LEKSEM
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Deutsche Morfologi
Yang dibina oleh Bapak Deddy Kurniawan
Oleh
Lidya
Indriani Putri (140241602704)
Lika
Chusnul Aissyah (140241600502)
Rivaldi Idris S. (140241602257)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
PROGRAM STRATA 1
PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
Januari 2016
1.
Pendahuluan
Morfologi
termasuk salah satu studi kebahasaan (linguistik) yang mengkaji kata atau
leksikon suatu bahasa. Kata dalam hal ini dipandang sebagai satuan‑satuan padu
bentuk dan makna yang memperlihatkan aspek valensi sintaksis, yakni kemungkinan‑kemungkan
yang dimiliki kata untuk berkombinasi dengan kata‑kata lain dalam kelompok
(Uhlenbeck dalam Ekowardono, 1982:54).
Terdapat
latar belakang teoritis mengapa perhatian baru terhadap morfologi diperhatikan
lagi, yaitu setidak‑tidaknya terdapat tiga sumber utama. Pertama adanya studi
filologis terhadap tata bahasa pada akhir abad 19 dan tahun‑tahun pertama abad
20. Kedua, studi bahasa yang bermacam‑macam yang dipengaruhi oleh aliran
struktural, khususnya aliran struktural Amerika yang dipelopori oleh
Bloomfield. Ketiga, munculnya aliran transformasional yang dikembangkan oleh
Noam Chomsky (Bauer, 1988:5).
Menurut
tradisi studi morfologi akan mengkaji struktur internal kata dalam kaitannya
dengan kata lain dalam suatu paradigma; sedangkan sintaksis berkaitan dengan
fungsi‑fungsi eksternal kata dan kaitannya dengan kata lain dalam kalimat.
(Mathews,1974:154). Pada tingkat gramatikal, kata, secara tradisional akan
dipahami sebagai unsur terkecil bahasa yang akan didentifikasikan tentang asal
dan bentuknya dalam paradigma. Setiap bahasa tentunya dapat dijabarkan ihwal
kata itu dan properti‑properti morfosintaksisnya (Mathews, 1974:136).
Leksem
merupakan kunci utama dalam batas–batas paradigma yang tidak mengacu kepada
bentuk tertentu yang dimiliki oleh suatu kata dalam keadaan tertentu, tapi
lebih mengacu kepada semua bentuk yang kemungkinan dapat dimiliki oleh kata
tersebut (alle möglichen Formen, dass Wort haben kann).
2.
Leksem
Menurut Ahli
a. Menurut
F. Katamba
Leksem adalah the abstract vocabulary item. Bentuk seperti : welche, welchen, welches, dan welcher adalah
realisasi atau representasi berbeda dar leksem WELCHE. Leksem ditulis dengan
huruf besar. Kata–kata tersebut mempunyai suatu makna inti walaupun berbeda
ejaan dan ucapan. Menurut Di Scivilo and Williams 1987. Leksem adalah kosa kata
yang terdaftar dalam kamus. Mengenai
istilah ‘wӧrt’(kata)
bukanlah item kosa kata abstrak dengan makna inti umum (leksem), melainkan
merujuk pada realisasi fisik tertentu dari leksem dalam bentuk ujaran atau
tulisan. Jadi : seide, seidel, seiden,
adalah 3 kata berbeda dari leksem yang sama. “seide” juga bisa dilihat
sebagai representasi dari leksem yang dihubungkan dengan piranti morpho–syntactic,
seperti nomina, adjektiva, verba, tense(kala), gender, numeral dst.
b. Pandangan
D.Edi Subroto
Leksem adalah hasil abstraksi yang tidak merubah
identitasnya. Identitas disini dimaksudkan identitas yang tidak merubah
paradigma. Secara lebih spesifik dikatakan bahwa leksem adaalah hasil abstraksi
terkecil yang tidak merubah identitas paradigma. Baik paradigma nomina, verba,
ajektiva dll.
Contohnya dari
leksem LIEBE terdapat bentuk yang berbeda–beda misalnya Lieben, Lieber,
Liebeln usw. Ini masih dalam paradigma
verba. Sedangkan bentuk
Lieber, dalam paradigama yang berbeda yaitu paradigma nomina. Leksem dua bentuk
ini bukan LIEBE tapi LIEBER. Kata ‘Lieber’ sudah merupakan kesatuan terkecil..
3. Leksem dalam
Morfologi
Morfologi
dipandang sebagai subsistem yang mengolah leksem menjadi kata. Leksem sebagai
input merupakan satuan leksikal, dan kata sebagai output merupakan satuan
gramatikal. Dalam proses itu selain mengalami perubahan bentuk, juga perubahan
makna.
Leksem merupakan satuan lingual yang memiliki makna
sendiri yang mempunyai mobilitas dalam ujaran dan direalisasikan dalam bentuk
yang berbeda-beda sesuai aspek gramatika yang menyertainya. Bentuk abstrak,
tidak bisa dilihat dari realisasinya (lexis)
Leksem – – – – – –
–Proses Morfologi – – – – – –– – Kata
–derivasi zero
–afiksasi
–reduplikasi
–pemendekan
–derivasi
balik
–perpaduan
Berubahnya leksem menjadi kata, juga disebut
gramatikalisasi dan kebalikannya adalah leksikalisasi.
Cara penulisan leksem degan huruf Kapital
BUCH -> Buch
(singular) Büchern
(dativ plural)
Bücher
(plural) Buchs
(genitive singular)
4. Batasan
Kata
Didalam kamus besar
bahasa Indonesia (Depdikbud, 1993:451) kata bermakna: (i)
unsure bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan keatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa (ii) ujar, bicara
(iii) morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan
terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas, atau satuan bahasa
yang berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Kata
mempunyai bentuk dan dalam beberapa hal, ada kata yang memiliki bentuk dasar
yang oleh para linguis disebut leksem
5. Bentuk
Kata
Bentuk
kata dalam BI dapat dibagi atas bentuk dasar atau leksem yang bermakna
leksikal, paduan leksem, bentuk berimbuhan, bentuk berulang, bentuk majemuk,
bentuk yang terikat konteks kalimat, akronim, dan singkatan.
6. Makna
dalam Leksem
Menurut Harimurti (1989:9) , “Leksemlah
yang merupakan bahasan dasar yang setalah mengalami pengolahan gramatika
menjadi kata dalam subsistem gramatika. Pengertian leksem tersebut terbatas pada satuan yang di wujudkan dalam
gramatika dalam bentuk morfem dasar atau kata.
Makna dalam
leksem yang dimaksud di sini , yakni bentuk ysng sudah dapat diperhitungkan
sebagai kata . Dalam BI terdapat bentuk sperti ini : kunci,lompat,makan,pagar,tidur. Bentuk kunci dapat mengahasilkan
bentuk turunan di kunci , mengunci, dan kata pagar dapat di beri himbuan sehingga menjadi di pagari , memegari
,terpagar. Kata kunci dan pagar telah memili makna leksikal dan demikian pula
kata di kunci ,mengunci,dipagari,memegari,terpagar . ada juga leksem yang belum
dapat di tentukan makna leksikalny a . Misalnya , leksem juang. Makna
leksikalnya dapat ditentukan setelah leksem tersebut di berikan imbuan ,
misalnya menjadi : berjuan , juang , diperjuangkan ,memperjuangkan , pejuang ,
perjuangan , seperjuangan. Kata- kata ini sudah memilki mana leksikal maknanya
dapat di lihat dalam kamus di bawah entri juang .
Jadi , makna
dalam leksem di sini adalah makana leksikal yang terdapat dalam leksem yang
berwujud kata , yang makna leksikalnya dapat di cari di dalam kamus
Panduan leksem
adalah gabungan dua leksem atau lebih yang di perhitungkan sebagai kata.
Menurut Harimurti (1989:104-105) paduan leksim menjadi calon kata majemuk ,
konsep leksem tidak sama benar dengan konsep kata majemuk. Makna
panduan leksem dapat dirunut dari unsur yang membentuknya
7. SIMPULAN
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara
umum pendapat F.Katamba, Laurie Bauer dan D.Edi Subroto memiliki pendapat yang
senada dalam konsep leksem meski bentuk uraian dan paparannya berbeda–beda.
Menurut F Katamba leksem ialah item kosa
kata abstrak, menurut Bauer leksem ialah kunci utama dalam batas–batas
paradigma yang tidak mengacu pada bentuk tertentu, tapi mengacu kepada semua
bentuk yang mungkin dapat dimiliki oleh
kata tersebut, dan menurut D.Edi Subroto leksem ialah hasil abstraksi
yang terkecil yang tidak merubah identitas paradigma atau mentesnya..sedangkan
Harimurti Kridalaksana memiliki pendapat yang bertentangan dengan ketiga
pandangan pakar linguistik diatas. Leksem
adalah bahan dasar yang setelah mengalami pengolahan gramatikal menjadi kata
dalam subsistem gramatika. Istilah bahan dasar dirasa kurang tepat menurut
sudut pandang para pakar linguistik lainnya lainnya karena dianggap masih
terlalu umum konsepsinya. Pendapat umum
para linguis mengenai leksem ditentukan sebagai abstraksi terkecil yang mengacu
pada semua bentuk yang mungkin dapat dimiliki kata tersebut(‘all the possible
shapes’) yang tidak merubah identitas paradigmanya. Perubahan–perubahan pada
paradigma itu ditentukan oleh syntactic faktor atau faktor sintaksis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar