PERGESERAN MAKNA
Newmark (1981: 7) menyatakan bahwa
di dalam menerjemahkan selalu terdapat makna yang hilang. Dengan kata lain,
hasil terjemahan tidak bisa sama persis dengan teks aslinya, dan hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor. Simatupang (1999: 88) menyatakan salah satu
faktor tersebut adalah aturan-aturan dalam setiap bahasa yang berbeda-beda.
Bahasa Jerman dan bahasa Indonesia merupakan dua bahasa yang sangat berbeda,
terutama dari segi struktur bahasanya.
Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya pergeseran dalam penerjemahannya. Pergeseran ini dilakukan dengan
tujuan agar pesan atau amanat dari BSu dapat tersampaikan dengan baik ke dalam
Bsa. Pergeseran Tataran Semantik (generik
ke spesifik dan sebaliknya, perbedaan sudut pandang budaya). Pergeseran makna
Simatupang (1999: 92-95) menyatakan bahwa pergeseran pada tataran semantik atau
tataran makna ada dua jenis, yakni :
1. Pergeseran
dari Makna Generik ke Makna Spesifik dan Sebaliknya
Pergeseran dari makna generik ke
makna spesifik adalah pergeseran yang terjadi dikarenakan ada kalanya padanan
yang sangat tepat sebuah kata di dalam bahasa sumber tidak terdapat di dalam
bahasa sasaran. Tidak terbatas pada kelas kata nomina saja, akan tetapi
meliputi kelas kata verba, adjektiva dan yang lain-lain.
Contoh:
Generik |
Spesifik |
Keponakan
|
Die Nichte und der Neffe |
Murid
|
Der Schuler und die
Schulerin |
Belajar
|
Lernen
und studieren |
In
|
Di
dalam, menuju, kepada |
2. Pergeseran Makna
karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya
Pergeseran atau perbedaan makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan
budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda.
Contohnya:
“The space-ship travelled deep into space”
mendapat padanan yang mengalami perbedaan makna karena perbedaan sudut pandang
budaya, yaitu “Kapal ruang angkasa itu terbang jauh ke ruang angkasa”.
Orang Inggris menghubungkan ruang angkasa dengan kedalaman, sedangakan orang
Indonesia dengan ketinggian atau jarak. Oleh karena itu, terjadi pergeseran
dari makna deep dengan jauh.
Contoh :
Bahasa Jerman |
Bahasa Indonesia |
Diese Warterei macht
sie fertig |
Penantian
ini membunuhnya |
Kopftuch
|
Kerudung
|
Die
Jungen Liebe |
Cinta
monyet |
JENIS-JENIS
PERGESERAN MAKNA
1. Meluas
(Generalisasi)
Kata – kata yang mengalami generalisasi memiliki makna
yang lebih luas dibandingkan dengan makna sebelumnya. Kata yang mengalami
generalisasi contohnya.
Kepala
Kata kepala mengalami perluasan makna menjadi tidak hanya
memiliki makna sebagai anggota tubuh, tetapi juga bermakna sebagai pemimpin
suatu badan, atau kelompok.
Sebelum: Kepalaku sakit sekali hari ini.
Meluas:
Aku terpilih menjadi kepala sekolah SMAN 1
Tanjung Bintang.
Surfen
Sebelum : wir
lernen in dem Strand zu surfen
Meluas : ich surfe im Internet
2. Menyempit (Spesialisasi)
Kata yang mengalami spesialisasi
akan memiliki makna yang lebih sempit dari makna asalnya. Kata – kata yang
mengalami spesialisasi contohnya.
Pembantu
Kata
pembantu pada awalanya disebutkan untuk setiap orang baik yang membantu orang
lain, tetapi kini diperuntukan untuk orang yang bekerja sebagai pembantu orang
lain.
Contoh
Sebelum:
Doni adalah pembantu yang sangat baik.
Memburuk:
Doni telah bekerja sebagai pembantu di rumah Pak Raden selama 7 tahun.
3. Memburuk
(Peyorasi)
Kata yang mengalami peyorasi akan
memiliki makna yang lebih buruk dibandingkan dengan makna sebelumnya. Kata –
kata yang mengalami peyorasi contohnya.
Istri
Kata istri
mengalami peyorasi menjadi bini.
Contoh
Sebelum:
Agus harus bekerja keras demi anak – istrinya.
Memburuk:
Agus harus bekerja keras demi anak bininya.
Fraulein
Dulu kata
Fraulein bermakna gadis kecil, tetapi
sekarang bisa jadi maknanya pelacur
4. Membaik
(Ameliorasi)
Kata yang mengalami ameliorasi memiliki
makna yang lebih baik dan lebih sopan dari makna yang sebelumnya. Kata – kata
yang mengalami ameliorasi, misalnya:
Buta
Kata buta
mengalami ameliorasi menjadi tuna netra.
Contoh
Sebelum:
Orang buta itu berjalan dengan menggunakan tongkat.
Membaik:
Tuna netra itu berjalan dengan menggunakan tongkat.
5. Sinsetesia (Pertukaran
Makna)
Kata – kata yang mengalami sinestesia mengalami pertukaran makna dalam konteks alat indera sebagai
penerimanya. contohnya kata yang seharusnya diperuntukan untuk telinga
mengalami sinestesia menajdi bisa diterima dengan indera perasa. kata – kata
yang mengalami sinetesia antara lain:
Enak
Kata enak mengalim sinetesia
menjadi bukan hanya bisa diterima oleh indrera perasa tetapi juga indera pendengaran.
Contoh:
Sebelum:
Suara Anisa sangat merdu sekali di telinga.
Sinestesia:
Suara Anisa sangat enak sekali di telinga.
6.
Asosiasi (Persamaan Kata)
Kata yang mengalami pergeseran
makna asosiasi mengalami makna yang luas karena
memiliki persamaan sifat dengan makna lainnya. Kata – kata yang
mengalami asosiasi anatara lain:
Parasit
Kata
parasit tidak hanya digunakan untuk tumbuh – tumbuhan, tetapi merujuk pada
orang yang merugikan orang lain.
Contoh
Sebelum: Doni adalah orang yang
suka merugikan orang lain.
Asosiasi: Doni adalah parasit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar