Jumat, 09 Oktober 2020

MEMAKNAI PESAN DARI GERAKAN ROMANTIK DALAM PUISI BERJUDUL ZWIELICHT KARYA JOSEPH VON EICHENDORFF (literaturgeschischte)

 

MEMAKNAI PESAN DARI GERAKAN ROMANTIK DALAM PUISI BERJUDUL ZWIELICHT KARYA JOSEPH VON EICHENDORFF

 

Gading Eko Nugroho

Jurusan Sastra Jerman - Universitas Negeri Malang

E-mail: gadingnugroho88@gmail.com

 

 

ABSTRAK: Artikel ini merupakan analisis karya sastra berupa puisi buah karya Joseph von Eichendorff, yang merupakan sastrawan terkenal asal Jerman. Puisi yang ditulis pada tahun 1815  ini adalah salah satu karya sastra yang memiliki jiwa zaman Romantik. Di dalam puisi ini terdapat banyak pemilihan kata yang merupakan ciri khas dari sang penulis dan sekaligus mewakili zaman Romantik. Karya Joseph von Eichendorff hampir selalu menggunakan kata-kata bertema alam. Didalamnya mengandung  pesan kehidupan yang tertuang baik secara tersirat dan tersurat sehingga mampu memberi manfaat bagi yang membacanya.

 

Kata Kunci: sastra, puisi, alam, Romantik

 

Jika mendengar kata puisi, maka yang terlintas dala pikiran kita adalah sebuah karya sastra berupa tulisan, yang liriknya ditulis dengan penuh emosional, cenderung kepada ungkapan terhadap buah pikiran dan apa yang dirasakan oleh penulisnya yang tentu mengandung banyak makna dan penuh dengan estetika. Puisi dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan, entah itu jenis, gaya, aliran, dan penulisan. Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan puisi adalah perubahan zaman. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai perkembangan karya sastra, khususnya puisi dan perannya dalam sejarah periodisasi sastra di negara Jerman.

Puisi adalah karya sastra yang mengedepankan pada aspek estetika, terutama estetika dalam penggunaan bahasa dan pemilihan kata. Kegiatan menulis dan membaca puisi merupakan salah satu kegiatan apresiasi sastra. Apresiasi ini memungkinkan terungkapnya makna dalam suatu karya. Puisi merupakan salah satu karya yang kaya akan makna, oleh karena itu perlu untuk mengetahui cara dan menginterpretasikan makna puisi. Interpretasi tersebut dilakukan dalam arti yang luas sebagai proses pemaknaan guna menemukan makna dalam sebuah karya.  Romantik merupakan suatu gerakan sastrawi yang berkaitan erat dengan seni dan pemikiran. Romantik sekaligus menjadi bentuk perlawanan terhadap sikap bangsawan kala itu. Para bangsawan cenderung beracuan pada pemikiran yang rasional karena dipengaruhi oleh revolusi Perancis dan revolusi Industri. Gerakan ini cenderung bergerak pada hal yang bersifat dramatis dan penuh dengan fantasi. Emosi dan intusi merupakan aspek utama yang sangat ditekankan dan juga sekaligus menjadi salah satu ciri khas dari gerakan romantik. Karya pada gerakan romantik banyak menekankan refleksi dan konsepsi terhadap alam semesta. (Beutin, 170:1993)

 

LATAR BELAKANG PERIODE

Latar belakang Historis

Gerakan ini bermula pada abad ke-18 hingga abad ke-19 yang dilatar belakangi oleh peristiwa Revolusi Perancis dan juga sekaligus revolusi industri. Keduanya mengandung pemikiran – pemikiran idealis dan rasional yang sangat menekankan pada pemikiran. Hal inilah yang membuat sastrawan pada masa itu geram. Gerakan romantik merupakan revolusi melawan norma – norma kebangsawanan, sosial, dan politik. Dampak dari kedua revolusi ini dirasakan hingga di Jerman, terlihat dari karya sastra yang cenderung kaku dan tidak berlandaskan pada perasaan.

 

Latar belakang Filosofis

Zaman ini dilatar belakangi oleh keinginan akan kebebasan, kerinduan pada masa romantik dan tentu saja juga sebagai bentuk perlawanan terhadap Aufklärung, Die Philosophischen Grundlagen der Romantik sind eine Gegenposition zur Rationalität der Aufklärung” (http://www.literaturwelt.com/epochen/romantik.html). Para sastrawan berpendapat bahwa manusia pada zaman itu selalu berorientasi pada pemikiran yang ideal dan realistis dan cenderung tidak memperhatikan perasaan.

                             
KESUSASTERAAN
Ciri-ciri Kesusasteraan

Ciri – ciri karya sastra pada zaman ini adalah:

·         Berlawanan dengan Aufklärung, yang mana karya sastra pada zaman romantik lebih menekankan pada emosi.

·         Penuh dengan fantasi, mimpi, dan harapan. Ciri – ciri ini digambarkan dengan banyaknya karya berupa puisi dan dongeng.

·         Lebih menekankan pada karya seni musik dan seni lukis. Musik pada zaman ini memiliki irama yang mendayu seperti karya Beethoven. Sedangkan karya seni lukisnya lebih banyak pada menggambarkan kondisi senja, alam, lingkungan, dan hutan belantara yang digambarkan menyimpan banyak misteri di dalamnya.

Karya Sastra

  • Friedrich Schlegel (1772-1829)

  Lucinde (Roman 1799)

  • August Wilhelm Schlegel (1767-1845)

  gab zusammen mit seinem Bruder von 1798-1800 die Zeitschrift "Athenaeum" heraus

  • Novalis (Friedrich von Hardenberg 1772-1801)

  Hymnen an die Nacht (Gedichte 1797)

  Heinrich von Ofterdingen (Romanfragment 1802)

  • Ludwig Tieck (1773-1853)

  Der gestiefelte Kater (Drama 1797)

  zusammen mit Wilhelm Heinrich Wackenroder (1773-1798):
Herzensergießungen eines kunstliebenden Klosterbruders (1797)

  Theoretische Schriften (1796)

  • Clemens Brentano (1778-1842)

  Gedichte

  zusammen mit Achim von Arnim (1781-1831) ab 1805 Des Knaben Wunderhorn (Volksliedsammlung)

  • Joseph von Eichendorff (1788-1857)

  Gedichte

  Aus dem Leben eines Taugenichts (Novelle 1826)

  • Ernst Theodor Amadeus (E.T.A.) Hoffmann (1776-1822)

  Das Fräulein von Scuderi (Novelle 1819)

  • Jakob Grimm (1785-1863) und Wilhelm Grimm (1786-1859)

  Kinder und Hausmärchen (1812,1815,1822)

  Deutsches Wörterbuch (ab 1854, nach ihrem Tod fortgesetzt, 1961 abgeschlossen)

 

ANALISIS PUISI

            Karya sastra yang dianalisis dalam artikel ini adalah sebuah puisi dari zaman Romantik karya Joseph von Eichendorf dengan judul Zwielicht. Berikut isi dari puisi tersebut:

 

Zwielicht

 

Dämmrung will die Flügel spreiten,

Schaurig rühren sich die Bäume,

Wolken zieh’n wie schwere Träume -

Was will dieses Grau´n bedeuten?

 

Hast ein Reh du lieb vor andern,

Laß es nicht alleine grasen,

Jäger zieh’n im Wald’ und blasen,

Stimmen hin und wider wandern.ss

 

Hast du einen Freund hienieden,

Trau ihm nicht zu dieser Stunde,

Freundlich wohl mit Aug’ und Munde,

Sinnt er Krieg im tück’schen Frieden.

 

Was heut müde gehet unter,

Hebt sich morgen neu geboren.

Manches bleibt in Nacht verloren -

Hüte dich, bleib’ wach und munter!

 

Biografi Pengarang

Joseph von Eichendorff adalah salah satu penyair dan penulis yang paling berpengaruh pada zaman Romantik. Ia lahir tahun 1788 di keluarga bangsawan Katolik di Silesia. Eichendorff mempelajari Ilmu Hukum di Halle dan Heidelberg, dan kemudian di Wina dan Berlin. Selama studinya, ia berkenalan dengan beberapa penulis dan penyair, seperti Achim von Arnim dan Heinrich von Kleist. Dia bekerja di Dinas Sipil Prusia dan kemudian pindah dengan keluarganya ke Berlin. Karena sering sakit, ia pensiun di tahun 1843, dan mencurahkan diri sepenuhnya untuk menulis. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah puisi berjudul Mondnacht. Eichendorff meninggal pada tahun 1857 di Neisse.

 

Interpretasi Puisi Zwielicht

·         Bait pertama

Maksud dari Dämmrung will die Flügel spreiten adalah ketika senja mulai muncul maka menandakan sore hari, hari mulai gelap, dan muncul perasaan yang aneh. Hal itu mengisyaratkan bahwa alam menggambarkan ketidak pastian: “was will dieses Graun bedeuten?” (baris ke empat). Pemilihan kata Zwielicht, Dämmerung, schaurig, dan schwere Träume. Pemaknaan tentang apa yg dimaksud dalam kata-kata tersebut tergantung pada sudut pandang masing-masing pembaca karena benar-benar mengandung ketidak pastian.

·         Bait kedua

Bait ini menceritakan hal yg berbeda dengan bait pertama. Tema inti yang dibahas dalam bait ini adalah Hutan. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata Reh, Jäger, Wald, blasen, Stimmen, yang juga merupakan ciri khas tulisan karya Joseph von Eichendorff. Reh (Rusa) digambarkan sebagai suatu hal yang paling dicintai dibanding apapun. Dalam hal ini penulis mengibaratkannya sebagai seorang wanita yang paling dicintai. Dalam hal ini Joseph von Eichendorff menceritakan agar menjaga “rusa” dengan baik, jangan sampai direbut atau dikejar oleh “pemburu”.

·         Bait ketiga

Bait ini memberitahukan agar berhati-hati dengan teman ataupun orang dekat karena mereka bisa mengelabuhi.  Kata Freund dan Kreig mengisyaratkan dua hal yang bersebrangan dan sekaligus mengingatkan untuk berhati-hati. Sama seperti bait pertama, bait ini menggambarkan ancaman dan goncangan, menimbulkan kekhawatiran saat hari mulai gelap.

·         Bait keempat

Menjelaskan perbedaan peralihan waktu dan kondisi. Senja diibaratkan sebagai pengikat antara Heute (hari ini) dan morgen (esok), antara Müde (jenuh) dan Neu (hal baru). Hal itu mengajarkan agar manusia siap dalam melewati keadaan alam. Alam bisa memberikan apapun, namun juga bisa verloren (menghilangkan), mungkin menghilangkan semuanya tanpa meninggalkan bekas.

 

KESIMPULAN

Puisi ini banyak menceritakan tentang kemisteriusan dunia. Menjelaskan bagaimana kehidupan terutama yang berkaitan dengan alam sangat sulit bahkan tidak bisa ditebak oleh pemikiran manusia sehingga manusia harus siap menjalaninya. Puisi berjudul Zwielicht dituliskan dengan kata-kata yang berkaitan dengan alam, memiliki kesan mendayu-dayu dan penuh imajinasi sehingga menambah kesan romantis dan misterius. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri Romantisme, yaitu kerinduan akan alam dan misteri alam (Gaarder, 380:2006).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Beutin, W. et.al. 1993. A History Of German Literature. From the beginnings to the present day. Fourth Edition. New York: Routledge.

Gaarder, J. 2006. Dunia Sophie. Sebuah Novel Filsafat. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Mizan.

https://www.inhaltsangabe.de/autoren/eichendorff/

http://www.literaturwelt.com/epochen/romantik.html

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar