Jumat, 09 Oktober 2020

Pemaknaan puisi Zwielicht oleh Joseph von Eichendorff dan mengkaitkan dengan Zamannya (Literaturgeschischte)

 

Pemaknaan puisi Zwielicht oleh Joseph von Eichendorff dan mengkaitkan dengan Zamannya

 

Lika Chusnul Aissyah

Jurusan Sastra Jerman-Universitas Negeri Malang

E-mail: chuslikka@yahoo.co.id

 

 

ABSTRAK: Artikel ini merupakan analisis karya sastra puisi yang berjudul Zwielicht yang diciptakan oleh Joseph von Eichendorff pada tahun 1815. Puisi ini adalah salah satu gerakan sastra seni Romantik yang lahir pada zaman Reneisance dan muncuk kembali pada masa Revolusi Industri. Aliran Romantik merupakan aliran seni dramatis yang mengedepankan emosi, intuisi dan epistemologi yang didasarkan pada alam. Puisi ini membahas tentang pencarian sebelum senja, tetapi di dalam puisi ini dunia tampak menakutkan dan mengancam. Dan puisi ini memberikan ekspresi yang agak tinggi, sehingga seluruh puisi harus dipahami sebagai metafora.

 

Kata Kunci: analisis karya sastra, puisi, Zwielicht, Reneisance, Revolusi Industri, aliran Romantik,epistemologi, alam, metafora.

 

 

            Karya sastra merupakan adalah hasil karya manusia baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai bahasa pengantar dan memiliki estetika dominan. Bahasa dan sastra memiliki hubungan erat. Melalui karya sastra pengarang berusaha menerangkan imajinasi  yang ada melalui kata-kata (Yusnidar, 2012).

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menerangkan imajinasi bebas oleh pengarang untuk menyampaikan suatu makna dan keadaan tertentu dengan bebas berekspresi. Seperti dalam analisis puisi di artikel ini yang memiliki ekspresi yang agak tinggi sehingga untuk memahaminya harus dipahami dengan mencari padanannya. Karena puisi ini merpakan aliran Romantik yang notabe nya mengungkapkan dalam bentuk Irasional, fantasi, dan penuh Khayalan.

Dengan puisi kita dapat mempelajari kehidupan pada masa tertentu dan menganalisis makna yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel ini kita dapat mempelajari sejarah dan kehidupan periodisasi sastra di negara Jerman melalui salah satu karya sastra berupa puisi yang beraliran Romantik.

                Aliran romantik adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra (Ferdinaen Saragih, 2011).

LATAR BELAKANG PERIODE

Aliran Romantik muncul karena zaman  Klasik mengalami kemunduran, sumber-sumbernya kering karena tokoh yang sangat berpengaruh pada saat itu tidak menghasilkan karya sastra sehingga tidak dapat memberi jasa kehidupan bagi kaum Romantis.

Aliran Romantik juga tidak setuju dengan pemikiran Goethe dan Schiller yang hanya harus mengedepankan akal dan jiwa, sehingga tokoh-tokoh di Aliran Romantik ingin bebas berkarya dibidang sastra dan seni yang tak hanya mengedepankan akal dan jiwa tetapi mengedepankan emosi dan intuisi, dan menurut mereka perasaan lah yang memberi garam dalam kehidupan.

Latar belakang Historis

Pada tahun 1789 berlangsungnya revolusi Prancis, banyak penderitaan yang terjadi mulai dari konflik militer misalnya perang koalisi, perang Napoleon, serta perang pembebasan.

Dan juga dalam bidang politik, kaum bangsawan memegang peranan yang sangat penting dalam bidang politik, sehingga segala sesuatunya ditentukan oleh bangsawan sedangkan raja hanya mengesahkan saja. Banyaknya terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosial berbagai jenis pajak yang harus dibayar rakyat antara lain pajak tanah (taille), gandum (gabele), anggur (aide), penangkapan ikan dan lain-lain (Yusnidar, 2012).

Ketika Revolusi Prancis pecah, para cendikawan Jerman sangat bersemangat dan antuias menyambutnya sebagai perbuatan paling mulia dalam abad ini karena revolusi Prancis akan memberi dampak yang modern bagi Negara Jerman tetapi simpati tersebut menjadi pesimis setelah raja Louis ke 14 di eksekusi dan juga pembantaian September atau setelah berdiri pemerintahan Jacobin yang menanamkan kebencian mendalam di Prancis.

Maka dari itu Revolusi Prancis membawa dampak pemikiran di jerman terutama dalam bidang sastra dan humanitas. Sehingga pada tahun 1790 berkembang praktik-praktik seperti terbentuknya aliran Romantik dan teori-teori sastra baru.


Latar belakang Filosofis

Pada periode ini, segala sesuatu sudah tidak ditentukan oleh gereja, melainkan diukur melalui ukuran manusia, semangat bebas mengemukakan pendapat pribadi. Pada periode Reneisance ini manusia dilihat melalui dua pandangan antroposentris, yaitu naturalistis dan individualitis. Secara naturalitis, manusia dilihat menurut kodratnya sendiri. Kodrat manusia adalah sebagai makhluk berakal budi dan berkehendak bebas. Sedangkan pandangan individualistis menyiratkan bahwa manusia adalah satu Individu, yaitu unit yang berdiri sendiri, lengkap dengan dirinya sendiri dan arena itu sempurna.. kedua pandangan antroposentis ini telah membangkitkan rasa percaya diri yang besar di dalam diri orang di awal zaman modern (dudy Syafruddin. 2011).


KESUSASTERAAN
Ciri-ciri Kesusasteraan

Aliran Romantik adalah gerakan seni yang Dramantis sehingga ciri-ciri kesusastraan nya pun penuh selalu mengekspresikan kemurungan yang penuh emosional, irrasional, khayalan, Baper, fantasi, mimpi, intuisi dan tidak berdasarkan kisah nyata.
Karya Sastra

Karya sastra pada zaman Renaissans penuh dengan ketidakpastian hidup karena terlalu bebas.  Jenis – jenis karya sastra nya adalah

1.      Meistersang, salah satu bentuk seni yang berasal dari sejenis paduan suara gereja

2.      Schwank, adalah karya sastra yang berbentuk puisi dan bersifat satir (menyindir) dirinya sendiri. Contoh karya sastra dari Schwank adalah karya dari Hans Sachs Die verkert Tischzucht.

3.      Volksbuch dan Volkslied, adalah cerita cinta dari prancis, legenda suci dari romawi serta sastra tentang binatang. Contoh karya sastra yang terkenal adalah kisah dari Till Eulenspiegel yaitu Till schläft in einem Bienenkrob.

4.      Fastnachtsspiela karya Hans Sachs yaitu Das Kälberbrüten, Der Bauer, Die Bäuerin, usw.

ANALISIS PUISI

            Karya sastra yang dianalisis dalam artikel ini adalah sebuah puisi dari zaman Romantisisme di Renesance karya Joseph von Eichendorff dengan judul Zwielicht. Berikut isi dari puisi tersebut:

 

Dämmrung will die Flügel spreiten,

Schaurig rühren sich die Bäume,

Wolken zieh’n wie schwere Träume -

Was will dieses Grau´n bedeuten?

 

Hast ein Reh du lieb vor andern,

Laß es nicht alleine grasen,

Jäger zieh’n im Wald’ und blasen,

Stimmen hin und wider wandern.

 

Hast du einen Freund hienieden,

Trau ihm nicht zu dieser Stunde,

Freundlich wohl mit Aug’ und Munde,

Sinnt er Krieg im tück’schen Frieden.

 

Was heut müde gehet unter,

Hebt sich morgen neu geboren.

Manches bleibt in Nacht verloren -

Hüte dich, bleib’ wach und munter!

 

Biografi Pengarang

Joseph Freiherr von Eichendorff, yang lahir di Lubowitz Palace pada 10 Maret 1788, dianggap sebagai penyair dan penulis yang paling penting di zaman romantisme Reneisance di Jerman. Ia lahir sebagai anak seorang perwira Prusia dan dibesarkan di sebuah keluarga aristokrat Katolik.

 

Interpretasi Zweilicht

Zwielicht (senja) adalah perumpamaan dari rasa takut dari manusia itu sendiri. Bait pertama merupakan personifikasi dari Senja karena ingin melebarkan sayap merupakan hal yang  menakutkan. baris kedua merupakan kebingungan dari pikiran manusia itu sendiri, semuanya terlihat berantakan dan bait ketiga di dipahami sebagai metafora untuk mimpi buruk dan jurang-jurang pikiran manusia, dan menguraikan fakta bahwa memang gambar alam di "senja" merupakan metafora bagi pikiran manusia. Dan Was will dieses Grau´n bedeuten? Merupakan ke-semu-an tindakan manusia atau ketidakjelasan pemikiranya.

Bait kedua merupakan gambaran dari melindungi cintanya dari ancaman, disini Rusa digambarkan sebagai orang tersayang. Laß es nicht alleine grasen  yang maksudnya harus waspada untuk melindungi rusanya “cintanya” dari "pemburu" pesaingnya dari godaan yang datang untuk cintanya.

Dalam bait ketiga menggambarkan ketidakpercayaan penulis, meskipun kita adalah teman, meskipun kita adalah sahabat, tidak ada yang bisa dipercaya saat senja datang. Karena ia terlihat ramah, tetapi menipu. Karena menipu, abu-abu dan mengerikan adalah karakter dari senja. dan itu merupakan ungkapan eksplisit bahwa pemikiran manusia itu berbahaya.

Bait keempat memberikan kesan bahwa senja akan segera berakhir, dengan optimisme yang telah digambarkan seperti Hebt sich morgen neu geboren. Antitesis dari "hari ini lelah" dan "besok baru lahir", serta "pergi di bawah" dan "berdiri" membuat sempurna antithesis. Meskipun dalam dua baris terakhir mengingatkan bahwa kita harus tetap hati-hati, karena saat senja apapun bisa terjadi.

 

KESIMPULAN

Zwielicht adalah sebuah puisi khas Romantisisme, karena menyatukan motif alam dan daya tarik mengenai kebingungan tentang pemikiran manusia, dan didalam kebingungan tentang pemikiran manusia termasuk dalam zaman Reneisance, karena pada zaman tersebut manusia dapat berfikir sebebas-bebasnya sehingga bingung dengan tujuan hidupnya sendiri. Karena sebelum zaman Reneisance, manusia sangat terikat dengan peraturan-peraturan yang dibuat gereja, manusia pada zaman tersebut masih terbiasa dengan peraturan, sehingga jika sudah dilepaskan atau dapat berfikir sebebas-bebasnya, mereka bingung akan kejelasan hidupnya sendiri. Puisi berjudul Zwielicht dituliskan dengan kata-kata yang berkaitan dengan alam, memiliki kesan mendayu-dayu dan penuh imajinasi sehingga menambah kesan romantis dan misterius. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri Romantisme, yaitu kerinduan akan alam dan misteri alam (Gaarder, 380:2006).

 

DAFTAR PUSTAKA

Gaarder, J. 2006. Dunia Sophie. Sebuah Novel Filsafat. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Mizan.

https://de.wikipedia.org/wiki/Zwielicht_(Eichendorff)

http://sastrauntukhidup.blogspot.co.id/2010/12/kaitan-aliran-romantisme-dengan-karya.html

https://de.wikisource.org/wiki/Zwielicht

http://lyrik.antikoerperchen.de/joseph-von-eichendorff-zwielicht,textbearbeitung,38.html

https://translate.google.co.id/

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar