Meine
Freie Deutsche Jugend
(Claudia
Rusch)
Claudia dibesarkan di laut
Baltik. Seperti ibu, kakek dan nenek moyangnya. Ia adalah keturunan seorang
kapiten. Orangtua Claudia bercerai dan ia pindah ke Berlin bersama ibunya.
Claudia sering berkhayal bahwa ia bisa pergi ke Swedia. Tapi rasanya tidak mungkin. Menurut Claudia
Swedia adalah negeri dongeng. Suatu hari ia berhasil pergi ke Swedia karena
neneknya memiliki koneksi dengan petugas kapal. Kemudian saat Claudia ingin ke
Swedia untuk ketiga kalinya ID dan passpornya sudah tidak berlaku, Claudia
tidak punya waktu untuk mengurusnya. Claudia diborgol karena berupaya masuk
secara ilegal. Kemudian Claudia difoto dan memberikan tanda pengenalnya. Akan
tetapi dia tetap tidak diijinkan ke Swedia.
Setelah orangtuanya bercerai ia pindah
ke Berlin dirumah teman dekat ibunya. Di rumah tersebut dikelilingi dan dijaga
oleh Stasi, yaitu seseorang berseragam seperti tentara. Di rumah tersebut
mereka menganggap pasukan Stasi itu seperti kecoak. Tetapi Claudia tidak tahu
apa kecoak itu sebenarnya. Para Stasi menjaga keluarganya tetapi mereka sama
sekali tidak berbicara.
Saat itu Claudia ingin menjemput
neneknya sendirian pada malam hari. Ibunya heran karena Claudia takut gelap
tetapi kenapa ia berani pergi sendiri dimalam hari. Bus yang dinaiki neneknya berhenti di
pinggir hutan dimana Claudia tinggal. Sebuah rumah jerami di pinggir danau
kecil dan dikelilingi banyak hutan pinus. Claudia merasa hidup dalam negeri
dongeng. Kemanapun ia pergi selalu diikuti Stasi yang menjaganya.
Pada tahun 1978 Claudia baru saja
masuk sekolah. Suatu saat ia pergi bersama ibunya ke pasar Natal di
Berlin. Ia membeli manisan apel merah. Saat perjalanan pulang, ternyata di
stasiun dilarang makan. Tetapi kereta tidak kunjung datang. Claudia bosan dan
memakan apel itu. Ada seorang lelaki tua duduk dipangkuannya dengan berseragam
polisi. Tetapi ibunya tidak
menyukainya. Claudia bercanda dan bercerita dengan lelaki itu. Ibunya kecewa
karna claudia menceritakan lelucon yang sebenarnya tidak boleh di ceritakan.
Sampai akhirnya claudia sadar bahwa dia sudah bercerita terlalu banyak dan itu
dapat mengancam keselamatan ibunya, mungkin saja ibunya bisa dipenjara atau di
deportasi. Claudia meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Claudia memiliki pangeran masa lalu
bernama Claudio. Ia sangat senang karena nama mereka hampir sama. Pada
tahun 1975 saat itu orangtua Claudia sudah bercerai, ibunya mengirimnya ke
tempat neneknya di Stralsund. Tiba-tiba
Claudio datang ke rumahnya. Bahkan Robert meminta ibu Claudia untuk menikahi
Claudio. Namun ia menolak, seolah ada hal yang terjadi antara Ibu Claudia dan
Claudio
Claudia telah berusia 10 dan menginjak
kelas 4. Saat itu ada aksi “Pedang untuk pengadil”. Dia pergi ke sekolah dengan
Franziska, putri dari Robert dan Katja. Karena ada aksi itu mereka harus
mengenakan simbol gencatan senjata di lengan bajunya. Ibunya menceritakan
tentang kisah perang Unisoviet dalam suatu Bibel yang diakhiri dengan pemberian
patung sebagai simbol perdamaian oleh PBB pada tahun 1957.
Jugendweihe adalah acara final dan
terpanas yang ditunggu dari masa kanak-kanak GDR. Orang-orang
Jerman tahu, bagaimana merayakan Festival ini, para pemuda memakai Kostum Hari
Jumat, mendapatkan hadiah mahal dan mendapat ijin dari ayah dan ibu untuk
pertama kalinya meminum bir. Claudia menjadi Jugendweihe pada awal April
1986. Claudia bertemu dengan ayah
kandungnya. Tetapi Claudia malu dengan dandanannya karena ia tahu ia berdiri untuk
Negara, masyarakat dan pada kenyataannya semua berbeda. Selama upacara Claudia duduk di antara dua
ayahnya. Claudia naik panggung bersumpah dengan menyilangkan jari pada negara
dan menjadi dewasa.
Selesai Jugendweihe,
Claudia ingin pergi ke Praha. Orang dapat membeli apapun di Supermarket sedangkan
di Jerman Timur tidak. Di Praha juga merupakan tempat tinggal teman lama ibu
Claudia, Milena dan Josef. Mereka banyak cerita tentang DDR, ia bercerita bahwa
tinggal di Cheko lebih mudah daripada di Jerman Timur / DDR
Kebahagiaan bermula pada
saat kelulusan sekolah dan akhir masa Jerman timur. Persatuan jerman adalah
kesempatan besar untukku melakukan segala ujian kelulusan. Dunia terbuka dengan
segala kemungkinan yang ada pada saat itu, saat dimana Claudia bisa berkembang
dengan baik. Ia bisa mulai memilih hidup tanpa harus memutar jalan
kembali. Claudia bergabung pada
Deutsch-Sowjetische Freundschaft, dan sebelum fase senior dimulai. Dia merasa
selalu terbantu dengan orang – orang tanpa ia sadari sejak akhir sekolah dan
akhir masa Jerman Timur.
Pemerintah Jerman Timur dan presiden Prancis yakni Francois Mitterrand pada bulan Desember 1989 mengusulkan bergabung, tetapi hanya dengan DDR. Tentu saja, aku ingin belajar bahasa Perancis, tapi pengajaran bahasa asing di DDR mempunyai aturan sendiri. Belajar bahasa Rusia adalah kewajiban dan menghilangkan bahasa Slovakia yang tidak terlalu bagus. Dua teman terbaikku lebih beruntung. Di sekolahnya, ada seorang guru Perancis.
Cerita tentang perjalanan Claudia ke Berlin
Barat. Saat itu ibunya menjalani operasi besar. Dan ayahnya sedaang ada konser jazz.
Ketika claudia akan melewati stasiun terakhir Berlin Timur, dia mendengar dari
pembicara RIAS (Radio di Sektor Amerika) bahwa tembok Berlin dibuka dan
diumumkan oleh ketua partai Berlin Timur Günter Schabowski.
Disini menceritakan saat perjalanan claudia
bersama Nathalie, teman Perancisnya, ke Perancis. Saat di perbatasan, dia hanya
diijinkan untuk masuk ke Perancis selama 19 hari. Di pertengahan Juni 1990
Claudia diminta Kepala Sekolah untuk berpidato pada upacara kelulusan nanti.
Claudia menolak karena situasi saat ini sangat genting yaitu bermunculannya
organisasi remaja komunis yang mengacu kepada Presiden. Hingga muncullah ide
untuk membuat petisi demonstrasi 4 November di Berlin dan Caludia akan ikut
terlibat dalam demonstrasi ini. Krisis dalam negeri membuat semua orang
ketakutan, namun dilain sisi terdapat orang-orang yang lantang menyuarakan
kebebasan, hingga jatuhlah Tembok Berlin.
Beberapa bulan sebelum Demonstrasi, François Mitterrand
membangkitkan semangat lama Pelajar Leipzig. Secara tiba-tiba dia mengundang
1000 pemuda dari DDR pergi ke perancis. Ia merasa pertemuan pertama kami dengan
Mediterania sukses besar.
Tahun
1962, ibu Claudia kehilangan ayahnya. Pada Januari 1967 di lembah pusat
penahanan Stasi, saat itu ia berusia 42 tahun. Tak ada seorangpun yang pernah
berbicara dengannya. Ibu Claudia sangat membenci sistem pemerintahan pada saat
itu. Bagaimana pemerintah merampas kebebasan masyarakat dengan kekuatannya.
Mereka berkonspirasi dengan kata-katanya yang manis. Sejak saat itu muncul
berbagai golongan, masih banyak orang
yang hidup dalam ketakutan. Apa yang tersisa setelah perang? Setelah itu? Apa
yang terjadi pada anak dan suaminya? Berapa banyak orang lagi yang bisa
memahami satu sama lain? Seberapa kuat untuk menahan emosi? Apa yang bisa dipercaya dari kebenaran ini.
Claudia ingin pergi ke Prancis, tanah
kelahiran Revolusi. Ia berencana menyelesaikan sekolah, menikah dengan orang
asing dan meninggalkan keluarganya. Ia berpikir bagaimana cara melarikan diri.
6 thn berlalu Claudia merasa seperti remaja kembali dimana tidak diizinkan
melakukan apa-apa, bahkan untuk memiliki rasa, oleh karena itu ia ingin
meninggalkan osten. Karena didalam tubuhku tersimpan dendam untuk DDR dan tidak
akan pernah memaafkannya karena DDR menghancurkan keluarga. Dia membawa rasa
sakit yang tidak akan pernah disembuhkan.
Novel ini menceritakan kehidupan DDR.
Walaupun Claudia tidak ikut seta saat kemenangan terbesar dari DDR dan juga
saat keruntuhhannya. Bagi Claudia DDR adalah kapal yang diterangi matahari
dalam seluruh rute perjalanannya. Claudia meninggalkan DDR di musim semi tahun
1985, dan berpindah-pindah dengan menyewa rumah dan tinggal di Republik Federal
Jerman Barat. Jerman timur menjadi semakin misterius, ia hampir kehilangan
pandangan ketika ia kembali pada tahun 1994 di bekas bagian timur Berlin, ia
hampir tidak melihat apa-apa disana. Dan sekarang ia merasa, bahwa ia
membutuhkan bimbingan setelah 8 tahun menghilang.
Cerita dari Claudia penuh dengan kehangatan, solidaritas,
dia berbicara jelas dan tanpa siksaan psikologis di negara yang rakyatnya hidup
dalam arah yang tidak baik : mereka menjadi miniatur sejarah yang tampak pada
suatu tingkat, atau mereka sejumlah contok dari kehidupan yang mana orang
belajar menjadi sosok indivual dan dengan fakta inipara pemerintah dan
aparatnya menyapu bersih setiap mata-mata. Cerita ini berbicara tentang
keberanian dan putus asa. Kisah ini penuh dengan Subjektivitas dan dalam
desakan, khususnya cerita pribadi seseorang yang penuh dengan sejarah. Ada
didalamnya karakter fiksi, maksudku hampir kehidupan warga jerman timur itu
terlalu kaya. Seluruh generasi kapiten adalah orang-orang yang tegas dalam hal
penulisan karena mereka melihat kembali pada nenek moyang mereka.
Novel ini menggambarkan tentang kehidupan pasca perang,
yaitu zaman Nachkriegsliteratur. Dimana pada cerita ini menceritakan bagaimana
dampak setelah perang. Yang kita ketahui dampak setelah perang yaitu Jerman
terbagi menjadi Jerman barat dan Timur. Perbedaan terlihat jelas bahwa kebebasan
di Jerman Timur tidak sebebas di Jerman barat. Disini tokoh Claudia lahir pada
tahun 1971. ia menceritakan bagaimana kehidupan semasa kecilnya. Ia dan
keluarganya terus berpindah atau menjadi emigran. Kekuasaan dan pengaruh Uni
Soviet mulai muncul menggantikan kekuasaan negara Barat juga diceritakan pada
novel ini. Novel ini berhubungan dengan selesainya Perang Dunia Kedua pada tahun 1945, jatuhnya diktator Nazi, dan
hancurnya seluruh Jerman, pertama-tama dianggap oleh angkatan pengarang muda
sebagai permulaan baru untuk sastera Jerman. Tapi dengan kembalinya pengarang
yang beremigrasi di zaman Nazi ke Jerman ternyata pula bahwa tradisi-tradisi
lama dibawa, diteruskan dan diwariskan mereka itu kepada
pengarang-pengarang muda. Yang benar-benar merupakan kenyataan yang baru adalah
berdirinya dua negara Jerman sejak tahun 1949. Doktrin yang dominan di
Jerman-Timur yang komunis itu adalah realisme sosialistis yang tidak memberi
kebebasan kepada seniman. Ternyata juga bahwa banyak pengarang Jerman-Timur tidak
betah hidup di negara komunis itu dan pindah ke Jerman-Barat ataupun diungsikan
karena mengeritik keadaan dalam negara komunis itu.
Lidya Indriani Putri (140241602704)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar