Minggu, 11 Oktober 2020

resesi novel - Meine Freie Deutsche Jugend (Claudia Rusch)

 

Meine Freie Deutsche Jugend

(Claudia Rusch)

 

          Claudia dibesarkan di laut Baltik. Seperti ibu, kakek dan nenek moyangnya. Ia adalah keturunan seorang kapiten. Orangtua Claudia bercerai dan ia pindah ke Berlin bersama ibunya. Claudia sering berkhayal bahwa ia bisa pergi ke Swedia. Tapi rasanya tidak mungkin. Menurut Claudia Swedia adalah negeri dongeng. Suatu hari ia berhasil pergi ke Swedia karena neneknya memiliki koneksi dengan petugas kapal. Kemudian saat Claudia ingin ke Swedia untuk ketiga kalinya ID dan passpornya sudah tidak berlaku, Claudia tidak punya waktu untuk mengurusnya. Claudia diborgol karena berupaya masuk secara ilegal. Kemudian Claudia difoto dan memberikan tanda pengenalnya. Akan tetapi dia tetap tidak diijinkan ke Swedia.

          Setelah orangtuanya bercerai ia pindah ke Berlin dirumah teman dekat ibunya. Di rumah tersebut dikelilingi dan dijaga oleh Stasi, yaitu seseorang berseragam seperti tentara. Di rumah tersebut mereka menganggap pasukan Stasi itu seperti kecoak. Tetapi Claudia tidak tahu apa kecoak itu sebenarnya. Para Stasi menjaga keluarganya tetapi mereka sama sekali tidak berbicara.

          Saat itu Claudia ingin menjemput neneknya sendirian pada malam hari. Ibunya heran karena Claudia takut gelap tetapi kenapa ia berani pergi sendiri dimalam hari. Bus yang dinaiki neneknya berhenti di pinggir hutan dimana Claudia tinggal. Sebuah rumah jerami di pinggir danau kecil dan dikelilingi banyak hutan pinus. Claudia merasa hidup dalam negeri dongeng. Kemanapun ia pergi selalu diikuti Stasi yang menjaganya.

          Pada tahun 1978 Claudia baru saja masuk sekolah. Suatu saat ia pergi bersama ibunya ke pasar Natal di Berlin. Ia membeli manisan apel merah. Saat perjalanan pulang, ternyata di stasiun dilarang makan. Tetapi kereta tidak kunjung datang. Claudia bosan dan memakan apel itu. Ada seorang lelaki tua duduk dipangkuannya dengan berseragam polisi. Tetapi ibunya tidak menyukainya. Claudia bercanda dan bercerita dengan lelaki itu. Ibunya kecewa karna claudia menceritakan lelucon yang sebenarnya tidak boleh di ceritakan. Sampai akhirnya claudia sadar bahwa dia sudah bercerita terlalu banyak dan itu dapat mengancam keselamatan ibunya, mungkin saja ibunya bisa dipenjara atau di deportasi. Claudia meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi.

          Claudia memiliki pangeran masa lalu bernama Claudio. Ia sangat senang karena nama mereka hampir sama. Pada tahun 1975 saat itu orangtua Claudia sudah bercerai, ibunya mengirimnya ke tempat neneknya di Stralsund. Tiba-tiba Claudio datang ke rumahnya. Bahkan Robert meminta ibu Claudia untuk menikahi Claudio. Namun ia menolak, seolah ada hal yang terjadi antara Ibu Claudia dan Claudio

          Claudia telah berusia 10 dan menginjak kelas 4. Saat itu ada aksi “Pedang untuk pengadil”. Dia pergi ke sekolah dengan Franziska, putri dari Robert dan Katja. Karena ada aksi itu mereka harus mengenakan simbol gencatan senjata di lengan bajunya. Ibunya menceritakan tentang kisah perang Unisoviet dalam suatu Bibel yang diakhiri dengan pemberian patung sebagai simbol perdamaian oleh PBB pada tahun 1957.

            Jugendweihe adalah acara final dan terpanas yang ditunggu dari masa kanak-kanak GDR. Orang-orang Jerman tahu, bagaimana merayakan Festival ini, para pemuda memakai Kostum Hari Jumat, mendapatkan hadiah mahal dan mendapat ijin dari ayah dan ibu untuk pertama kalinya meminum bir. Claudia menjadi Jugendweihe pada awal April 1986.  Claudia bertemu dengan ayah kandungnya. Tetapi Claudia malu dengan dandanannya karena ia tahu ia berdiri untuk Negara, masyarakat dan pada kenyataannya semua berbeda. Selama upacara Claudia duduk di antara dua ayahnya. Claudia naik panggung bersumpah dengan menyilangkan jari pada negara dan menjadi dewasa.

            Selesai Jugendweihe, Claudia ingin pergi ke Praha. Orang dapat membeli apapun di Supermarket sedangkan di Jerman Timur tidak. Di Praha juga merupakan tempat tinggal teman lama ibu Claudia, Milena dan Josef. Mereka banyak cerita tentang DDR, ia bercerita bahwa tinggal di Cheko lebih mudah daripada di Jerman Timur / DDR

          Kebahagiaan bermula pada saat kelulusan sekolah dan akhir masa Jerman timur. Persatuan jerman adalah kesempatan besar untukku melakukan segala ujian kelulusan. Dunia terbuka dengan segala kemungkinan yang ada pada saat itu, saat dimana Claudia bisa berkembang dengan baik. Ia bisa mulai memilih hidup tanpa harus memutar jalan kembali. Claudia bergabung  pada Deutsch-Sowjetische Freundschaft, dan sebelum fase senior dimulai. Dia merasa selalu terbantu dengan orang – orang tanpa ia sadari sejak akhir sekolah dan akhir masa Jerman Timur.

            Pemerintah Jerman Timur dan presiden Prancis yakni Francois Mitterrand pada bulan Desember 1989 mengusulkan bergabung, tetapi hanya dengan DDR. Tentu saja, aku ingin belajar bahasa Perancis, tapi pengajaran bahasa asing di DDR mempunyai aturan sendiri. Belajar bahasa Rusia adalah kewajiban dan menghilangkan bahasa Slovakia yang tidak terlalu bagus. Dua teman terbaikku lebih beruntung. Di sekolahnya, ada seorang guru Perancis.

          Cerita tentang perjalanan Claudia ke Berlin Barat. Saat itu ibunya menjalani operasi besar. Dan ayahnya sedaang ada konser jazz. Ketika claudia akan melewati stasiun terakhir Berlin Timur, dia mendengar dari pembicara RIAS (Radio di Sektor Amerika) bahwa tembok Berlin dibuka dan diumumkan oleh ketua partai Berlin Timur Günter Schabowski.

          Disini menceritakan saat perjalanan claudia bersama Nathalie, teman Perancisnya, ke Perancis. Saat di perbatasan, dia hanya diijinkan untuk masuk ke Perancis selama 19 hari. Di pertengahan Juni 1990 Claudia diminta Kepala Sekolah untuk berpidato pada upacara kelulusan nanti. Claudia menolak karena situasi saat ini sangat genting yaitu bermunculannya organisasi remaja komunis yang mengacu kepada Presiden. Hingga muncullah ide untuk membuat petisi demonstrasi 4 November di Berlin dan Caludia akan ikut terlibat dalam demonstrasi ini. Krisis dalam negeri membuat semua orang ketakutan, namun dilain sisi terdapat orang-orang yang lantang menyuarakan kebebasan, hingga jatuhlah Tembok Berlin.

          Beberapa bulan sebelum Demonstrasi, François Mitterrand membangkitkan semangat lama Pelajar Leipzig. Secara tiba-tiba dia mengundang 1000 pemuda dari DDR pergi ke perancis. Ia merasa pertemuan pertama kami dengan Mediterania sukses besar.

Tahun 1962, ibu Claudia kehilangan ayahnya. Pada Januari 1967 di lembah pusat penahanan Stasi, saat itu ia berusia 42 tahun. Tak ada seorangpun yang pernah berbicara dengannya. Ibu Claudia sangat membenci sistem pemerintahan pada saat itu. Bagaimana pemerintah merampas kebebasan masyarakat dengan kekuatannya. Mereka berkonspirasi dengan kata-katanya yang manis. Sejak saat itu muncul berbagai golongan,  masih banyak orang yang hidup dalam ketakutan. Apa yang tersisa setelah perang? Setelah itu? Apa yang terjadi pada anak dan suaminya? Berapa banyak orang lagi yang bisa memahami satu sama lain? Seberapa kuat untuk menahan emosi? Apa yang bisa dipercaya dari kebenaran ini.

          Claudia ingin pergi ke Prancis, tanah kelahiran Revolusi. Ia berencana menyelesaikan sekolah, menikah dengan orang asing dan meninggalkan keluarganya. Ia berpikir bagaimana cara melarikan diri. 6 thn berlalu Claudia merasa seperti remaja kembali dimana tidak diizinkan melakukan apa-apa, bahkan untuk memiliki rasa, oleh karena itu ia ingin meninggalkan osten. Karena didalam tubuhku tersimpan dendam untuk DDR dan tidak akan pernah memaafkannya karena DDR menghancurkan keluarga. Dia membawa rasa sakit yang tidak akan pernah disembuhkan.

          Novel ini menceritakan kehidupan DDR. Walaupun Claudia tidak ikut seta saat kemenangan terbesar dari DDR dan juga saat keruntuhhannya. Bagi Claudia DDR adalah kapal yang diterangi matahari dalam seluruh rute perjalanannya. Claudia meninggalkan DDR di musim semi tahun 1985, dan berpindah-pindah dengan menyewa rumah dan tinggal di Republik Federal Jerman Barat. Jerman timur menjadi semakin misterius, ia hampir kehilangan pandangan ketika ia kembali pada tahun 1994 di bekas bagian timur Berlin, ia hampir tidak melihat apa-apa disana. Dan sekarang ia merasa, bahwa ia membutuhkan bimbingan setelah 8 tahun menghilang.

Cerita dari Claudia penuh dengan kehangatan, solidaritas, dia berbicara jelas dan tanpa siksaan psikologis di negara yang rakyatnya hidup dalam arah yang tidak baik : mereka menjadi miniatur sejarah yang tampak pada suatu tingkat, atau mereka sejumlah contok dari kehidupan yang mana orang belajar menjadi sosok indivual dan dengan fakta inipara pemerintah dan aparatnya menyapu bersih setiap mata-mata. Cerita ini berbicara tentang keberanian dan putus asa. Kisah ini penuh dengan Subjektivitas dan dalam desakan, khususnya cerita pribadi seseorang yang penuh dengan sejarah. Ada didalamnya karakter fiksi, maksudku hampir kehidupan warga jerman timur itu terlalu kaya. Seluruh generasi kapiten adalah orang-orang yang tegas dalam hal penulisan karena mereka melihat kembali pada nenek moyang mereka.

Novel ini menggambarkan tentang kehidupan pasca perang, yaitu zaman Nachkriegsliteratur. Dimana pada cerita ini menceritakan bagaimana dampak setelah perang. Yang kita ketahui dampak setelah perang yaitu Jerman terbagi menjadi Jerman barat dan Timur. Perbedaan terlihat jelas bahwa kebebasan di Jerman Timur tidak sebebas di Jerman barat. Disini tokoh Claudia lahir pada tahun 1971. ia menceritakan bagaimana kehidupan semasa kecilnya. Ia dan keluarganya terus berpindah atau menjadi emigran. Kekuasaan dan pengaruh Uni Soviet mulai muncul menggantikan kekuasaan negara Barat juga diceritakan pada novel ini. Novel ini berhubungan dengan selesainya Perang Dunia Kedua pada tahun 1945, jatuhnya diktator Nazi, dan hancurnya seluruh Jerman, pertama-tama dianggap oleh angkatan pengarang muda sebagai permulaan baru untuk sastera Jerman. Tapi dengan kembalinya pengarang yang beremigrasi di zaman Nazi ke Jerman ternyata pula bahwa tradisi-tradisi lama dibawa, diteruskan dan diwariskan mereka itu kepada pengarang-pengarang muda. Yang benar-benar merupakan kenyataan yang baru adalah berdirinya dua negara Jerman sejak tahun 1949. Doktrin yang dominan di Jerman-Timur yang komunis itu adalah realisme sosialistis yang tidak memberi kebebasan kepada seniman. Ternyata juga bahwa banyak pengarang Jerman-Timur tidak betah hidup di negara komunis itu dan pindah ke Jerman-Barat ataupun diungsikan karena mengeritik keadaan dalam negara komunis itu.

Lidya Indriani Putri (140241602704)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar