Minggu, 11 Oktober 2020

Perkembangan Kepribadian

 

 

A.    Pengertian Perkembangan

Perkembangan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.

B.     Pengertian Kepribadian

Kepribadian atau personality, berasal dari kata personare yang berarti topeng. Hal ini lambat laun berubah menjadi istilah tentang gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu. Dalam pengertian popular, kepribadian dibagi 2 kategori, yaitu :

1.      Ketrampilan atau kecakapan sosial, misalnya keras dan kaku sehingga tidak terjalin hubungan dengan lingkungannya.

2.      Ciri tertentu yang dimiliki individu, misalnya pemalu, penakut, pemberani, periang, agresif, penurut, dan lain sebagainya.

Berikut adalah pengertian kepribadian menurut para ahli, antara lain :

1.      G.W Alport berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psichopysis yang dinamis daripada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2.      Withington berpendapat bahwa kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain.

3.      Koentjaraningrat berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.

4.      Theodore R. Newcom berpendapat bahwa kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap individu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga menjadi penentu atau mempengaruhi tingkah laku. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.

C.     Perkembangan Kepribadian Manusia

Perkembangan kepribadian menurut Gardner Murfy terjadi dalam 3 fase, yaitu :

1.      Fase keseluruhan tanpa deferensiasi, pada fase ini individu berbuat berlebih-lebihan tehadap keseluruhan situasi. Hal ini bisa dilihat pada masa bayi.

2.      Fase diferensiasi, pada fase ini fungsi-fungsi khusus mengalami diferensiasi dan muncul dari keseluruhan.

3.      Fase integrasi, pada fase ini fungsi yang sudah mengalami diferensiasi diintegrasikan dalam unitas yang berkoordinasi dan terorganisasi.

Ketiga fase tersebut tidak dapat dibatasi dengan tajam, karena punya overlapping satu sama lain, juga dapat maju (progresif) dan juga dapat mundur (refresi).

Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh pembawaan atau bakat dalam lingkungan. Proses belajar meruoakan bentuk perkembangan, karena terjadi interaksi antara organisasi atau individu dengan lingkungan. Hasil interaksi akan terbentuk koneksi antara kebutuhan dan respon dengan tingkah laku yang mengubah tingkah laku tertentu. Koneksi terjadi melalui 2 proses, yaitu :

1.      Kanalisasi adalah suatu proses yang memberi jalan tersalurnya motif atau konsentrasi energi tingkah laku, misalnya seseorang telah belajar mengerjakan sesuatu yang langsung memberi kepuasan. Kekuatan kanalisasi dapat diperhitungkan dan tergantung pada kekuatan kebutuhan, intensitas kepuasan, taraf atau fase perkembangan tertentu dan frekuensi kepuasan.

2.      Persyaratan, memberi kesiapan pada individu tentang kepuasan yang akan dialami. Bisa sikatakan sebagai jalan untuk mendapatkan kepuasan. Fungsi persyaratan berfungsi menimbulkan tegangan tingkah laku dalam keadaan laten.

Kanalisasi dan persyaratan memberi penjelasan tentang pola tingkah laku yang dipelajari.

            Pengaruh sosio cultural terhadap perkembangan kepribadian terjadi melalui 4 cara, yaitu :

1.      Masyarakat mempunyai suatu rangkaian tanda (kode) yang jadi persyaratan anak-anak yang hidup di dalamnya.

2.      Melalui berbagai lembaga (terutama keluarga) menunjukkan bentuk kanalisasi, mana yang diperbplehkan dan mana yang tidak diperbolehkan.

3.      Hadiah dan hukuman dapat mengubah dorongan-dorongan impulsive jadi dorongan yang dapat diterima masyarakat. Dorongan yang ditekan tidak dapat hilang, jadi untuk sementara hilang tapi pada suatu saat dapat muncul kembali.

4.      Masyarakat dapat mempengaruhi proses-proses perceptual dan kognitif anggota-anggotanya dengan sedemikian lupa.

Dengan demikian, suatu perkembangan kepribadian adalah perubahan jiwa, dalam hal ini perilaku seseorang secara terus menerus mengalami perkembangan atau menjadikan lebih sempurna didalam kehidupan individu sesuai dengan berjalannya masa.

Tahapan perkembangan kepribadian, menurut Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata 2005, yaitu :

1.      Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.

2.      Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya kecenderungan autonomyshame, doubt. Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak sudah  bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain  dia ga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

3.      Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.

4.      Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.

5.      Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas  diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.

6.      Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacyisolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini  ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.

7.      Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativitystagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.

8.      Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integritydespair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.

 

D.    Struktur Kepribadian

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego, dam superego.

a.       Id adalah sistem kepribadian yang asli (the true psychic reality), berisi impuls (agresif dan libinal) merupakan aspek biologi kepribadian (diwariskan) dan berkaitan dengan aspek jasmaniah. Id merupakan dunia batin (subyektivitas) manusia yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar. Id berfungsi menghindari ketidaksenangan karena sistem kerjanya kesenangan “pleasure principle”. Id menghilangkan ketidaksenangan melalui reflex (misal bersin, batuk, dan berkedip) dan proses primer (misal saat lapar membayangkan makanan). Untuk menghubungkan dua cara tersebut dengan dunia nyata (realitas) maka perlu ego.

b.      Ego adalah kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Ego merupakan aspek psikologis kepribadian yang timbul karena kebutuhan organisasi untuk berhubungan dengan dunia nyata (realitas). Ego berpegang pada prinsip kenyataan dan beroperasi menurut proses sekunder, yaitu berfikir realistis.

c.       Super ego adalah bagian moral dan kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari dari sensor baik-buruk,  salah-benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. Super ego merupakan aspek sosiologis dan moral kepribadian, karena karena lebih mengejar kesempurnaan, bukan kenikmatan atau kesenangan. Bisa dikatakan juga sebagai cermin sesuatu yang ideal bukan riil (nyata). Super ego berfungsi memberikan pemahaman benar vs salah, pantas vs ridak pantas, sehingga sesuai dengan moral masyarakat. Super ego memberi dorongan pada ego agar mengganti tujuan realistis dengan tujuan moralis dan mengajarkan hal-hal yang ideal. Super ego berisi dua hal yaitu concientia (menghukum orang dengan rasa berdosa) dan ich ideal (memberi hadiah dengan rasa bangga terhadap diri).

 

Gerald Corey menyatakan dalam  perspektif aliran Freud Ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika  kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego, dan superego, tetapi energi tersebut ternatas, maka satu  diantara tiga sistem itu memegang control atas energy yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya. Jadi kepribadian manusia sangat ditentukan oleh energy psikis yang menggerakkan (libido).

 

 

E.     Tipologi Kepribadian

Apa yang dimaksud dengan tipologi kepribadian?

Tipologi adalah  usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai kemungkinan kombinasi kepribadian. Meskipun demikian, kita tetap berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik, tipologi kepribadian digunakan untuk membantu memahami kepribadian diri sendiri maupun orang lain.

Banyak teori dan ahli yang membahas tentang tipologi manusia, dibawah dipaparkan dua pendapat ahli, yaitu :

1.      Tipologi C. G Jung menggolongkan kepribadian manusia kedalam tiga golongan yaitu :

a.       Introvert, yaitu tipe kepribadian dimana minatnya lebih mengarah ke dalam pikiran dan pengalaman sendiri. Jadi tindakannya lebih dipengaruhi oleh dunia dari dalam dirinya sendiri. Orang dengan tipe kepribadian ini mempunyai sifat tertutup, banyak fantasi, tidak tahan kritik, mudah tersinggung, sukar bergaul, sukar dimengerti orang lain dan suka membesar-besarkan kesalahannya.

b.      Extrovert, yaitu tipe kepribadian dimana tindakannya lebih banyak dipengaruhi dunia luar. Orang dengan kepribadian ini, bersifat terbuka, lincah dalam pergaulan, periang, ramah, ekspresi emosinya spontan, kebal terhadap kritik, tidak begitu merasakan kegagalan serta tidak banyak mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.

c.       Ambivert, tipe kepribadian dimana orang tersebut memiliki kedua tipe dasar dan sulit untuk memasukkan ke dalam salah satu tipe.

2.      Hipocrates – Galenus teri ini yang paling popular dimana merupakan pengembangan dan teori Empedokretus. Teori ini membagi kepribadian manusia berdasarkan empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia, yaitu : sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning), sifat basah terdapat dalam metanchole (empedu hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), sifat panas terdapat dalam sanguis (darah). Berikut penjelasannya :

a.       Tipe Kepribadian Koleris

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang koleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.

b.      Tipe Kepribadian Melankolis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang melankolis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.

c.       Tipe Kepribadian Plegmatis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang plegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai, dan sabar.

d.      Tipe Kepribadian Sanguinis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguinis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.

 

Dari keempat tipe kepribadian diatas, terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing tipe kepribadian tersebut sebagaimana pada gambar berikut :

 


 

F.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh liam faktor yaitu :

1.      Biologis (Heredity)

Aspek biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai kondisi biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif  (terpaksa dilakukan), dan kemudian dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap dan minat.

2.      Lingkungan Alam (Natural Environment)

Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.

3.      Social (Social Heritage) atau Kebudayaan

Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.

4.      Pengalaman Kelompok Manusia

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak sadra telah mempengaruhi anggota-anggotanya.

5.      Pengalaman Unik (Unique Experience)

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.

 

 

 

http://belajarpsikologi.com/tahapan-perkembangan-kepribadian/

http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/perkembangan-kepribadian-dan-perilaku-manusia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar