A.
Pengertian
Perkembangan
Perkembangan menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah suatu perubahan menjadi
bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain
sebagainya.
B.
Pengertian
Kepribadian
Kepribadian atau personality, berasal dari kata
personare yang berarti topeng. Hal ini lambat laun berubah menjadi istilah
tentang gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu. Dalam
pengertian popular, kepribadian dibagi 2 kategori, yaitu :
1.
Ketrampilan
atau kecakapan sosial, misalnya keras dan kaku sehingga tidak terjalin hubungan
dengan lingkungannya.
2.
Ciri
tertentu yang dimiliki individu, misalnya pemalu, penakut, pemberani, periang,
agresif, penurut, dan lain sebagainya.
Berikut adalah pengertian kepribadian menurut para
ahli, antara lain :
1.
G.W
Alport berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psichopysis yang
dinamis daripada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
2.
Withington
berpendapat bahwa kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang
diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain.
3.
Koentjaraningrat
berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan
jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
4.
Theodore
R. Newcom berpendapat bahwa kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
adalah suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap individu yang
ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga
menjadi penentu atau mempengaruhi tingkah laku. Kepribadian mencakup kebiasaan,
sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.
C.
Perkembangan
Kepribadian Manusia
Perkembangan kepribadian menurut Gardner Murfy terjadi
dalam 3 fase, yaitu :
1.
Fase
keseluruhan tanpa deferensiasi, pada fase ini individu berbuat berlebih-lebihan
tehadap keseluruhan situasi. Hal ini bisa dilihat pada masa bayi.
2.
Fase
diferensiasi, pada fase ini fungsi-fungsi khusus mengalami diferensiasi dan
muncul dari keseluruhan.
3.
Fase
integrasi, pada fase ini fungsi yang sudah mengalami diferensiasi
diintegrasikan dalam unitas yang berkoordinasi dan terorganisasi.
Ketiga fase tersebut tidak dapat dibatasi dengan
tajam, karena punya overlapping satu sama lain, juga dapat maju (progresif) dan
juga dapat mundur (refresi).
Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh pembawaan
atau bakat dalam lingkungan. Proses belajar meruoakan bentuk perkembangan,
karena terjadi interaksi antara organisasi atau individu dengan lingkungan.
Hasil interaksi akan terbentuk koneksi antara kebutuhan dan respon dengan
tingkah laku yang mengubah tingkah laku tertentu. Koneksi terjadi melalui 2
proses, yaitu :
1.
Kanalisasi
adalah suatu proses yang memberi jalan tersalurnya motif atau konsentrasi
energi tingkah laku, misalnya seseorang telah belajar mengerjakan sesuatu yang
langsung memberi kepuasan. Kekuatan kanalisasi dapat diperhitungkan dan
tergantung pada kekuatan kebutuhan, intensitas kepuasan, taraf atau fase
perkembangan tertentu dan frekuensi kepuasan.
2.
Persyaratan,
memberi kesiapan pada individu tentang kepuasan yang akan dialami. Bisa
sikatakan sebagai jalan untuk mendapatkan kepuasan. Fungsi persyaratan
berfungsi menimbulkan tegangan tingkah laku dalam keadaan laten.
Kanalisasi dan persyaratan memberi penjelasan tentang
pola tingkah laku yang dipelajari.
Pengaruh
sosio cultural terhadap perkembangan kepribadian terjadi melalui 4 cara, yaitu
:
1.
Masyarakat
mempunyai suatu rangkaian tanda (kode) yang jadi persyaratan anak-anak yang
hidup di dalamnya.
2.
Melalui
berbagai lembaga (terutama keluarga) menunjukkan bentuk kanalisasi, mana yang
diperbplehkan dan mana yang tidak diperbolehkan.
3.
Hadiah
dan hukuman dapat mengubah dorongan-dorongan impulsive jadi dorongan yang dapat
diterima masyarakat. Dorongan yang ditekan tidak dapat hilang, jadi untuk
sementara hilang tapi pada suatu saat dapat muncul kembali.
4.
Masyarakat
dapat mempengaruhi proses-proses perceptual dan kognitif anggota-anggotanya
dengan sedemikian lupa.
Dengan demikian, suatu perkembangan kepribadian adalah
perubahan jiwa, dalam hal ini perilaku seseorang secara terus menerus mengalami
perkembangan atau menjadikan lebih sempurna didalam kehidupan individu sesuai
dengan berjalannya masa.
Tahapan perkembangan kepribadian, menurut Erikson dalam
Nana Syaodih Sukmadinata 2005, yaitu :
1.
Masa bayi (infancy) ditandai
adanya kecenderungan trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh
dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia
sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak
akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku
oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada
orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara
asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi
tersebut seringkali bayi menangis.
2.
Masa kanak-kanak awal (early
childhood) ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame,
doubt. Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak sudah bisa
berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol
sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia ga
telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali
minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3.
Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai
adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah
memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong
melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih
terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan
dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau
berinisatif atau berbuat.
4.
Masa Sekolah (School Age) ditandai
adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari
perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa
saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap
lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena
keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia
menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini
dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5.
Masa Remaja (adolescence) ditandai
adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke
arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,
ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan,
sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering
diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok
sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan
seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada
masing-masing anggota.
6.
Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai
adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa
sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun
pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai
selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu
yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang
intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang
lainnya.
7.
Masa Dewasa (Adulthood) ditandai
adanya kecenderungan generativity – stagnation. Sesuai dengan
namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari
perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup
banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan
kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala
macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas.
Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.
8.
Masa hari tua (Senescence) ditandai
adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini
individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah
dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan
di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih
memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena
faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam
situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih
ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan
tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
D.
Struktur Kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur
kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego, dam superego.
a.
Id adalah sistem kepribadian yang
asli (the true psychic reality), berisi impuls (agresif dan libinal) merupakan
aspek biologi kepribadian (diwariskan) dan berkaitan dengan aspek jasmaniah. Id
merupakan dunia batin (subyektivitas) manusia yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan dunia luar. Id berfungsi menghindari ketidaksenangan karena
sistem kerjanya kesenangan “pleasure principle”. Id menghilangkan
ketidaksenangan melalui reflex (misal bersin, batuk, dan berkedip) dan proses
primer (misal saat lapar membayangkan makanan). Untuk menghubungkan dua cara
tersebut dengan dunia nyata (realitas) maka perlu ego.
b.
Ego adalah kepribadian yang bertugas
sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk untuk menilai
realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id
agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Ego merupakan aspek psikologis
kepribadian yang timbul karena kebutuhan organisasi untuk berhubungan dengan
dunia nyata (realitas). Ego berpegang pada prinsip kenyataan dan beroperasi
menurut proses sekunder, yaitu berfikir realistis.
c.
Super ego adalah bagian moral dan
kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari dari sensor baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak sesuatu yang
dilakukan oleh dorongan ego. Super ego merupakan aspek sosiologis dan moral
kepribadian, karena karena lebih mengejar kesempurnaan, bukan kenikmatan atau
kesenangan. Bisa dikatakan juga sebagai cermin sesuatu yang ideal bukan riil
(nyata). Super ego berfungsi memberikan pemahaman benar vs salah, pantas vs
ridak pantas, sehingga sesuai dengan moral masyarakat. Super ego memberi
dorongan pada ego agar mengganti tujuan realistis dengan tujuan moralis dan
mengajarkan hal-hal yang ideal. Super ego berisi dua hal yaitu concientia
(menghukum orang dengan rasa berdosa) dan ich ideal (memberi hadiah dengan rasa
bangga terhadap diri).
Gerald Corey
menyatakan dalam perspektif aliran Freud
Ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk
mendistribusikan energi psikis kepada id, ego, dan superego, tetapi energi
tersebut ternatas, maka satu diantara
tiga sistem itu memegang control atas energy yang ada, dengan mengorbankan dua
sistem lainnya. Jadi kepribadian manusia sangat ditentukan oleh energy psikis
yang menggerakkan (libido).
E.
Tipologi Kepribadian
Apa yang dimaksud dengan tipologi
kepribadian?
Tipologi adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia
dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai kemungkinan
kombinasi kepribadian. Meskipun demikian, kita tetap berpegang pada pemahaman bahwa
setiap manusia itu unik, tipologi kepribadian digunakan untuk membantu memahami
kepribadian diri sendiri maupun orang lain.
Banyak teori dan ahli yang membahas
tentang tipologi manusia, dibawah dipaparkan dua pendapat ahli, yaitu :
1.
Tipologi C. G Jung menggolongkan
kepribadian manusia kedalam tiga golongan yaitu :
a.
Introvert, yaitu tipe kepribadian
dimana minatnya lebih mengarah ke dalam pikiran dan pengalaman sendiri. Jadi
tindakannya lebih dipengaruhi oleh dunia dari dalam dirinya sendiri. Orang
dengan tipe kepribadian ini mempunyai sifat tertutup, banyak fantasi, tidak
tahan kritik, mudah tersinggung, sukar bergaul, sukar dimengerti orang lain dan
suka membesar-besarkan kesalahannya.
b.
Extrovert, yaitu tipe kepribadian
dimana tindakannya lebih banyak dipengaruhi dunia luar. Orang dengan
kepribadian ini, bersifat terbuka, lincah dalam pergaulan, periang, ramah,
ekspresi emosinya spontan, kebal terhadap kritik, tidak begitu merasakan
kegagalan serta tidak banyak mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.
c.
Ambivert, tipe kepribadian dimana
orang tersebut memiliki kedua tipe dasar dan sulit untuk memasukkan ke dalam
salah satu tipe.
2.
Hipocrates – Galenus teri ini yang
paling popular dimana merupakan pengembangan dan teori Empedokretus. Teori ini
membagi kepribadian manusia berdasarkan empat macam cairan tubuh yang sangat
penting di dalam tubuh manusia, yaitu : sifat kering terdapat dalam chole
(empedu kuning), sifat basah terdapat dalam metanchole (empedu hitam), sifat
dingin terdapat dalam phlegma (lendir), sifat panas terdapat dalam sanguis
(darah). Berikut penjelasannya :
a.
Tipe Kepribadian Koleris
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan
chole. Dimana orang yang koleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian
yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya
juang besar, optimis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan
serius.
b.
Tipe Kepribadian Melankolis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan
melanchole. Dimana orang yang melankolis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian
yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut,
dan kaku.
c.
Tipe Kepribadian Plegmatis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan
phlegma. Dimana orang yang plegmatis adalah orang yang memiliki tipe
kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah
dipengaruhi, setia, dingin, santai, dan sabar.
d.
Tipe Kepribadian Sanguinis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan
sanguinis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian
yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah,
periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.
Dari keempat
tipe kepribadian diatas, terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
tipe kepribadian tersebut sebagaimana pada gambar berikut :
F.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepribadian
Secara umum, perkembangan
kepribadian dipengaruhi oleh liam faktor yaitu :
1.
Biologis (Heredity)
Aspek biologis memengaruhi kehidupan manusia dan
setiap manusia mempunyai kondisi biologis yang unik, berbeda dari orang lain.
Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik
yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor
keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudian dalam
membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap dan minat.
2.
Lingkungan Alam (Natural
Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam
menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian
diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun
dipengaruhi oleh alam.
3.
Social (Social Heritage) atau
Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Manusia berusaha
untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan
hidup.
4.
Pengalaman Kelompok Manusia
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya.
Kelompok manusia, sadar atau tidak sadra telah mempengaruhi anggota-anggotanya.
5.
Pengalaman Unik (Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan
orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, serta mempunyai
lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah
mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam
beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak
ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.
http://belajarpsikologi.com/tahapan-perkembangan-kepribadian/
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/perkembangan-kepribadian-dan-perilaku-manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar