Jumat, 09 Oktober 2020

Pergeseran Makna dalam Penerjemahan

 

PERGESERAN MAKNA

           

            Newmark (1981: 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan selalu terdapat makna yang hilang. Dengan kata lain, hasil terjemahan tidak bisa sama persis dengan teks aslinya, dan hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Simatupang (1999: 88) menyatakan salah satu faktor tersebut adalah aturan-aturan dalam setiap bahasa yang berbeda-beda. Bahasa Jerman dan bahasa Indonesia merupakan dua bahasa yang sangat berbeda, terutama dari segi struktur bahasanya.

            Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pergeseran dalam penerjemahannya. Pergeseran ini dilakukan dengan tujuan agar pesan atau amanat dari BSu dapat tersampaikan dengan baik ke dalam Bsa. Pergeseran Tataran  Semantik (generik ke spesifik dan sebaliknya, perbedaan sudut pandang budaya). Pergeseran makna Simatupang (1999: 92-95) menyatakan bahwa pergeseran pada tataran semantik atau tataran makna ada dua jenis, yakni :

1. Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik dan Sebaliknya

            Pergeseran dari makna generik ke makna spesifik adalah pergeseran yang terjadi dikarenakan ada kalanya padanan yang sangat tepat sebuah kata di dalam bahasa sumber tidak terdapat di dalam bahasa sasaran. Tidak terbatas pada kelas kata nomina saja, akan tetapi meliputi kelas kata verba, adjektiva dan yang lain-lain.

Contoh:

Generik

Spesifik

Keponakan

Die Nichte und  der Neffe

Murid

Der Schuler und die Schulerin

Belajar

Lernen und studieren

In

Di dalam, menuju, kepada

 

 

 

 

 

 

2. Pergeseran Makna karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya

            Pergeseran atau perbedaan makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda.

Contohnya:

 The space-ship travelled deep into space” mendapat padanan yang mengalami perbedaan makna karena perbedaan sudut pandang budaya, yaitu “Kapal ruang angkasa itu terbang jauh ke ruang angkasa”. Orang Inggris menghubungkan ruang angkasa dengan kedalaman, sedangakan orang Indonesia dengan ketinggian atau jarak. Oleh karena itu, terjadi pergeseran dari makna deep dengan jauh.

Contoh :

 

 

Bahasa Jerman

Bahasa Indonesia

Diese Warterei macht sie fertig

Penantian ini membunuhnya

Kopftuch

Kerudung

Die Jungen Liebe

Cinta monyet

 

 

 

 

 

JENIS-JENIS PERGESERAN MAKNA

1. Meluas (Generalisasi)

            Kata – kata yang mengalami generalisasi memiliki makna yang lebih luas dibandingkan dengan makna sebelumnya. Kata yang mengalami generalisasi contohnya.

 

Kepala 

            Kata kepala mengalami perluasan makna menjadi tidak hanya memiliki makna sebagai anggota tubuh, tetapi juga bermakna sebagai pemimpin suatu badan, atau kelompok. 

Sebelum: Kepalaku sakit sekali hari ini. 

Meluas: Aku terpilih menjadi kepala sekolah SMAN 1 Tanjung Bintang. 

 

Surfen

Sebelum : wir lernen in dem Strand zu surfen

Meluas :   ich surfe im Internet

 


2. Menyempit (Spesialisasi)

            Kata yang mengalami spesialisasi akan memiliki makna yang lebih sempit dari makna asalnya. Kata – kata yang mengalami spesialisasi contohnya.

Pembantu

Kata pembantu pada awalanya disebutkan untuk setiap orang baik yang membantu orang lain, tetapi kini diperuntukan untuk orang yang bekerja sebagai pembantu orang lain. 

Contoh

Sebelum: Doni adalah pembantu yang sangat baik.

Memburuk: Doni telah bekerja sebagai pembantu di rumah Pak Raden selama 7 tahun. 

 

 



3. Memburuk (Peyorasi)

            Kata yang mengalami peyorasi akan memiliki makna yang lebih buruk dibandingkan dengan makna sebelumnya. Kata – kata yang mengalami peyorasi contohnya.

 

Istri

Kata istri mengalami peyorasi menjadi bini. 

Contoh

Sebelum: Agus harus bekerja keras demi anak – istrinya. 

Memburuk: Agus harus bekerja keras demi anak bininya. 

 

Fraulein

Dulu kata Fraulein bermakna gadis kecil, tetapi sekarang bisa jadi maknanya pelacur

 

 

4. Membaik (Ameliorasi)

            Kata yang mengalami ameliorasi memiliki makna yang lebih baik dan lebih sopan dari makna yang sebelumnya. Kata – kata yang mengalami ameliorasi, misalnya:

 

Buta

Kata buta mengalami ameliorasi menjadi tuna netra. 

Contoh

Sebelum: Orang buta itu berjalan dengan menggunakan tongkat.

Membaik: Tuna netra itu berjalan dengan menggunakan tongkat.

 

 

5. Sinsetesia (Pertukaran Makna)

            Kata – kata yang mengalami sinestesia mengalami pertukaran makna dalam konteks alat indera sebagai penerimanya. contohnya kata yang seharusnya diperuntukan untuk telinga mengalami sinestesia menajdi bisa diterima dengan indera perasa. kata – kata yang mengalami sinetesia antara lain:


Enak

Kata enak mengalim sinetesia menjadi bukan hanya bisa diterima oleh indrera perasa tetapi juga indera pendengaran. 

Contoh:

Sebelum: Suara Anisa sangat merdu sekali di telinga.

Sinestesia: Suara Anisa sangat enak sekali di telinga.

 

6. Asosiasi (Persamaan Kata)

            Kata yang mengalami pergeseran makna asosiasi mengalami makna yang luas karena memiliki persamaan sifat dengan makna lainnya. Kata – kata yang mengalami asosiasi anatara lain:

 

Parasit

Kata parasit tidak hanya digunakan untuk tumbuh – tumbuhan, tetapi merujuk pada orang yang merugikan orang lain.

Contoh

Sebelum: Doni adalah orang yang suka merugikan orang lain.

Asosiasi: Doni adalah parasit.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar