannya sebagai seorang wanita yang paling dicintai. Dalam
hal ini Joseph von Eichendorff menceritakan agar menjaga “rusa” dengan baik,
jangan sampai direbut atau dikejar oleh “pemburu”.
·
Bait ketiga
Bait ini memberitahukan agar berhati-hati
dengan teman ataupun orang dekat karena mereka bisa mengelabuhi. Kata Freund
dan Kreig mengisyaratkan dua hal yang
bersebrangan dan sekaligus mengingatkan untuk berhati-hati. Sama seperti bait
pertama, bait ini menggambarkan ancaman dan goncangan, menimbulkan kekhawatiran
saat hari mulai gelap.
·
Bait keempat
Menjelaskan perbedaan peralihan waktu dan
kondisi. Senja diibaratkan sebagai pengikat antara Heute (hari ini) dan morgen
(esok), antara Müde (jenuh) dan Neu (hal baru). Hal itu mengajarkan agar
manusia siap dalam melewati keadaan alam. Alam bisa memberikan apapun, namun
juga bisa verloren (menghilangkan),
mungkin menghilangkan semuanya tanpa meninggalkan bekas.
KESIMPULAN
Puisi ini banyak
menceritakan tentang kemisteriusan dunia. Menjelaskan bagaimana kehidupan
terutama yang berkaitan dengan alam sangat sulit bahkan tidak bisa ditebak oleh
pemikiran manusia sehingga manusia harus siap menjalaninya. Puisi berjudul Zwielicht dituliskan dengan kata-kata
yang berkaitan dengan alam, memiliki kesan mendayu-dayu dan penuh imajinasi
sehingga menambah kesan romantis dan misterius. Hal ini sesuai dengan salah
satu ciri Romantisme, yaitu kerinduan akan alam dan misteri alam (Gaarder, 380:2006).
DAFTAR PUSTAKA
Beutin, W. et.al. 1993. A History Of German Literature. From the
beginnings to the present day. Fourth Edition. New York: Routledge.
Gaarder, J. 2006. Dunia Sophie. Sebuah Novel Filsafat.
Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Mizan.
https://www.inhaltsangabe.de/autoren/eichendorff/
http://www.literaturwelt.com/epochen/romantik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar